Pendalaman Alkitab Pemimpin yang Berkenan di Hati TUHAN di Tengah Pemimpin yang Tidak Setia
Yeremia 20 – 21:9
Pasal 20:1-6 dimulai dengan Pasyur yang menganiaya Yeremia.
Pasyur Bin Imer adalah seorang imam dan kepala di rumah Tuhan. Apa yang dilakukannya setelah mendengar nubuat Yeremia adalah memukul dan memasung Yeremia. Di pintu gerbang Benyamin di atas rumah Tuhan. Yeremia dipukuli dan harus menanggung aib publik yang menyakitkan. Dia tidak hanya dianggap sebagai nabi palsu, tetapi tentunya juga sebagai pengkhianat, mengecilkan hati orang-orang yang masih mengandalkan bantuan dari Tuhan atau Mesir melawan Babel.
Sehari setelahnya mengeluarkan Yeremia dari pasungan. Mengapa hanya 1 hari? Karena memang tujuannya hanya supaya Yeremia takut/gentar/diteror sehingga tidak melakukan nubuatan macam-macam lagi yang tidak baik untuk bangsa Israel. Di samping itu, dalam pemikiran Pasyur, apa yang dilakukannya pasti dipandang baik dan berbelaskasihan karena hanya memberi pelajaran saja hanya 1 hari saja. Namun yang sebenarnya Pasyur lawan bukanlah Yeremia tapi Tuhan yang nantinya akan membuat gentar adalah Pasyur dan seluruh bangsa Israel.
Firman Tuhan melalui Yeremia kepada Pasyur :
- Tuhan mengganti nama Pasyur (kebebasan/ketentraman/kedamaian) menjadi Magor Missabib (prase/istilah)yang berarti "kegentaran/teror dari segala jurusan"; Pasyhur dan bangsa itu sebentar lagi akan mengalami kegentaran di sekitar mereka.
- Gentar bagi Pasyur dan semua sahabatnya : Sahabatnya gentar karena akan tertimpa kematian oleh pedang musuh, sementara Pasyur gentar karena akan melihat semua sahabatnya mati dibunuh di depan matanya sendiri. Pasyur akan menjadi tawanan, mati dan dikuburkan di Babel. Seluruh Yehuda baik orang maupun harta bendanya akan dimiliki dan dibawa ke Babel.
- Alasan Tuhan menghukum Pasyur karena telah bernubuat palsu. Artinya melakukan nubuat dengan mengatasnamakan Tuhan, untuk menyenangkan pemimpin bangsa dan umat Israel. Berdusta atas nama Tuhan.
Apa yang dilakukan Pasyur :
- Mendengar suara Tuhan tapi menolaknya
- Menganiaya orang yang menyampaikan firman Tuhan.
- Melakukan dusta (bernubuat palsu) atas nama Tuhan untuk menyenangkan bangsanya.
Pada Yer 20:7-13, dimulai dengan keluh kesah Yeremia akibat tekanan jabatannya. Bayangkan kalau kita di posisi Yeremia saat itu. Di satu sisi kita bisa merasakan bahwa Yeremia tertekan dengan panggilan yang Tuhan berikan padanya namun di satu sisi dia juga merasakan bahwa Tuhan tetap menyertai dia di tengah segala penderitaannya.
Mari coba kita rasakan apa yang dialami Yeremia :
Ayat 7 : Engkau telah membujuk aku, ya TUHAN, dan aku telah membiarkan diriku dibujuk; Engkau terlalu kuat bagiku dan Engkau menundukkan aku. Aku telah menjadi tertawaan sepanjang hari, semuanya mereka mengolok-olokkan aku.
Tuhan telah membujuk Yeremia untuk menyampaikan firmanNya dan Yeremia telah menyerahkan dirinya untuk dipakai dalam menyampaikan firmanNya melalui nubuatan. Bujukan Tuhan yang kuat telah berhasil terhadap Yeremia. Namun hasilnya malah menjadi bahan tertawaan, dan olok-olok. Yeremia menjelaskan kepada Tuhan bahwa dia dibujuk melakukan pekerjaan kenabiannya, padahal sebenarnya Dia tidak menginginkannya. Dan ketika Yeremia melakukannya malah jadi penderitaan bagi dirinya.
Apakah Tuhan pernah membujukmu melakukan kehendakNya? Seharusnya setiap hari ada saja yang hendak Ia sampaikan kepada kita agar kita melakukannya. Apa yang membuat kita menolak bujukan Tuhan? Kurang merendahkan diri di hadapan Tuhan? Atau takut akan tekanan dunia?
Ayat 8 : Sebab setiap kali aku berbicara, terpaksa aku berteriak, terpaksa berseru: "Kelaliman! Aniaya! " Sebab firman TUHAN telah menjadi cela dan cemooh.
Ketika menjalankan firman Tuhan, atau mengatakan firman Tuhan apa yang didapat? Coba saudara menyampaikan firman Tuhan terutama yang bersifat teguran dan lihat apa reaksi orang tersebut? Kemungkinan orang tersebut tidak suka bahkan mungkin hubungan kita dengan orang tersebut menjadi kutang baik. Jadi kita harus ingat bahwa menjalankan firman Tuhan harus siap untuk mendapat tekanan karena tidak semua orang atau banyak orang menolak firman Tuhan (2 Tim 4:2-4).
Ayat 9 : Tetapi apabila aku berpikir: "Aku tidak mau mengingat Dia dan tidak mau mengucapkan firman lagi demi nama-Nya", maka dalam hatiku ada sesuatu yang seperti api yang menyala-nyala, terkurung dalam tulang-tulangku; aku berlelah-lelah untuk menahannya, tetapi aku tidak sanggup.
Api : symbol penghukuman, murka Tuhan, penyucian (kebenaran), firman Tuhan, Roh Kudus.
Berpikir (pikiran manusia/kehendak manusia) untuk berhenti mengikuti Tuhan namun dalam hati (firman Tuhan/Roh Kudus) yang berusaha untuk memberontak keluar percuma untuk menahannya.Ini adalah ciri orang yang merendahkan diri dihadapan Tuhan, karena menganggap Tuhan yang kuat sehingga dia tidak kuasa untuk menolaknya meskipun sebenarnya tidak mau. Inilah yang dimaksud tinggal di dalam Tuhan.
Apakah dalam doa saudara, saudara bersedia merendahkan diri dan melakukan kehendak Tuhan meskipun sebenarnya kita enggan melakukannya?
Ayat 10 : Aku telah mendengar bisikan banyak orang: "Kegentaran datang dari segala jurusan! Adukanlah dia! Kita mau mengadukan dia!" Semua orang sahabat karibku mengintai apakah aku tersandung jatuh: "Barangkali ia membiarkan dirinya dibujuk, sehingga kita dapat mengalahkan dia dan dapat melakukan pembalasan kita terhadap dia!"
Bisikan orang : tekanan dunia, orang-orang, iblis yang berusaha untuk menjatuhkan kita agar kita tidak menyuarakan firman Allah . Bisikan apa yang membuat kita tidak menyuarakan firman Tuhan?
Ayat 11 : Tetapi TUHAN menyertai aku seperti pahlawan yang gagah, sebab itu orang-orang yang mengejar aku akan tersandung jatuh dan mereka tidak dapat berbuat apa-apa. Mereka akan menjadi malu sekali, sebab mereka tidak berhasil, suatu noda yang selama-lamanya tidak terlupakan!
Pengharapan akan janji Tuhan jika kita melakukan firmanNya : Tuhan menyertai, Tuhan membela, dan membuat malu musuhnya
Ayat 12 : Ya TUHAN semesta alam, yang menguji orang benar, yang melihat batin dan hati, biarlah aku melihat pembalasan-Mu terhadap mereka, sebab kepada-Mulah kuserahkan perkaraku.
Tuhan menguji orang benar, orang benar adalah orang yang menggantungkan kehidupannya kepada Tuhan. Apakah kita termasuk orang yang benar di hadapan Tuhan? Cek kembali batin dan hati dan berserah pada Tuhan. Jangan sampai kita merasa benar, padahal tidak benar. Lebih mudah menganggap diri kita benar dibandingkan untuk instropeksi diri.
Ayat 13 : Menyanyilah untuk TUHAN, pujilah TUHAN! Sebab ia telah melepaskan nyawa orang miskin dari tangan orang-orang yang berbuat jahat.
Memuji Tuhan karena keselamatan yang diberikan Tuhan. Ini pada waktu Yeremia dibebaskan dari hukuman pasung. Seberapa sering kita mengucap syukur pada Tuhan atas setiap anugerah yang diberikanNya kepada kita? Atau kita hanya melalui hari demi hari tanpa merenungkan bahwa kita bisa hidup dan menikmati kehidupan ini merupakan anugerahnya? Kita bisa dilepaskan dari segala yang jahat bukankah itu anugerah Tuhan. Kita ini bagaikan orang-orang miskin yang dikelilingi segala yang jahat. Apabila bukan karena penyertaan Tuhan, kita akan terus terseret pada hal yang tidak baik. Apakah sudah selesai permasalahan Yeremia? Belum, tapi dia beriman bahwa di dalam tangan Tuhanlah ada keselamatan. Terlepas dari rasa sakit dan kesulitan pekerjaannya dan banyak musuhnya, Yeremia menemukan kepercayaan kepada Tuhan sebagai pribadi yang perkasa dan mengagumkan. Kekuatan dan kekaguman Tuhan adalah fakta yang lebih besar daripada rasa sakit, penghinaan, penolakan, dan pukulannya. Tuhan menjadi lebih besar dan kesengsaraannya menjadi lebih kecil.
Ayat 14 – 18 : Tekanan yang dirasakan demikian besar sehingga Yeremia berpikir lebih baik jika dia tidak dilahirkan karena tidak akan merasakan penderitaan. Jadi kita bisa lihat bahwa ini adalah murni pikirannya sendiri bukan permohonannya. Kita bisa lihat juga pergumulan Yeremia yang mungkin juga mirip dengan kehidupan yang kita alami. Pengin Tuhan ambil saja karena tidak tahan dengan penderitaan yang ada dalam dunia. Padahal dalam Yer 1:5, Yeremia sudah diberi tahu Tuhan bahwa Tuhan mengenal dirinya dan telah menguduskan dan menetapkan menjadi nabi. Namun kita harus sadari bahwa adalah suatu hal yang manusiawi bahwa di dalam menjalankan perkataan Tuhan bisa menjadi hal yang sangat berat untuk dijalani. Bahkan nabi sekelas Yeremia saja juga depresi. Jadi harusnya kita lihat bahwa yang menguatkan Yeremia bukan kekuatan dirinya tapi memang harus bergantung pada Tuhan agar dimampukan mengatasi tugas dan panggilan Tuhan.
Tetapi jawab Tuhan kepadaku: ”Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna.” Sebab itu terlebih suka aku bermegah atas kelemahanku, supaya kuasa Kristus turun menaungi aku. Karena itu aku senang dan rela di dalam kelemahan, di dalam siksaan, di dalam kesukaran, di dalam penganiayaan dan kesesakan oleh karena Kristus. Sebab jika aku lemah, maka aku kuat. (2 Kor 12:9-10)
Perhatikan :
- Tuhan telah berbicara pada Yeremia dan membujuknya untuk melakukan kehendakNya
- Yeremia bersedia melakukan kehendakNya meskipun sebenarnya dia tidak ingin melakukannya.
- Yeremia merendahkan dirinya dihadapan Tuhan. Tuhan yang terlalu kuat baginya hingga dia menundukan dirinya dihadapan Tuhan.
- Mendapat tekanan dari dunia ketika menjalankan kehendakNya.
Pasal 21
Ada lompatan besar dari akhir Yeremia 20 ke awal Yeremia 21. Yeremia 20 berakhir pada masa pemerintahan Yoyakim, putra Yosia, yang memerintah selama 11 tahun. Yeremia 21 maju cepat sekitar 20 tahun, ke masa (588 SM) ketika tentara Babilonia berada di Yehuda dan Yerusalem dikepung.
608 SM = (pasal 20), pemerintahan Yoyakim putra Yosia
605 SM = Nebukadnezar pertama kali datang ke Yerusalem pada masa pemerintahan Raja Yoyakim dan menaklukkan kota itu dan mengambil tawanan dari Yehuda yang terbaik dan terpandai, seperti Daniel (sekitar 605 SM).
598 SM = Nebukadnezar datang lagi pada masa pemerintahan Raja Yoyakhin dan membawa pergi harta Yerusalem mengambil lebih banyak tawanan (seperti Yehezkiel), dan dia menggulingkan Raja Yoyakhin (sekitar 598 SM). Dia kemudian menempatkan Zedekia di atas takhta sebagai raja boneka.
588 SM = (Pasal 21), pemerintahan Raja Zedekia hampir berakhir; Nebukadnezar kembali untuk ketiga kalinya untuk menghancurkan kota Yerusalem dan membawa pergi orang Yehuda yang tersisa (sekitar 586 SM). Zedekia adalah putra ketiga Raja Yosia. Kakak laki-lakinya Yoahaz dan Yoyakim (dan keponakannya Yoyakhin) memerintah di hadapannya.
Firman yang datang dari TUHAN kepada Yeremia, ketika raja Zedekia mengutus Pasyhur bin Malkia dan imam Zefanya bin Maaseya kepadanya dengan pesan: "Tanyakanlah kiranya petunjuk TUHAN untuk kami, sebab Nebukadnezar, raja Babel, memerangi kami! Barangkali TUHAN mau melakukan kepada kami tepat seperti perbuatan-perbuatan-Nya yang ajaib, sehingga Nebukadnezar mundur meninggalkan kami." Yer 21:1-2
Ketika Raja Zedekia mengirim kepadanya Pasyhur bin Melkia: Ini bukan Pasyhur bin Imer yang sama yang memukul Yeremia dan memasukkannya ke dalam pasung (Yeremia 20:1-2) 20 tahun sebelumnya. Raja Zedekia mungkin mengingat keajaiban pembebasan Yerusalem pada zaman Hizkia, ketika tentara Asyur, dipimpin oleh Sanherib, mengepung kota (2 Raja-raja 18-19). Dia berharap Tuhan mengirimkan keajaiban lagi.
Raja Zedekia : mencari Tuhan untuk kepentingan pribadinya
Pasyhur bin Malkia dan imam Zefanya bin Maaseya : mencari Tuhan karena disuruh. Hatinya tidak benar-benar mencari Tuhan. Pasyur bin Malkia ikut menjebloskan Yeremia ke perigi berlumpur (psl 38), Zefanya memasung nabi-nabi yang mereka anggap gila seperti Yeremia (pasal 29). Merekapun melakukan dusta seperti nubuatan palsu kepada bangsa Yehuda.
Yer 21:3-7, Penghukuman Tuhan sedang terjadi, mereka akan jatuh ke tangan Nebukadnezar raja Babel: Mereka yang cukup beruntung untuk selamat dari wabah dan pedang dan kelaparan tidak akan menemukan pembebasan. Mereka akan dibawa sebagai orang buangan dari Yerusalem dan Yehuda dan ke tanah Babel. Segera setelah nubuat ini, orang Babel menangkap Zedekia. Kemudian mereka membunuh anak-anak Zedekia di depan matanya, mencungkil mata Zedekia, mengikatnya dengan belenggu perunggu, dan membawanya ke Babel (2 Raja-raja 25:7) Dia meninggal di sana dalam kesengsaraan dan kesedihan. Ini akibat dari Zedekia ini mengkhianati Nebukadnezar (sumpah setia dalam nama Allah 2 Taw 36:13)
Ia melakukan apa yang jahat di mata TUHAN, Allahnya, dan tidak merendahkan diri di hadapan nabi Yeremia, yang datang membawa pesan TUHAN. Lagipula ia memberontak terhadap raja Nebukadnezar, yang telah menyuruhnya bersumpah demi Allah. Ia menegarkan tengkuknya dan mengeraskan hatinya dan tidak berbalik kepada TUHAN, Allah Israel (2 Taw 36:12-13)
21:8 Tetapi kepada bangsa ini haruslah kaukatakan: Beginilah firman TUHAN: Sesungguhnya, Aku menghadapkan kepada kamu jalan kehidupan dan jalan kematian.
21:9. Siapa yang tinggal di kota ini akan mati karena pedang, karena kelaparan dan karena penyakit sampar; tetapi siapa yang keluar dari sini dan menyerahkan diri kepada orang-orang Kasdim yang mengepung kamu, ia akan tetap hidup; nyawanya akan menjadi jarahan baginya.
Penghukuman Tuhan pasti terjadi namun Tuhan masih memberikan kesempatan pada mereka untuk mendengar firman Tuhan dan memperoleh pengharapan keselamatan ketika mengikutinya. Firman Tuhan dinyatakan kepada semua orang namun apakah kita memperhatikannya atau tidak? Jika tidak, maka akhir kisahnya seperti apa yang dikatakan Tuhan pada ayat 10, yaitu mendapatkan hukuman.
Kesamaan pemimpin yang berkenan di hati Tuhan dan pemimpin yang tidak setia: sama-sama mendengar firman Tuhan, sama-sama tidak nyaman dengan firman Tuhan, sama-sama menghadapi tekanan (raja atau rakyat atau bangsa lain)
Perbedaan :
Pemimpin yang berkenan di hati Tuhan :
- Taat dan setia Melakukan firman Tuhan
- Merendahkan diri di hadapan Tuhan.
- Berkata kebenaran.
- Melakukan kebenaran
- Menyenangkan Tuhan
Pemimpin yang tidak Setia (Pasyur, Zedekia, Pasyur dan Zefanya)
- Menolak firman Tuhan
- Merasa pikirannya yang paling benar.
- Berkata dusta
- Melakukan ketidakadilan (aniaya)
- Menyenangkan manusia (mencari kenyamanan diri sendiri).
Apa yang akan Tuhan lakukan untuk pemimpin yang berkenan padaNya:
- Menyertainya
- Menguatkan dan menopangnya
- Membelanya dan tidak membuat malu.
Apa yang akan Tuhan lakukan untuk pemimpin yang tidak setia:
- Menghukumnya.
Ps Anthonius Widjaja