Pendalaman Alkitab Ketika Tuhan Tidak Mengampuni
Yeremia 17
Bagaimana jika Tuhan tidak mau mengampuni dosa? Tuhan menulis dosa Yehuda dengan pena besi bermata intan pada hari mereka. Artinya, Tuhan sedang mengukir dosa secara permanen (Yer. 17:1). Mengapa diukir di hati dan bukan pada tubuh? Sebab, hati merupakan pusat atau bagaikan Operating System yang menggerakkan pikiran, perkataan dan perbuatan.
Sebaliknya, Tuhan menulis orang-orang yang menyimpang di atas debu tanah (Yer. 17:13). Artinya, kesuksesan, harta benda, kehidupan orang-orang tersebut tidak permanen karena akan dibuang-Nya. Saya teringat dengan dosa wanita ysng hendak dihakimi oleh massa karena tertangkap basah berzinah. Pelaku prianya dibiarkan pergi, tetapi dirinya hendak dijatuhkan hukuman mati. Pada saat itu, Kristus menulis di atas debu tanah. Selama ini saya terus berpikir, apa yang Yesus tulis di atas debu tanah? Apakah dosa-dosa perempuan tersebut dan dosa-dosa massa yang berkumpul saat itu?
Bagaimana Anda merespons firman Tuhan seperti ini? Saya berdoa, "Tuhan, kiranya Engkau menulis dosa saya di atas debu tanah dan menulis nama saya di dalam kitab kehidupan dengan tinta emas. Bolehkah demikian? Sebab, Engkau adalah Yahweh, Sumber Air Hidup."
Mengapa Tuhan sedemikian murka (Yer. 17:4). Setidaknya kita dapat menemukan 4 dosa yang dilakukan bangsa Yehuda. Mereka menyembah berhala (Yer. 17:2). mengandalkan manusia (Yer. 17:5), tidak mau menguji diri (Yer. 17:9-10), dan tidak menguduskan hari Sabat (17:22-23). Dalam murka-Nya, Tuhan memindahkan kekayaan mereka ke tangan orang lain (Yer. 17:4). Tuhan dapat dengan mudah memindahkan apa yang Dia percayakan kepada kita ke tangan orang lain. Tuhan pernah memindahkan hak kesulungan dari Ruben kepada anak-anak Yusuf, karena Ruben telah menodai kesucian ayahnya (1 Taw. 5:1). Tuhan dapat memiskinkan kita dengan memindahkan segala sesuatu yang kita miliki kepada orang lain.
Tuhan memindahkan kekayaan mereka ke tangan orang lain. Mereka telah berlaku licik dan curang. Mereka mengambil hasil kerja keras orang lain (ayat 11).
Pernahkah Anda merenungkan berapa lama Tuhan murka terhadap bangsa Yehuda. Sebagian orang berpikir Tuhan hanya murka sebentar saja. Well, masa pembuangan selama 70 tahun, masa pelayanan Yeremia sekitar 40 tahun dan belum termasuk masa pelayanan Yesaya. Tuhan murka untuk waktu yang cukup lama sebelum Dia membawa bangsa Yehuda kembali dari pembuangan.
Bagaimana Anda mengandalkan Tuhan? Seandainya, ada orang yang mencari Anda untuk meminta bantuan, apa yang Anda lakukan? Apakah Anda menggunakan kemampuanmu dan kekuatanmu untuk membantu orang tersebut? Biasanya jika ada yang mencari saya, saya akan berdoa, "Tuhan, apa inti persoalan yang dia hadapi? Apakah Engkau berkenan menolong dia? Bagaimana Engkau mau saya menolong dia? Apa pesan yang Engkau mau saya sampaikan kepada dia?"
Struktur Yeremia 17 terdiri dari Tuhan berbicara (ayat 1-4), Yeremia berkhotbah (ayat 5-11), Yeremia berdoa (ayat 12-18) dan Tuhan berbicara (ayat 19-27). Nah, apakah Anda menemukan porsi terbesar dari bagian tersebut? Itulah inti persoalannya. Mereka tidak mau mendengarkan Tuhan tentang menguduskan hari Sabat. Apakah Anda memperhatikan perasaan Yeremia? Dia sangat marah sehingga dia berdoa, "hancurkanlah mereka dengan kehancuran berganda" (Yer. 17:18). Yeremia tidak lagi berdoa memohon pengampunan dosa untuk mereka. Yeremia berdoa memohon pengampunan dosa untuk dirinya sendiri. Mengapa Yeremia berdoa memohon kesembuhan? Alkitab menggambarkan dosa sebagai penyakit (1 Pet. 2:24).
Mengapa Tuhan sedemikian murka ketika kita tidak menguduskan hari Sabat? Apabila kita tidak menguduskan Sabat, berarti ada banyak hal lain yang jauh lebih penting daripada Tuhan. Tidak menguduskan Sabat berarti kita sedang menyingkirkan Tuhan dari hidup kita. Kita tidak mau mengkhususkan waktu untuk Dia di hari Sabat karena Dia tidak penting bagi kita.
Bagaimana kita menguduskan hari Sabat? Hari Sabat pada intinya berarti "berhenti". Berarti kita harus berhenti dari pekerjaan kita. Sabat berarti mengandalkan kekuatan Tuhan. Sabat berarti kita percaya bahwa hidup kita dipelihara Tuhan. Sabat artinya "bersenang-senang karena TUHAN" (Yesaya 58:14). Berdoa tanpa bermain adalah malapetaka. Bermain tanpa berdoa jauh lebih parah. Sabat tanpa Tuhan bukan Sabat. Kita beristirahat dan memikirkan Tuhan. Kita tidur, jalan-jalan, berolahraga, makan dan memikirkan Tuhan. Firman-Nya ada di dalam hati kita. Kita merenungkan firman-Nya di dalam istirahat kita. Kita menikmati hadirat-Nya. Itulah Sabat! Firman TUHAN di Roma 14:5-6 mengajarkan bahwa Sabat boleh di hari apa saja. Sudahkah Anda menguduskan hari Sabat?
Ps Lan Yong Xing