Pendalaman Alkitab SURAT PAULUS KEPADA TITUS
Titus adalah orang Yunani (bukan Yahudi) yang mendampingi perjalanan misi rasul Paulus (Gal 2:3). Paulus memiliki hubungan yang dekat dan memanggil Titus sebagai teman sekerja atau rekan kerjanya (2 Kor 8:23), saudara (2 Kor 2:13) dan anak (Tit 1:4). Titus adalah murid yang dipercayai Paulus untuk melakukan tugas pelayanan yang penuh tantangan. Sebelumnya, Paulus bersama dengan Titus melakukan pelayanan misi di Kreta. Kreta merupakan sebuah pulau yang memiliki banyak pelabuhan strategis. Hal ini membuat Pulau Kreta menjadi tempat yang strategis juga untuk mengabarkan injil dan membangun jaringan gereja.
Masyarakat Kreta memiliki reputasi yang buruk. Mereka disebut sebagai pembohong, binatang buas dan pelahap yang malas (Tit 1:12). Bahkan di dalam bahasa Yunani κρητίζω (krētízō) berarti bertingkah seperti orang Kreta atau pembohong. Hal ini disebabkan masyarakat Kreta memang terkenal sebagai pembohong, berbahaya, keji dan rusak secara moral. Kondisi ini diperburuk oleh adanya para pemimpin gereja yang mengajarkan ajaran palsu (Tit 1:10-16). Pemimpin palsu ini adalah orang Yahudi dan bersunat yang mengajarkan hukum-hukum Yahudi seperti kewajiban untuk sunat. Mereka mengajar jemaat untuk mengikuti semua tradisi dan hukum Yahudi sebagai jalan hidup pengikut Kristus. Namun, hidup mereka tidak mencerminkan iman Kristen. Mereka adalah orang yang mengaku mengenal Allah dengan mulut mereka, tetapi menyangkal Allah dengan perbuatan mereka (Tit 1:16).
Surat kepada Titus termasuk surat pastoral. Setelah Paulus pergi untuk melakukan pelayanan di tempat lain, Paulus menulis surat ini dan menugaskan Titus untuk melanjutkan pelayanan dalam membangun jemaat di Kreta. Titus ditugaskan untuk memilih para pemimpin (penatua) yang karakter hidupnya layak dihadapan Tuhan (Tit 1:5) sebagai pengatur rumah Allah dan penilik jemaat (Tit 1:7). Karakter pemimpin gereja sangatlah krusial bagi kehidupan sebuah jemaat. Kepada para pemimpin sesat, Paulus meminta Titus untuk menegur mereka dengan tegas (Tit 1:13) dan mengajar mereka sesuai dengan ajaran yang sehat (Tit 2:1).
Paulus meminta Titus untuk mengajarkannya kepada setiap generasi mulai dari orang tua, orang muda dan hamba-hamba. Tujuannya agar firman Allah tidak dihujat (Tit 2:5), perilaku dan sikap orang Kristen dapat menjadi teladan (Tit 2:7) dan memuliakan ajaran Allah dengan hidup mereka (Tit 2:10). Titus yang masih muda juga dipanggil untuk menghidupi karakter baik agar dapat menjadi teladan bagi orang-orang sekitar (Tit 2:7-8).
Paulus menekankan kabar baik tentang kasih karunia Allah dan Yesus Kristus sebagai Juruselamat seharusnya dapat memperbaharui hidup individu dan komunitas. Setiap orang yang menerima didikan Kristus seharusnya meninggalkan hidup dan keinginan duniawi agar dapat hidup bijaksana, adil dan beribadah di dalam dunia ini (Tit 2:12). Karena mereka adalah umat kepunyaan Allah yang karakternya berbeda dengan dunia (Tit 2:13). Paulus meminta Titus untuk mengingatkan jemaat-jemaat di Kreta untuk menghidupi hidup sesuai dengan kehendak Allah agar dapat menjadi teladan di dalam masyarakat (Tit 3:1).
Kehidupan umat Allah bukanlah berdasarkan berapa ayat firman Tuhan yang dapat kita hafal, jumlah pelayanan yang diambil ataupun rutin berpuasa. Hal-hal ini menjadi sia-sia jika hidup kita tidak diperbaharui oleh Roh Kudus. Surat Paulus kepada Titus mengingatkan kita bahwa kita dapat melakukan kebenaran, pertama-tama karena anugerah Kristus yang telah menyelamatkan kita dan Roh Kudus yang terus memperbaharui hidup kita (Tit 3:5).
Sebagai pengikut Kristus dan umat kepunyaan Allah, apakah kita sudah menghidupi karakter sesuai dengan kehendak Allah?
Apakah hidup kita telah menjadi teladan bagi orang-orang di sekitar kita?
Ps Wennie Dong