Pendalaman Alkitab Yosua 5-6 - Tak Bersunat dilarang Masuk
Tak Bersunat Dilarang Masuk
Yos 5&6
Garis besar pada pasal 5 adalah sebagai berikut :
• Musuh kehilangan semangat (ay 1)
• Kovenan sunat diperbaharui (ay. 2-9).
• Hari raya Paskah dirayakan (ay. 10).
• Perkemahan mereka mendapat gandum dari hasil negeri Kanaan, dan manna tidak lagi turun (ay. 11-12).
• Panglima balatentara Tuhan menampakkan diri di hadapan Yosua untuk mengobarkan semangat dan mengarahkannya (ay. 13-15).
Apa yang menyebabkan musuh ketakutan?
• Bangsa Israel merupakan bangsa yang tangguh.
• Tuhan beserta bangsa Israel dan membuat banyak mukjizat sehingga mereka bisa lepas dari Mesir dan tiba di Kanaan.
Kengerian terhadap Aku akan Kukirimkan mendahului engkau: Aku akan mengacaukan semua orang yang kaudatangi, dan Aku akan membuat semua musuhmu lari membelakangi engkau.(Kel 23:27)
Mengapa perlu disunat?
• Sebab, semua orang yang keluar dari Mesir itu telah bersunat, tetapi semua orang yang lahir di padang gurun dalam perjalanan sejak keluar dari Mesir, belum disunat. (Yos 5:5)
• Sunat merupakan tanda perjanjian Allah dengan bangsa Israel, seperti yang dahulu pernah dialami Abraham(kej 17:9-14)
dan sudah digenapiNya. Inilah perjanjian-Ku, yang harus kamu pegang, perjanjian antara Aku dan kamu serta keturunanmu, yaitu setiap laki-laki di antara kamu harus disunat; haruslah dikerat kulit khatanmu dan itulah akanmenjadi tanda perjanjian antara Aku dan kamu. (ay 10-11) Dan orang yang tidak disunat, yakni laki-laki yang tidak dikerat kulit khatannya, maka orang itu harus dilenyapkan dari antara orang-orang sebangsanya: ia telah mengingkari perjanjian-Ku.” (ay 14)
Sunat merupakan tanda perjanjian antara Tuhan dan umat pilihanNya. Dalam Kej pasal 15, 17, kita dapat melihat adanya perjanjian antara Allah dengan Abraham dan tandanya adalah sunat. Abraham dijanjikan akan masuk ke tanah perjanjian dan kali ini perjanjian itu ditegaskan kembali. Bangsa Israel sudah masuk ke dalam tanah perjanjian, untuk itu Tuhan menyuruh mereka untuk disunat sebagai penegasan kembali tentang janji Tuhan kepada umatNya. Sunat merupakan tanfa secara fisik bahwa mereka ini adalah milik Allah, yaitu umat yang dipilih, dikuduskan, dipisahkan dari bangsa lain untuk Allah. Hal ini seharsnya mengingatkan kepada bangsa Israel tentang siapa merkea, status mereka dan hubungan mereka dengan Tuhan.oleh karena itu, sebagai bangsa pilihan Tuhan seharusnya mereka pun berperilaku seperti apa yang Tuhan kehendaki. Mereka ini harus selalu diingatkan kembali tentang diri mereka, karena jika tidak, mereka akan menjalani cara hidup seperti orang tidak mengenal Tuhan apalagi orang-orang di tanah Kanaan akan mempengaruhi kehidupan mereka.
Pada perkembangannya, mereka lebih mementingkan sunat secara fisik dan melupakan makna yang terkandung di dalamnya. Sebenarnya pergeseran makna ini juga terjadi dalam jaman sekarang. Makna perjamuan kudus, makna beribadah, makna baptisan dan lain sebagainya, hanya dijalankan sebagai ritual saja. tentu saja hal ini sangat berbahaya, maka dari itu sebenarnya para nabi jaman dulu pun sudah mengingatkan. Misalnya Yeremia dalam Yerimia pasal 4, dimana yang lebih dipentingkan adalah sunat hati. Tuhan mengatakan: “Sunatlah hatimu bagi Tuhan” karena orang Israel tubuhnya disunat tapi hatinya tidak. Memang mereka disunat tapi hatinya tidak mengarah kepada Tuhan. Oleh karena itu sunat fisik mereka menjadi tidak ada harganya di mata Tuhan..
Sunat juga bertujuan untuk menguji iman dan ketaatan mereka. Ketika disunat, maka sanagt berbahaya bagi orang Israel karena jika musuh sampai tahu, akan mudah bagi musuh mereka mengalahkan bangsa Israel. Di Kej 34 kita bisa melihat, ketika anak Yakub yang bernama Dina diperkosa, saudara-saudaranya ingin balas dendam, lalu mereka berkata kepada yang memperkosa dan mau menikahi adiknya: “Kamu boleh menikahi adik kami tapi syaratnya semua pendudukmu harus disunat tanpa terkecuali”. Demi cinta mereka mau disunat. Lalu hari ketiga sedang dalam kesakitan, anak-anak Yakub menghabisi mereka semua. Maka sunat itu menguji iman dan ketaatan mereka.
Mengapa sunat itu harus dikerjakan tepat sehari setelah mereka menyeberangi sungai Yordan? Allah dengan ini hendak mengajari mereka, agar di dalam segala upaya kita harus mengawalinya bersama Allah, untuk mendapatkan perkenanan-Nya terlebih dahulu, dengan jalan mempersembahkan diri kita sendiri sebagai suatu persembahan yang hidup
Pada ayat 9, Tuhan mengatakan: "Hari ini telah Kuhapuskan cela Mesir itu dari padamu." Cela Mesir itu adalah waktu orang Israel membuat lembu emas, sehingga Tuhan hendak melenyapkan bangsa Israel. Cela berikutnya adalah karena ketidakpercayaan mereka untuk dapat masuk ke tanah perjanjian ketika Musa mengirimlan 12 pengintai. Lalu bangsa Israel lebih mendengarkan yang 10 orang mengatakan “kita tidak bisa menguasai tanah itu” lalu mereka memberontak, maka peristiwa yang sama terjadi, Tuhan mau melenyapkan mereka.
Setelah di sunat maka pada ayat 10-12, mereka mengadakan paskah dan mulai dapat memakan dari hasil tanah karena manna sudah berhenti. Tujuannya adalah agar mereka mengingat kembali kebaikan Tuhan, dimana:
- Tuhan membebaskan mereka dari penjajahan di Mesir
- Tuhan memelihara & menyertai mereka selama dalam perjalanan
Pada ayat 13-15, terjadi hal yang menarik karena Yosua bertemu dengan panglima balatentara Allah. Yosua tentu saja terkejut dan menanyakan apakah lawan atau kawan kepada panglima balatentara Allah tersebut. dan panglima balatentara Allah tersebut tidak menjawab Yosua. Justru sebaliknya, panglima balatentara Allah itu yang hendak memastikan apakah Yosua dan bangsa Israel bersedia merendahkan diri untuk ikut dalam rencana panglima balatentara Allah dalam menghancurkan Yerikho. Maka untuk mengetahuinya, Yosua diminta untuk melepaskan kasutnya karena tempat yang dia berada adalah kudus. Nah sebenarnya juga dalam kehidupan kita pun terjadi.Ketika menghadap Tuhan, maka apa yang hendak kita lakukan? Apakah kita memohon agar Tuhan memberkati jalan yang kita pilih atau kita berusaha masuk ke dalam jalan dan kehendak Tuhan dalam hidup kita? pertanyaannya bukan apakah Allah ada di pihak kita atau tidak, tapi apakah kita berada di pihak Allah atau bukan.
Respon Yosua sangat baik, dia langsung merendahkan hati dengan menanggalkan kasutnya lalu langsung menyembah Dia. Kemudian dia menguduskan dirinya. respon ini juga yang seharusnya kita lakukan ketika kita berelasi dengan Tuhan.
Dalam pasal 5, ada beberapa hal yang bisa kita renungkan.
• Merenungkan “sunat” kita kepada Tuhan. apakah kita sudah benar-benar/sungguh-sungguh menjaga kepercayaan kita kepada Tuhan? apakah kita benar-benar mempersembahkan diri kita sepenuhnya kepada Tuhan? atau jangan-jangan itu hanya sebagai ritual saja sebagai orang Kristen, sama seperti telah melakukan baptis dewasa/sidi namun kehidupan setelah itu, malah tidak berusaha untuk lebih sungguh-sungguh kenal Tuhan dan rencanaNya dalam hidup kita. maka dari itu sunat hati sangat diperlukan dalam menjalankan hidup bersama dengan Tuhan. apa bagian dari kita yang perlu disunat?
• Merenungkan kembali penyertaan Tuhan dalam hidup kitasehingga kita dapat senantiasa bersyukur.
• Merenungkan kembali, apakah kita dalam menjalani kehidupan, sudah merendahkan hati di hadapan Tuhan dan senatiasa berusaha menguduskan diri kita di hadapan Tuhan.
Garis besar pasal 6 :
• Petunjuk TUHAN dalam merebut Yerikho (ay. 1-5).
• Ujian bagi ketaatan dan kesabaran bangsa Israel untuk berjalan mengelilingi kota selama enam hari (ay. 6-14).
• Penyerahan kota itu secara ajaib ke dalam tangan bangsa Israel pada hari ketujuh. Bangsa Israel diberi perintah untuk menggunakan isi kota itu sebagai persembahan kudus bagi TUHAN (ay. 15-21, 24).
• Penyelamatan Rahab dan sanak keluarganya (ay. 22-23, 25).
• Kutukan bagi yang membangun kembali Yerikho (ay. 26-27)
Apa Rahasia Kemenangan Israel atas Yerikho?
1. Iman. Di dalam iman mereka sungguh-sungguh bersandar pada Tuhan yang memberikan kemenangan.
2. Taat. Mereka mempersiapkan segala hal yang diperintahkan Tuhan dan mengikuti setiap petunjuk dan arahan Tuhan. Mereka diminta untuk mengelilingi tembok sebanyak 6 kali selama 6 hari. Tidak mudah melakukan sesuatu yang di luar nalar manusia, namun butuh penguasaan diri untuk tetap diam dan taat kepada Tuhan.
3. Tekun. Mereka berjalan mengelilingi tembok Yerikho, mereka tidak boleh bersungut-sungut atau berbicara satu dengan yang lain. Tugas mereka adalah fokus dalam sikap ibadah kepada Tuhan. Sangkakala itu ditiup oleh para imam. Mereka memakai tanduk domba yang berbentuk spiral sehingga bunyinya bisa memuncak dan fokus. Mereka mulai berjalan pada jam 3 pagi dan mereka melakukan itu hari demi hari. Di sana mereka harus tekun. Pada hari yang ke-7 mereka harus berjalan sejauh 28 km. Di sini mereka diajar untuk tidak mengasihi diri melebihi pemeliharaan Tuhan. Iman memengaruhi ketaatan dan ketekunan. Di sana mereka juga belajar untuk mengalahkan diri sendiri. Apa yang perlu dikalahkan dalam diri kita supaya tekun? Kita pasti punya keinginan diri dan program diri. Itulah yang harus dikalahkan, yaitu keinginan yang tidak suci, ego, dan sungut-sungut. Mereka tidak boleh kalah oleh diri mereka sendiri. Kita akan kalah ketika kita ragu apakah Tuhan di pihak kita atau tidak. Kita mudah tersesat karena godaan dunia.
Penyelamatan Rahab
Rahab dibiarkan tinggal beberapa waktu di luar perkemahan agar dimurnikan dari kebiasaan menyembah berhala orang bukan Yahudi. Ia harus meninggalkan kebiasaan ini dan mempersiapkan diri untuk menjadi penganut agama Yahudi. Pada waktunya, ia pun bergabung dengan jemaat Israel, maka ia dan keturunannya tinggal di Israel. Jauh sesudahnya, keluarganya sangat dikenal dengan baik. Kita mendapati bahwa ia diperistri Salmon, raja Yehuda, menjadi ibu bagi Boas, dan disebut sebagai salah satu leluhur Juruselamat kita (Mat. 1:5).
Yerikho dikutuk
Allah mau agar kota itu tetap berupa reruntuhan sebagai semacam tugu peringatan akan murka-Nya terhadap orang Kanaan ketika takaran kejahatan mereka Pada zamannya itu Hiel, orang Betel, membangun kembali Yerikho. Dengan membayarkan nyawa Abiram, anaknya yang sulung, ia meletakkan dasar kota itu, dan dengan membayarkan nyawa Segub, anaknya yang bungsu, ia memasang pintu gerbangnya, sesuai dengan firman TUHAN yang diucapkan-Nya dengan perantaraan Yosua bin Nun. (1 Raj 16:34)
Pdt. Anthonius Widjaja