Pendalaman Alkitab HAGAI 2:1-10 KETIKA HASIL MENGECEWAKAN
Ketika Hasil Mengecwakan: Perbaiki Cara Pandang!
Setiap kita pasti pernah mengalami masa-masa yang mengecewakan. Kita merasa sedih karena kerja keras kita tidak memberikan hasil yang kita harapkan. Atau kita merasa sudah bekerja keras, tetapi alih-alih mendapat pujian, kita malah menerima cercaan. Kita mungkin patah semangat dan tidak sanggup lagi melanjutkan apa yang sedang kita kerjakan.
Setelah hampir 1 bulan membangun Rumah Tuhan, kesedihan meliputi hati orang banyak. Hal ini terjadi karena orang-orang yang lanjut usia—yang pernah menyaksikan Rumah Tuhan yang didirikan Salomo—mulai bernostalgia. Mereka menebar virus kekecewaan di tengah komunitas. Melihat Rumah Tuhan yang sedang dibangun, mereka menangis dengan suara nyaring (Ezra 3:12). Hal tersebut bagaikan tsunami yang menerjang orang-orang yang sudah bersemangat mendirikan Rumah Tuhan (Hagai 1:14). Mereka merasa Rumah tersebut seperti tidak ada artinya dibandingkan dengan yang didirikan raja Salomo (Hag. 2:4).
Rumah Tuhan yang didirikan Salomo dihancurkan Babel pada tahun 587 SM. Banyak perabotnya yang diangkut ke Babel. Banyak imam yang kemudian dibunuh (2 Raj. 25:18-21). Hanya orang-orang miskin yang ditinggalkan di Yerusalem (2 Raj. 25:12). Setelah mengalahkan Babel, Cyrus (raja Persia) menitahkan pada tahun 539 SM bahwa orang-orang Yahudi boleh pulang ke Yerusalem untuk membangun kembali Rumah Tuhan. Sebagian kecil memilih meninggalkan zona aman mereka dan pulang ke Yerusalem. Namun setelah berusaha keras, mereka merasa bahwa segala perjuangan mereka seperti tidak ada artinya.
Apakah Anda merasa jerih payahmu, kerja kerasmu, bahkan disiplin rohanimu seperti tidak ada artinya? Anda merasa lelah karena setelah perjuangan panjang, hasilnya begitu tidak signifikan. Anda tekun bersaat teduh setiap hari tetapi seperti tidak ada artinya. Anda merasa hidupmu tidak berbuah.
Semangat yang patah jauh lebih sulit disembuhkan daripada COVID-19. Pada tanggal 17 Oktober 520 SM, yaitu pada masa perayaan Pondok Daun (Im. 23:33-36), TUHAN berfirman, “Katakanlah kepada Zerubabel” (Hag. 2:3). Zerubabel adalah orang yang menerima kepercayaan raja Persia untuk menjabat sebagai gubernur. Zerubabel adalah keturunan Daud. Nama orang ini muncul baik di silsilah Yusuf (Matius) maupun di silsilah Maria (Lukas).
Berulangkali Tuhan menegaskan, “Kuatkanlah hatimu!” (Hag. 2:5).
Ketika mereka berhenti bekerja karena patah semangat, Dia berkata, “Bekerjalah, sebab Aku ini menyertai kamu, demikianlah firman Tuhan semesta alam, sesuai dengan janji yang telah Kuikat dengan kamu pada waktu kamu keluar dari Mesir. Dan Roh-Ku tetap tinggal di tengah-tengah kamu. Janganlah takut!” (Hag. 2:5-6). Untuk itu, kuatkanlah hatimu, bekerjalah, dan janganlah takut. Karena Tuhan semesta alam menyertaimu, Dia berpegang pada janji-Nya, dan Roh-Nya ada bersama-mu.
Tuhan bersabda, “Sedikit waktu lagi, maka Aku akan mengguncangkan langit dan bumi, laut dan darat. Aku akan mengguncangkan segala bangsa, sehingga barang-barang yang indah kepunyaan segala bangsa datang mengalir, maka aku akan memenuhi Rumah ini dengan kemegahan, firman Tuhan semesta alam” (Hag. 2:8). Tuhan bagaikan mengguncangkan dompet bangsa-bangsa sehingga mereka mengeluarkan harta benda, barang yang indah-indah untuk keperluan Rumah-Nya.
Tuhan berkata, “Kepunyaan-Kulah perak, kepunyaan-Kulah emas” (Hag. 2:9). Karena seluruh kekayaan milik-Nya, Tuhan dapat dengan mudah memindahkan kekayaan dari tangan satu orang ke tangan orang berikutnya. Melalui raja Darius, Tuhan semesta alam menyediakan bahan baku yang diperlukan untuk pembangunan Rumah Tuhan (Neh. 2:9). Demikian juga, pandemi COVID-19 akan menyebabkan perpindahan kekayaan dari seseorang ke orang lain, dari perusahaan yang satu ke perusahaan yang lain, dari negara yang satu ke negara yang lain.
Ketika hasil yang Anda dapatkan kecil, tetaplah bekerja karena Tuhan menyertaimu. Jangan meremehkan hal-hal kecil (Zak. 4:10). Tuhan berpegang pada janji-Nya, oleh sebab itu berpegang jugalah pada janji-Nya. Roh Tuhan bersamamu, karena itu kuatkanlah hatimu.
Pastor Lan Yong Xing