Pendalaman Alkitab Percakapan Rahasia
Yeremia 38-39
Kita tahu bahwa dalam pelayanan Yeremia, dia terus menerus menyerukan pertobatan. Sampai pada suatu masa dimana Yeremia tidak lagi menyerukan pertobatan, tetapi penghakiman. Bangsa Yehuda mendengar perkataan ini berulang-ulang dari Yeremia (Yer 38:1). Seruan penghakiman Yeremia berisi dua jalan yang tersedia bagi bangsa Yehuda (Yer 38:2-3):
1. Siapa yang tinggal di kota: pasti binasa (oleh pedang, kelaparan dan sampar) karena kota ini pasti akan jatuh ke tangan Babel.
2. Siapa yang menyerahkan diri kepada bangsa Babel (orang kasdim) akan tetap hidup.
Bangsa Yehuda dapat memilih mau ikut jalan yang mana. Jalan manapun yang dipilih, kerajaan Yehuda pasti hancur. Yeremia 38-39 memaparkan ada dua jalan yang tersedia dan ada tiga respon:
1. Respon dengan TIDAK PERCAYA
Sefatya bin Matan, Gedalya bin Pashur, Yukhal bin Selemya dan Pasyhur bin Malkia
Sefatya bin Matan, Gedalya bin Pashur, Yukhal bin Selemya dan Pasyhur bin Malkia, mereka berempat adalah bangsawan Yehuda yang berperan penting dalam politik. Sebagai pemimpin politik, mereka tidak mungkin mau percaya akan perkataan Yeremia yang sudah berulang-ulang disampaikan (38:1-3). Percaya pada perkataan Yeremia berarti kehilangan segala sesuatu yang mereka miliki (sebenarnya mereka juga tidak punya banyak lagi).
Karena memilih tidak percaya, mereka mendesak raja untuk menghukum mati Yeremia, dengan alasan perkataan Yeremia membuat prajurit Yehuda putus asa (Yer 38:4). Bagi mereka perkataan Yeremia hanya sebagai perkataan pembawa sial (Hokkien - sue siao). Mengapa menaruh Yeremia di sumur dan tidak langsung hukum mati saja? Karena tidak ada yang mau menanggung dosa penumpahan darah Yeremia. Jadi mereka memilih menahan Yeremia di sumur agar dia mati dengan sendirinya.
2. Respon dengan PERCAYA dan TAAT
Yeremia
- Memberitakan firman Tuhan dengan setia mulai dari seruan pertobatan sampai pada nubuat penghakiman
- Terus menerus menegur
Yeremia tidak hanya PERCAYA, tetapi dia TAAT dalam menanggung segala penderitaan:
Yeremia sudah sering dibenci orang banyak dan keluar masuk tempat tahanan:
Yeremia 20:2 - Memukul dan memasungkan Yeremia di Pintu Gerbang (oleh Pashur bin Imer)
Yeremia 37:15-16 - Di pukul dan dipenjara dalam rumah tahanan, rumah Yonatan.
Yeremia 32:1-2 dan Yeremia 37:17- pindah ke pelataran penjagaan di Istana Yehuda (Pada tahun ke sepuluh pemerintahan Zedekia - 587 SM)
Yeremia 38:6 dimasukkan ke sumur dan dibiarkan kelaparan
Yeremia 38:13 dipindahkan ke pelataran penjagaan
Ebed-Melekh
Ebed-Melekh adalah seorang Etiopia atau Kush, dia seorang pejabat/pembesar di istana raja. Dari percakapannya dengan raja Zedekia dan tindakannya dalam Yeremia 38:7-13, Ebed-Melekh adalah pejabat yang sangat dipercayai oleh Zedekia. Ebed-Melekh mengerti bahwa apa yang dilakukan oleh bangsawan adalah sebuah kejahatan dan sangat tidak pantas. Menyelamatkan Yeremia adalah tindakan yang sangat berbahaya bagi dirinya, maka tidak heran dia perlu membawa 30 orang untuk ikut bersamanya. Ebed-Melekh sangat tulus ingin menyelamatkan Yeremia dan tidak ingin Yeremia terluka saat dia keluar dari sumur (Yer 38:12). Ebed-Melekh adalah orang asing yang mendengar firman Tuhan yang disampaikan Yeremia dan percaya.
3. Respon dengan "PERCAYA" tetapi TIDAK TAAT
Raja Zedekia
Kita tahu bahwa raja Zedekia adalah raja boneka (puppet king) bagi para bangsawan Yehuda, dan juga bagi Babel. Banyak hal yang raja Zedekia saksikan sepanjang hidupnya, yaitu satu per satu raja yang bertakhta di Yehuda, mati dibunuh ataupun dibuang ke Mesir dan Babel.
Raja Zedekia menyaksikan (2 Raj 23-25).
- Raja Yosia (papanya) yang dibunuh oleh orang Mesir,
- Yoahas (saudaranya) yang diangkut ke Mesir
- Yoyakim (saudaranya) di angkat oleh Mesir menjadi raja. Kemudian Babel datang mengepung dan menyerang, dan Yoyakim diangkut ke Babel.
- Yoyakhin (keponakannya) baru saja naik takhta selama tiga bulan, diangkut juga ke Babel bersama sepuluh ribu orang lainnya.
Raja Zedekia (nama aslinya adalah Mattanya 2 Raj 24:17) naik takhta pada saat terjadi kekacauan spiritual, ekonomi, dan politik yang besar. Kekacauan tersebut terjadi karena raja setelah Yosia semuanya tidak ada yang mau taat. Sesampai di tangan Zedekia, sudah tidak ada kesempatan lain selain kehancuran.
Ada sebuah percakapan rahasia yang antara raja Zedekia dan Yeremia (Yer 38:14-28). Zedekia ingin mendengar firman Tuhan. Zedekia ingin tahu apa mungkin Tuhan akan memberikan firman baru, atau berubah pikiran. Zedekia ingin nasibnya berubah.
Yeremia masih menyampaikan dua jalan tersebut, dan kali ini khusus buat keluarga Zedekia. Ketika Zedekia takut kepada Babel, Tuhan berfirman (Yer 38:17-18):
1. Jika keluar menyerahkan diri kepada Babel, maka Zedekia dan keluarga akan tetap hidup. Namun kota ini pasti binasa.
2. Jika tidak, maka kota ini tetap akan binasa, Zedekia juga tidak akan selamat.
Raja Zedekia kemudian memberikan respon bahwa ia takut kepada para bangsawan. Ketika Zedekia takut kepada bangsawan Yehuda, Tuhan berfirman lagi (Yer 38:20-21):
1. Mereka tidak akan menyerahkanmu. Dengarkanlah suara TUHAN dalam hal apa yang ku sampaikan kepadamu, maka akan baik keadaanmu dan engkau akan tetap hidup.
2. Jika menolak menyerahkan diri, keluarga Zedekia akan diserahkan kepada Babel, Zedekia tidak akan luput dan kota ini pasti binasa.
Percakapan rahasia ini terjadi ketika Babel sedang berada di luar sedang mengepung Yehuda. Zedekia “percaya” pada apa yang disampaikan oleh Yeremia, tetapi kita dapat melihat apa pilihannya. Zedekia memiliki ketakutan yang besar karena apa yang dialami sangat REAL.
The problem is REAL dan firman Tuhan seperti TIDAK MENYELESAIKAN MASALAH.
Babel masih mengepung, Zedekia masih sebagai raja boneka, bangsawan masih bersikeras mau melawan Babel, firman Tuhan tidak membuat Babel pergi, firman Tuhan tidak membuat Zedekia menjadi jago berperang, firman Tuhan tidak membuat bangsawan berhenti menekan Zedekia. Jika kita melihat semua hal yang terjadi dari perspektif manusia, Zedekia terjebak di posisi yang sulit.
Namun, bagaimana jika firman Tuhan bukan untuk menyelesaikan masalahmu saat itu juga? Bagaimana jika masalah yang sebenarnya adalah hati yang TIDAK PERCAYA dan TIDAK TAAT? Takut akan manusia yang melebihi takut akan Tuhan adalah MALAPETAKA.
Yeremia 39 mencatat akhir dari TIDAK PERCAYA dan TIDAK TAAT:
Hal inilah yang terjadi pada Yerusalem (Yeremia 39:1-10)
Ay. 1 Mengepung Yerusalem selama 18 Bulan
Ay 2 Tembok kota dijebol
Ay. 3 Pasukan Babel menyerang lewat pintu gerbang tengah
Ay. 4 Raja Zedekia dan semua tentaranya melarikan diri
Ay. 5 Orang Kasdim/Babel mengejar dan menangkap Zedekia di Ribla.
Ay. 6 Anak-anak Zedekia disembelih di depan matanya oleh Raja Babel
Ay. 7 Raja Zedekia dibutakan dan dibawa ke Babel
Ay. 8 Istana raja, rumah rakyat dan tembok-tembok Yerusalem dihancurkan
Ay. 9-10 Rakyat di angkut ke Babel, dan hanya menyisakan rakyat yang melarat
Jika kita mengatakan “percaya” tetapi tidak taat, maka sebenarnya kita tidak percaya, seperti raja Zedekia.
Ketika Tuhan mengatakan sesuatu, apakah kita percaya?
Yeremia yang PERCAYA dan TAAT menerima segala hal yang akan terjadi termasuk penderitaan karena orang lain tidak percaya, pukulan dan hinaan dari banyak orang.
Namun, akhir dari orang yang PERCAYA dan TAAT adalah menerima apa yang Tuhan janjikan (Yer 39:11-14):
Ay. 11-12 “Bawalah dan perhatikanlah dia. Jangan melakukan apapun yang jahat kepadanya, melainkan lakukanlah untuknya sesuai dengan permintaannya kepadamu!”
Ay. 13-14 Yeremia keluar dari pelataran penjagaan lalu tinggal ditengah-tengah rakyat (Bersama Gedalya bin Ahimak bin Safan)
Ebed-Melekh yang PERCAYA dan menyelamatkan Yeremia (Yer 39:15-18)
Tuhan memberikan janji kepada Ebed-Melekh:
Ay. 17-18 “Tetapi, Aku akan melepaskan engkau pada waktu itu, demikianlah firman TUHAN. Engkau tidak akan diserahkan ke dalam tangan orang-orang yang kautakuti, melainkan Aku pasti akan meluputkan engkau. Engkau tidak akan rebah oleh pedang; nyawamu sendiri yang kauamankan sebagai rampasan, sebab engkau percaya kepada-Ku, demikianlah firman TUHAN”
Mengapa Yeremia di selamatkan? Mengapa Ebed-Melekh aman saja?
Bukankah kondisi saat itu sangat kacau dan menakutkan (seperti yang kita lihat dari ketakutan Zedekia - problem yang sangat REAL)?
Sulit bagi hikmat manusia untuk memahami ini:
Karena Yeremia dan Ebed-Melekh PERCAYA dan TAAT pada apa yang Tuhan firmankan, mereka selamat oleh karena tangan TUHAN Semesta Alam.
Ketika Tuhan mengatakan sesuatu kepada saudara, apakah saudara percaya?
Untuk percaya kepada sesuatu yang belum terjadi sangat sulit. Sulit karena kita memandang masalah, ketakutan, kekhawatiran kita lebih besar dari pada Tuhan. Sehingga seperti Zedekia, meskipun Tuhan berikan firman, meskipun dia sudah mendengar, Zedekia tetap memilih tidak taat.
Sepanjang 38 pasal (40 tahun), Yeremia berseru-seru akan segala hal yang belum terjadi tetapi akan terjadi. Yeremia 39 membuktikan bahwa Tuhan melakukan apa yang telah difirmankan-Nya. Artinya, firman Tuhan bukan omong kosong.
The problem is REAL, justru itulah kita harus PERCAYA DAN TAAT (TRUST and OBEY)
Dalam percakapan rahasia, TUHAN berfirman kepada Zedekia, “Dengarkanlah suara TUHAN dalam hal apa yang ku sampaikan kepadamu, maka akan baik keadaanmu dan engkau akan tetap hidup” (Yer 38:20). Jika dalam percakapan rahasia tersebut, Zedekia mendengarkan suara TUHAN, maka Zedekia dan seluruh keluarganya akan bergabung dengan Yeremia dan Ebed-Melekh yang Selamat. Pada kenyataannya, Zedekia tidak mau mendengarkan suara TUHAN.
Tahukah saudara mengapa setiap doa kita diakhiri dengan kata Amin?
Kata אָמֵן - Amin
Kata אֱמוּנָה - Emunah yang berarti iman (faith)
Ada sebuah kata yang berasal dari akar kata yang sama juga, yaitu אֶמֶת Emeth yang artinya Kebenaran (truth). Salah satu karakter Tuhan adalah אֶמֶת Emeth, Tuhan adalah kebenaran. Dan firman Tuhan adalah benar dan dapat dipercaya.
Ketika kita berdoa kepada Tuhan dan mengakhiri doa dengan amin, kita sedang mengatakan, “Saya percaya”. Bukan berarti kita percaya akan apa yang kita katakan pasti terjadi, tetapi kita mengarah kepada Tuhan kemana doa kita ditujukan. Doa yang adalah komunikasi dua arah mengajar kita untuk mengakhirinya dengan kata אָמֵן - Amin yang berarti “Saya Percaya kepada Tuhan”. Percaya pada firman-Nya, percaya kepada apa yang Dia katakan pasti terjadi, percaya kepada janji-Nya, percaya pada teguran-Nya, percaya pada hikmat-Nya dan percaya segala sesuatu yang berasal dari-Nya.
Yeremia 38 diawali dengan kisah orang-orang menolak untuk percaya pada firman Tuhan, kemudian binasa.
Yeremia 39 diakhiri dengan firman Tuhan kepada orang asing - Ebed Melekh, “Sebab engkau percaya kepada-Ku”, kemudian Ebed-Melekh memperoleh hidup.
Tuhan kita adalah Tuhan yang dapat dipercaya. Maukah kita PERCAYA dan TAAT kepada TUHAN lebih daripada percaya pada diri sendiri ataupun manusia?
Ps Wennie Dong