Search

Pendalaman Alkitab Yosua 1-2 Jangan Tawar Hati! Kuatkanlah Hatimu!

Yosua 1-2

Pernahkah Anda tawar hati dan patah semangat? Masalah bertubi-tubi, tantangan di depan terasa sangat berat sehingga Anda tawar hati dan patah semangat. Anda merasa down dan sedih, kehilangan kekuatan untuk maju. Anda tidak sendiri, Yosua mengalami hal serupa.

Kitab Yosua dimulai dengan pernyataan “Sesudah Musa hamba TUHAN itu mati!” Bukan sebuah kalimat pembuka yang memberikan pengharapan, bukan? Justru, kalimat pembuka seperti demikian menekan jiwa (sounds depressing).

Kematian Musa mungkin membuat bangsa Israel sangat terpukul. Mereka bagaikan kehilangan pengharapan untuk memasuki Tanah Perjanjian. Mereka bagaikan kehilangan pegangan dan sandaran hidup.

TUHAN berfirman, “Hamba-Ku Musa telah mati!” (1:2). Status atau kata “hamba TUHAN’ pernah digunakan untuk Abraham (Kej. 26:24), Daud (1 Raj. 8:66) dan Nebukadnezzar (Yer. 25:9). Patut digarisbawahi bahwa Yosua baru disebut sebagai hamba TUHAN di akhir hidupnya (Yos. 24:29). Tampakya, apakah kita sudah sungguh-sungguh menjadi seorang hamba TUHAN atau baru diketahui di akhir hidup kita. Atau dengan kata lain, TUHANlah yang menilai apakah kita sudah sungguh-sungguh hidup sebagai hamba-Nya.

Penegasan “Hamba-Ku Musa telah mati” menunjukkan bahwa kita tidak terlalu penting. If you think you are important, you are not. We all die. Jika kita merasa kita penting, kita sungguh tidak penting. Setiap kita akan mati.

Mengapa TUHAN berkata, “Hamba-Ku, Musa telah mati?” Bukankah Yosua pasti sudah tahu bahwa Musa telah mati? Tampaknya Yosua belum dapat menerima kenyataan kematian Musa. Yosua pasti sangat kehilangan. Mungkin dia sudah tawar hati untuk melanjutkan misi yang dikerjakan Musa. Yosua harus move on dari perkabungan dan kesedihannya..

Seandainya Anda adalah Yosua, akankah Anda marah terhadap TUHAN karena Dia tidak memperbolehkan Musa memasuki Kanaan? Mungkin kita akan merasa TUHAN tidak adil. TUHAN terlalu keras. TUHAN tidak berbelas kasihan. Mungkin kita berseru, “TUHAN, mengapa Engkau mengambil “Musa” dari saya? Jadi, sekarang saya harus bagaimana? Saya tidak sanggup memimpin bangsa yang besar ini. Saya tidak sanggup berperang melawan Kanaan yang jauh lebih maju, lebih berpengatahuan, lebih kuat, lebih lengkap dalam persenjataan, lebih canggih…

TUHAN berkata, ”Hamba-Ku Musa telah mati; sebab itu BERSIAPLAH sekarang, SEBERANGLAH sungai Yordan ini, engkau dan seluruh bangsa ini, menuju negeri yang akan KUBERIKAN kepada mereka, kepada orang Israel itu” (1:2). TUHAN sedang menegaskan kepada Yosua, “Rise and Go! You can count on Me! Bangkitlah dan berangkatlah! Kamu dapat bergantung pada-Ku. Jangan takut!

Namun TUHAN bagaikan berkata, “Kamu harus let go of Musa dan berangkatlah! Berhenti berharap pada apa yang sudah tiada. MAJU dan KERJAKAN tugasmu!

TUHAN menegaskan kepada Yosua, “Sekarang giliranmu untuk memimpin!” TUHAN berjanji, “Seorangpun tidak akan dapat bertahan menghadapi engkau seumur hidupmu; seperti Aku menyertai Musa, demikianlah Aku akan menyertai engkau; Aku tidak akan membiarkan engkau dan tidak akan meninggalkan engkau” (1:5).

TUHAN menegaskan “Kuatkan dan teguhkanlah hatimu, sebab engkaulah yang akan MEMIMPIN bangsa ini memiliki negeri yang Kujanjikan dengan bersumpah kepada nenek moyang mereka untuk diberikan kepada mereka” (Yos. 1:6). Engkaulah yang akan memimpin…You are the one! Akulah Sang Pemimpin Sejati sebab engkau akan memasuki tanah yang telah Kujanjikan…akan Kuberikan kepadamu. Dengan kata lain, it is all about God! Misi kehidupan ini bukan tentang kita, tetapi tentang TUHAN.

You are not alone for I am with you. Atau dengan kata lain, sebenarnya bukan Yosua yang memimpin, tetapi TUHAN. Yosua cukup mengikuti pimpinan TUHAN. Dalam hidup ini, sebenarnya bukan kita yang memimpin tetapi TUHAN.

Hati Yosua pasti sangat bergejolak sebab dia harus memimpin. Dia tidak lagi dapat bersembunyi di balik Musa. Dia harus menghadapi Kanaan yang jauh lebih maju, canggih, dan berpengalaman dalam berperang. Tidak heran jika berulangkali TUHAN menegaskan, “Kuatkan dan teguhkanlah hatimu” (1:6) “Hanya, kuatkan dan teguhkanlah hatimu dengan sungguh-sungguh” (1:7) “Bukankah telah Kuperintahkan kepadamu: kuatkan dan teguhkanlah hatimu? Janganlah kecut dan tawar hati” (1:9). Singkat kata, Yosua pasal 1 dalam bahasa Hokkien berarti Mien Kia, Wa Ka Le Pi Pi Kia. Jangan takut! Aku menyertaimu!

The LORD does not call us to do what we can do. He calls us to do what He will do. TUHAN tidak memanggil kita untuk mengerjakan apa yang sanggup kita kerjakan. Dia memanggil kita untuk mengerjakan apa yang akan Dia kerjakan

 

PESAN TUHAN

Bertindaklah hati-hati sesuai dengan seluruh hukum yang telah diperintahkan kepadamu oleh hamba-Ku Musa; janganlah menyimpang ke kanan atau ke kiri, supaya engkau beruntung, ke manapun engkau pergi (1:7b)

Janganlah engkau lupa memperkatakan kitab Taurat ini, tetapi renungkanlah itu siang dan malam, supaya engkau bertindak hati-hati sesuai dengan segala yang tertulis di dalamnya, sebab dengan demikian perjalananmu akan berhasil dan engkau akan beruntung (1:8)

TUHAN menegaskan kepada Yosua bahwa dia harus merenungkan, mengatakan dan memelihara firman-Nya

Tujuannya adalah “supaya engkau beruntung, ke manapun engkau pergi “(1:7b) sebab dengan demikian perjalananmu akan berhasil dan engkau akan beruntung (1:8b)

Yosua 1:7 - Berhasil (BIS), Sukses (IMB), Beruntung (TB)

Yosua 1:8 - Good Success (KJV), Successful (NIV), will be wise (MEV)

Merespons firman TUHAN, Yosua mulai memimpin.

  • Berfokus pada pengatur-pengatur bangsa (para pemimpin)
  • Memberikan perintah agar mereka bersiap untuk berangkat dalam 3 hari
  • Menasihati mereka untuk mengingat pesan Musa
  • Menerapkan prinsip yang kuat harus menolong yang lemah.

“Yosua bin Nun dengan diam-diam melepas dari Sitim dua orang pengintai, katanya: "Pergilah, amat-amatilah negeri itu dan kota Yerikho." Maka pergilah mereka dan sampailah mereka ke rumah seorang perempuan sundal, yang bernama Rahab, lalu tidur di situ” (2:1). Tampaknya Yosua belajar dari pengalaman Musa. Lebih baik 2 orang yang beriman kepada Yahweh daripada 10 orang yang menyesatkan satu generasi.

Siapa nama suami Rahab, perempuan sundal tersebut? “Salmon memperanakkan Boas dari Rahab, Boas memperanakkan Obed dari Rut, Obed memperanakkan Isai” (Mat. 1:5). Salmon, bukan ikan Salmon. Menurut tradisi, salah satu pengintai yang diutus Yosua bernama Salmon.

 

Keberanian Rahab

Rahab memiliki keberanian luar biasa.“Tetapi perempuan itu telah menyuruh keduanya naik ke sotoh rumah dan menyembunyikan mereka di bawah timbunan batang rami, yang ditebarkan di atas sotoh itu (2:6). Jika para prajurit tidak percaya pada Rahab, maka Rahab dan keluarganya pasti akan dihukum mati! Rahab yakin bahwa Yahweh memimpin Israel dan menyerahkan Yerikho kepada mereka.

 

Iman Rahab

Rahab berkata, "Aku tahu, bahwa TUHAN telah memberikan negeri ini kepada kamu dan bahwa kengerian terhadap kamu telah menghinggapi kami dan segala penduduk negeri ini gemetar menghadapi kamu (2:9).

Ketika orang-orang gemetar dan takut, Rahab memilih untuk beriman kepada Yahweh. “Sebab kami MENDENGAR, bahwa TUHAN telah mengeringkan air Laut Teberau di depan kamu, ketika kamu berjalan keluar dari Mesir, dan apa yang kamu lakukan kepada kedua raja orang Amori yang di seberang sungai Yordan itu, yakni kepada Sihon dan Og, yang telah kamu tumpas” (2:10)

Patut digarisbawahi bahwa Rahab menggunakan nama pribadi TUHAN yakni, Yahweh. Meskipun hanya mendengar tentang pimpinan Yahweh terhadap bangsa Israel, Rahab percaya kepada TUHAN. Rahab mendengar dan percaya, sebaliknya banyak orang Israel yang mengalami dan melihat langsung kemuliaan Yahweh tetapi tidak percaya kepada-Nya. Sangat ironis, bukan?

“Ketika kami mendengar itu, tawarlah hati kami dan jatuhlah semangat setiap orang menghadapi kamu, sebab TUHAN, Allahmu, ialah Allah di langit di atas dan di bumi di bawah” (2:11). Orang-orang Yerikho mendengar tentang TUHAN dan menjadi tawar hati serta kehilangan semangat.

Rahab memohon, “berikanlah kepadaku suatu tanda yang dapat dipercaya, bahwa kamu akan membiarkan hidup ayah dan ibuku, saudara-saudaraku yang laki-laki dan yang perempuan dan semua orang-orang mereka dan bahwa kamu akan menyelamatkan nyawa kami dari maut.” (2:12-13). Rahab mendengar dan percaya serta memohonkan keselamatan untuk dirinya dan keluarganya. Kepercayaan yang sesungguhnya tidak butuh melihat mukjizat.

 

Tidak heran jika Rahab termasuk salah satu pahlawan iman.

Karena maka Rahab, perempuan sundal itu, tidak turut binasa bersama-sama dengan orang-orang durhaka, karena ia telah menyambut pengintai-pengintai itu dengan baik” (Ibrani 2:11).

“Dan bukankah demikian juga Rahab, pelacur itu, karena perbuatan-perbuatannya, ketika ia menyembunyikan orang-orang yang disuruh itu di dalam rumahnya, lalu menolong mereka lolos melalui jalan yang lain?” (Yak. 2:25).

Rahab percaya pada pimpinan TUHAN. Dia memasang tali kirmizi di rumahnya sesuai dengan perkataan dua pengintai tersebut. Setiap orang yang berada di dalam rumah tersebut tidak akan ikut ditumpas pada saat penyerangan terjadi.

 

Kebetulan atau Lambang untuk Kristus?

sebab dalam tiga hari kamu akan menyeberangi sungai Yordan ini (1:11)

Rahab: ”Pergilah ke pegunungan, … bersembunyilah di sana tiga hari lamanya, .. kemudian bolehlah kamu melanjutkan perjalananmu.” (2:16 a).

bahwa Anak Manusia harus diserahkan ke tangan orang-orang berdosa dan disalibkan, dan akan bangkit pada hari yang ketiga.” (Luk. 24:7)

“sesungguhnya, apabila kami memasuki negeri ini, haruslah tali dari benang kirmizi ini kauikatkan pada jendela tempat engkau menurunkan kami, dan ayahmu serta ibumu, saudara-saudaramu serta seluruh kaum keluargamu kaukumpulkan di rumahmu” (2:18).

Tali kirmizi ini mengingatkan tentang lambang dosa. Firman TUHAN mengatakan, “Sekalipun dosamu merah seperti kirmizi, akan menjadi putih seperti salju” (Yesaya 1:18).

Setiap orang yang keluar nanti dari pintu rumahmu, harus sendiri menanggung akibatnya, kalau darahnya tertumpah, dan kami tidak bersalah; tetapi siapapun juga yang ada di dalam rumahmu, jika ada orang yang menciderainya, kamilah yang menanggung akibat pertumpahan darahnya (2:19).

Dan darah itu menjadi tanda bagimu pada rumah-rumah di mana kamu tinggal: Apabila Aku melihat darah itu, maka Aku akan lewat dari pada kamu. Jadi tidak akan ada tulah kemusnahan di tengah-tengah kamu, apabila Aku menghukum tanah Mesir (Kel. 12:13)

Jawab mereka: "Percayalah kepada Tuhan Yesus Kristus dan engkau akan selamat, engkau dan seisi rumahmu.” (Kis. 16:31).

Kristus adalah Sang Pemimpin Sejati. Daripada menempuh jalan yang dipilih hati kita yang keras, mari kita menyerahkan diri kepada Kepemimpinan Sang Pemimpn Sejati.

Kitab Yosua Pasal 1-2 dapat diberi tema “Menjadi Hamba Sang Pemimpin Sejati.” sebab untuk menghadapi masa depan yang menakutkan, kuncinya adalah menyerahkan diri sebagai hamba Sang Pemimpin Sejati. TUHANlah yang memimpin kita untuk mengerjakan hal-hal yang tampak jauh melampaui kemampuan kita.

Yosua Pasal 1-2 juga dapat diberi tema “Jangan Tawar Hati! Kuatkanlah Hatimu!”. Yosua terlalu tawar hati untuk maju, tetapi TUHAN menguatkan hatinya. Penduduk Yerikho tawar hati ketika mendengar tentang berita kedatangan bangsa Israel, Rahab menguatkan hatinya.

Pertanyaan Reflektif

  1. Apa yang menghalangi saya untuk bersandar pada TUHAN?
  2. Pernahkah Anda mengalami penyertaan TUHAN yang sangat menguatkan dirimu? Renungkanlah!
  3. Apa yang Anda pelajari dari Yosua dan Rahab dalam menguatkan hatimu?

Pastor Lan Yong Xing