Search

Pendalaman Alkitab Yosua 23-24 - Farewell Message - Pesan Perpisahan

Yosua 23-24

Apa kata-kata perpisahanmu jika Anda menyadari Anda akan segera meninggal dunia? Saya percaya Anda pasti akan menyampaikan hal-hal yang sangat penting, bukan? Nah, Yosua 23-24 merupakan pesan perpisahan dari Yosua untuk Israel. Sebelumnya, TUHAN yang mengatakan bahwa Yosua sudah tua - "Engkau telah tua dan lanjut umur” (13:6), tetapi kini Yosua sendiri yang berkata, “Aku telah tua dan sangat lanjut umur” (23:2).  Yosua meninggal dunia di usia 110 tahun (24:29). Diperkirakan Yosua memasuki Tanah Perjanjian di sekitar usia 68-78 tahun.

Yosua menyadari bahwa waktunya sudah tidak banyak lagi. Dia mengatakan, “sebentar lagi aku akan menempuh jalan segala yang fana” (23:14) atau dalam bahasa saya, “Saya akan segera mati / waktuku tidak lama lagi.” Berhubung ini merupakan pesan terakhir Yosua, pasti pesan-pesannya sangat penting untuk kita perhatikan, bukan?

 

1. He fights for you

“Dialah yang telah berperang bagi kamu” (23:3, 10). Ini bukan hal baru. Musa pernah menyampaikan hal ini dalam khotbahnya - “TUHAN, Allahmu, yang berjalan di depanmu, Dialah yang akan berperang untukmu sama seperti yang dilakukan-Nya bagimu di Mesir, di depan matamu” (Ul. 1:30). Yosua menambahkan, “Dan TUHAN, Allahmu, Dialah yang akan mengusir dan menghalau mereka dari depanmu, sehingga kamu menduduki negeri mereka, seperti yang dijanjikan kepadamu oleh TUHAN, Allahmu.” (23:5).

Dalam salah satu khotbah saya, saya pernah menyampaikan “Don’t fight the fight. Let God fight the fight.” Setelah kita berserah kepada TUHAN, Dia akan berperang untuk kita. Prinsip TUHAN adalah “I will fight for you if you are on My side.” Seperti ketika Yosua bertanya kepada Panglima Balatentara, “Apakah Engkau ada di sisi kami?” Jawaban Sang Panglima adalah, “Bukan!” Intinya, adalah apakah Yosua ada di sisi-Nya.

TUHAN yang berperang untuk Israel, tetapi mereka yang harus maju memasuki tanah perjanjian. TUHAN akan berperang untuk kita, tetapi kita harus maju ke medan perang kehidupan kita. Prinsipnya adalah

Without God we can’t do it. Without us, God won’t do it.

Dalam kehidupan ini, terkadang kita mengira kitalah yang berjuang, padahal TUHANlah yang berjuang untuk kita. Atau kita mengira kitalah yang membangun kehidupan kita, padahal TUHANlah yang sebenarnya membangun kehidupan kita. Firman TUHAN mengatakan bahwa kita adalah “rumah Allah” (Ibr. 3:6) dan TUHAN adalah Sang Arsitek dan Pembangun Agung. Abraham menyadari hal ini (Ibr. 11:10). God is our Greatest Architect and Builder.

 

2. He Cares For You

“Demikianlah Kuberikan kepadamu negeri yang kamu peroleh tanpa bersusah-susah dan kota-kota yang tidak kamu dirikan, tetapi kamulah yang diam di dalamnya; juga kebun-kebun anggur dan kebun-kebun zaitun yang tidak kamu tanami, kamulah yang makan hasilnya.” (24:13)

TUHAN memperhatikan kita seperti seorang Bapa atau Ibu yang merawat dan memelihara anaknya. Musa mengatakan, “TUHAN, Allahmu, mendukung engkau, seperti seseorang mendukung anaknya” (Ul. 1:31). Sebenarnya, jika kita mau diam dan merenungkannya, kita akan menemukan dalam hidup ini, ada sangat banyak pemberian TUHAN yang tidak mungkin sanggup kita perjuangkan dengan kemampuan kita.

 

3. Focus on God

“Kuatkanlah benar-benar hatimu dalam memelihara dan melakukan segala yang tertulis dalam kitab hukum Musa, supaya kamu jangan menyimpang ke kanan atau ke kiri” (23:6) “Tetapi kamu harus berpaut pada TUHAN, Allahmu, seperti yang kamu lakukan sampai sekarang” (23:8) “Maka demi nyawamu, bertekunlah mengasihi TUHAN, Allahmu.” (23:11)

Ketika kita mengikuti TUHAN ada sangat banyak hal yang membuat kita distraksi agar kita berhenti, lalu menyimpang ke kanan atau ke kiri. Ada sangat banyak hal yang akan mengalihkan perhatian kita dari TUHAN. Mengikuti TUHAN, berarti kita harus berfokus memperhatikan Dia.

Untuk bisa terus mengikuti TUHAN, kasih adalah kuncinya. Seberapa sering Anda mengatakan kepada TUHAN bahwa Anda mengasihi Dia? Mengatakan kepada TUHAN bahwa kita mengasihi Dia akan mendorong kita atau melatih kita untuk semakin mengasihi Dia

 

4. Choose Your Friends

“supaya kamu jangan bergaul dengan bangsa-bangsa yang masih tinggal di antaramu itu, serta mengakui nama allah mereka dan bersumpah demi nama itu, dan beribadah atau sujud menyembah kepada mereka (23:7)  

Jika tidak, maka TUHAN akan menjadi mereka sebagai “perangkap, cambuk“ atau “duri” bagi mereka (23:13). Yosua mengatakan, “demikianlah TUHAN akan mendatangkan atas kamu segala yang tidak baik” (23:15b).

Kitab hikmat juga menasihati kita untuk memilih teman kita. Amsal 13:20 mengatakan, “Siapa bergaul dengan orang bijak menjadi bijak, tetapi siapa berteman dengan orang bebal menjadi malang” Sebagai orangtua, Anda mungkin pernah berpesan kepada anak-anakmu untuk berhati-hati dalam berteman. Pertemanan berpotensi membentuk (menajamkan) cara pikir kita. Amsal 27:17 mengatakan, “Besi menajamkan besi, orang menajamkan sesamanya.” Agar kita memilih cara berpikir yang benar, kita harus menjalin persahabatan yang intim dengan Kristus Yesus dan belajar dari Dia setiap hari.

 

5. Review Your Past

Yosua berkhotbah tentang bagaimana TUHAN memanggil Abraham, memberkati keluarganya. Yosua juga mengingatkan bangsa Israel bagaimana TUHAN melawan Mesir, orang Amori, orang Moab, warga Yerikho, orang Kanaan, orang Het dan seterusnya (24:2-12). Akan sangat baik jika kita bisa review our past, setidaknya sekali setahun. Mesin membutuhkan maintenance, terlebih lagi kehidupan kita. Jika kita tidak pernah melihat bagaimana TUHAN memimpin kehidupan kita, maka akan sangat sulit bagi kita untuk bersyukur kepada Dia.

 

6. Worship The Lord

Oleh sebab itu, takutlah akan TUHAN dan beribadahlah kepada-Nya dengan tulus ikhlas dan setia. Jauhkanlah allah yang kepadanya nenek moyangmu telah beribadah di seberang sungai Efrat dan di Mesir, dan beribadahlah kepada TUHAN.” (24:14)

Yang harus kita tanyakan pada diri kita adalah “Sudahkah kita benar-benar beribadah kepada TUHAN?” Sebab ibadah merupakan postur hati (the posture of the heart). Tidak jarang, kita mengikuti sebuah pertemuan ibadah tanpa beribadah kepada TUHAN. Kita bisa mendesak orang ke gereja, tetapi kita tidak dapat membuat orang beribadah kepada TUHAN. Kita bisa mengajak orang membaca firman TUHAN, tetapi kita tidak bisa membuat dia menyambut firman TUHAN. Kita bisa menjadwal seseorang untuk melayani, tetapi kita tidak bisa membuat dia melayani TUHAN. Kita bisa mendorong seseorang bersaat teduh, tetapi kita tidak dapat membuat dia mengasihi-Nya.

Oleh sebab itu, Yosua menawarkan agar mereka menentukan pilihan mereka:

“Tetapi jika kamu anggap tidak baik untuk beribadah kepada TUHAN, PILåIHLAH pada hari ini kepada siapa kamu akan beribadah” (24:15).

Dalam hidup ini setiap orang beribadah kepada sesuatu. Orang ateispun beribadah, yakni mereka beribadah pada keyakinan mereka bahwa di dunia ini tidak ada tuhan. Sebenarnya, setiap orang beribadah kepada sesuatu, yaitu segala sesuatu yang sangat penting bagi kita maka hati kita akan berpaut padanya. Itulah ibadah kita!

 

Mengapa Yosua berkata, "Tidaklah kamu sanggup beribadah kepada TUHAN” (24:19)?

Apakah Yosua sedang membuat mereka patah semangat? Seandainya pada hari ini Anda mengatakan bahwa, “Kami akan berusaha untuk memelihara disiplin rohani, berdoa, mendalami firman Tuhan dan mengajar firman Tuhan.” Saya juga akan mengatakan bahwa “Kamu tidak sanggup memelihara disiplin rohani, berdoa, mendalami firman Tuhan dan mengajar firman Tuhan.”

Kita hanya dapat berdoa dengan dipimpin Roh Kudus. Kita hanya dapat memelihara disiplin rohani atas pertolongan Tuhan. Kita hanya dapat mendalami dan mengajar firman Tuhan dengan terlebih dulu menerima pengajaran dari Tuhan. Dengan kata lain, kita tidak dapat melakukan ini semua dengan kemampuan kita sendiri. Kita baru sungguh-sungguh beribadah kepada Tuhan jika kita menyembah Dia dalam Roh dan Kebenaran.

 

7. YIELD YOUR HEART

"Maka sekarang, jauhkanlah allah asing yang ada di tengah-tengah kamu dan condongkanlah hatimu kepada TUHAN, Allah Israel.” (24:23)

Kita belum sungguh-sungguh beribadah kepada TUHAN jika kita belum mencondongkan hati kita kepada TUHAN. Ketika kita menyampaikan kepada TUHAN bahwa kita sangat mengasihi Dia, sebenarnya kita sedang melatih diri untuk berfokus pada Dia dan mengasihi Dia dengan seluruh hidup kita.

Respons bangsa Israel adalah, ”Kepada TUHAN, Allah kita, kami akan beribadah, dan firman-Nya akan kami dengarkan.” (24:24). Beribadah kepada TUHAN tidak pernah dapat dipisahkan dengan firman-Nya. Kita tidak mungkin beribadah kepada TUHAN tanpa mempelajari firman-Nya. Seringkali “allah lain” yang paling berbahaya buat kita adalah “cara berpikir” kita yang salah. Namun tidak mudah untuk mengetahui bahwa kita memiliki cara berpikir yang salah. Kita pasti tidak akan mengakuinya. Iblis dapat dengan mudah menyesatkan kita dengan memberikan “setengah kebenaran.” Itulah yang Iblis lakukan terhadap Hawa. Iblis juga melakukan hal yang sama terhadap Kristus Yesus ketika dia mencobainya.

Namun kebenaran saja tidaklah cukup. Kita juga harus beribadah di dalam Roh. Tanpa Roh, kebenaran adalah mati. TUHAN memanggil kita untuk hidup oleh Roh (Gal. 5:16). Kata “hidup” diterjemahkan dari περιπατέω (peripatou) yang artinya “berjalan”. Dengan kata lain, kita dipanggil untuk berjalan di dalam Roh (walk in the Spirit). Berjalan mengikuti TUHAN, bukan berlari.

Satu hal sangat menarik buat saya adalah setelah menyampaikan pesan terakhirnya, Yosua menuliskannya. Firman TUHAN mengatakan,

“Yosua menuliskan semuanya itu dalam kitab hukum Allah, lalu ia mengambil batu yang besar dan mendirikannya di sana, di bawah pohon besar, di tempat kudus TUHAN” (24:26)

Beberapa hal yang menarik untuk diperhatikan:

  • Yosua tidak memilih seorang penerus, sebab TUHAN ingin bangsa Israel dipimpin oleh para penatua. Sebab yang TUHAN kehendaki adalah setiap penatua mencari Dia, bersandar pada Dia, dan mengandalkan Dia untuk memimpin jemaat-Nya.
  • Yosua tidak menganggap kemenangan Israel sebagai kesuksesan pribadinya. Yosua menegaskan bahwa ini semua merupakan pekerjaan TUHAN.
  • Di pasal 23, kata “aku” menunjuk kepada Yosua sedangkan di pasal 24, kata “Aku” menunjuk kepada Yahweh.

 

Keunikan Sikhem

  • Yosua menyampaikan khotbah terakhirnya di Sikhem (Yos. 24:1)
  • Setelah menerima panggilan TUHAN, Abraham meninggalkan Ur Kasdim dan tibalah ia di Sikhem (Kej. 12:6)
  • Yakub membeli sebidang tanah di Sikhem dan mendirikan mezbah dan dinamainya, “Allah Israel ialah Allah.” (Kej. 33:18-20).
  • Yusuf dijual Saudara-saudaranya di Sikhem (Kej. 37:14)
  • Tulang Yusuf dikuburkan di Sikhem (Yos. 24:32)

 

Pertanyaan Diskusi Kelompok Kecil

Memulai Kelompok Kecil dengan nyanyian bersama memuji dan menyembah TUHAN dan doa pembuka. Akhiri Kelompok Kecil dengan saling mendoakan (buka suara).

  1. Seandainya Anda bisa memilih untuk mati dalam usia tertentu dalam keadaan baik dan sehat, Anda memilih usia berapa?
  2. Menurutmu, apakah pesan terakhir seseorang penting khususnya untuk orang yang ditinggalkan? Mengapa?
  3. Setelah mempelajari kitab Yosua, menurutmu apa yang dimaksud dengan beribadah kepada TUHAN? Mengapa seseorang harus memilih untuk beribadah kepada TUHAN atau tidak?
  4. Bagian mana dari Kitab Yosua yang paling berkesan bagimu?

Ps. Lan Yong Xing