Pendalaman Alkitab KITAB YOSUA
Saudara, pembacaan Alkitab harian kita sudah memasuki kitab Yosua. Apa yang dapat kita pelajari dari Kitab Yosua perihal kepemimpinan diri?
1. Know your Problem
Kitab Yosua dimulai dengan firman TUHAN yang menegaskan, “Hamba-Ku Musa telah mati” (1:2). Yang menjadi problema Yosua adalah sulitnya untuk “move on.” Musa telah mati. Yosua masih berkabung. Kematian Musa membuat Yosua seolah-olah kehilangan pegangan hidup. Jika membandingkan dirinya dengan Musa, dia akan merasa sangat pesimis dan tidak berpengharapan. Musa bersahabat akrab dengan TUHAN. Musa mempunyai tongkat ajaib yang dapat membelah Laut Teberau. Musa dapat melakukan mukjizat-mukjizat yang sangat menakjubkan. Yosua merasa dirinya tidak sanggup memikul tanggungjawab kepemimpinan menggantikan Musa. Namun firman TUHAN menegaskan, “Hamba-Ku Musa telah mati; sebab itu bersiaplah sekarang.” Dengan kata lain, TUHAN memanggil Yosua untuk “move on.”
Apa yang menghalangimu sehingga sulit maju dalam kehidupan ini? Kekesalankah, kecewaankah, kepahitankah, kekhawatirankah, ketakutankah? Kenalilah masalahmu.
2. Know your People
Belajar dari pengalaman, Yosua memilih orang dengan sangat hati-hati. Daripada mengirim 12 orang yang tidak beriman, dia memilih 2 orang yang beriman. Daripada 12 orang yang pesimis, lebih baik 2 orang yang optimis. Kenalilah orang-orangmu!
Salah satu kelalaian Yosua adalah ketika dia mengambil keputusan tanpa berkonsultasi dengan TUHAN (Yos. 9:14). Janji Yosua dengan orang Gibeon dipegang TUHAN. Oleh sebab itu, Pada masa pemerintahan raja Daud, TUHAN menghukum keturunan Saul karena Saul telah melanggar perjanjian tersebut (2 Sam. 21:1-14). Berkonsultasilah dengan TUHAN sebelum Saudara mempekerjakan orang dalam perusahaanmu.
3. Know your Position
Yosua memutuskan untuk memeriksa Kanaan sendiri. Mungkin dia masih sangat khawatir atau mungkin dia ingin memastikannya. Dia berjumpa dengan seorang yang kelihatan seperti seorang jenderal. Yosua menanya, “Kawankah engkau atau lawan?” (Yos. 5:13). Jawabannya sungguh di luar duga, “Bukan, tetapi Akulah Panglima Balatentara TUHAN!”
Yosua salah bertanya. Yosua semestinya bertanya apakah dirinya ada di sisi TUHAN. Kita tidak dapat bertanya apakah TUHAN mendukung masa depan kita. Semestinya, kita bertanya apakah kehidupan kita berkenan bagi TUHAN. Hence, it is not whether God is at our side, but whether we are at God’s side.
Kitab Yosua mendemonstrasikan bahwa semuanya tentang TUHAN. It is all about God. TUHAN memerintah mereka untuk memasuki tanah perjanjian (1:1-9), TUHAN maju terlebih dahulu (2:9-11), TUHAN membawa mereka menyeberangi sungai Yordan (3-4), TUHAN memerintahkan sunat (5:1-12), Sang Panglima bala tentara (5:13-15), TUHAN memberikan strategi perang (6:2-5; 8:2). TUHAN memberikan kemenangan (6:16; 8:7; 10:42). Kekalahan ketika perintah TUHAN dilanggar (7:5-12). TUHAN memerangi bangsa-bangsa Kanaan karena kekejian mereka baik dalam hubungan seksualitas mereka (Im. 18:1-3, 29; Ul. 20:18) maupun kehidupan ibadah mereka (Ul. 12:24-31).
Jika kita memerhatikan perintah, “tumpas sama sekali” (Ul. 20:17) sekilas kita mengira TUHAN memerintahkan sebuah genoside. Namun jika kita memerhatikannya dengan lebih teliti, kita menemukan bahwa istilah tersebut hanya sebuah hiperbola. Contohnya, Rahab orang Kanaan tidak dihukum mati. Di pasal 10:36-3 kita membaca Yosua menumpas habis orang-orang Kanaan kemudian di pasal 15:13-15, kita membaca orang-orang Kanaan ada di kota-kota tersebut. Dengan kata lain, setiap orang yang bertobat seperti Rahab diberikan kesempatan untuk hidup.
Kitab ini mendemonstrasikan bahwa hidup kita adalah milik TUHAN. Masa depan kita, perjalanan hidup kita, langkah-langkah kehidupan kita, menyeberangi “sungai-sungai” kesulitan, menaklukkan “benteng-benteng” kesulitan. Peperangan rohani di mana Iblis ingin merusak diri kita dengan nilai-nilainya yang jahat, tidak dilakukan dengan kemampuan sendiri, melainkan dengan berada di belakang Sang Panglima bala tentara sorga. TUHAN adalah Sang Pemimpin atas kehidupan kita.
GKI Duta Mas, 08 Juli 2020
Ps. Lan Yong Xing