Search

Pendalaman Alkitab Gereja Tanpa Tuhan

Yeremia 7

Apa perasaan saudara ketika saudara mau masuk ke pintu gereja, kemudian ada orang berbicara pada saudara,” Dengarlah firman Tuhan, hai sekalian orang (munafik) yang masuk melalui semua pintu gerbang ini untuk sujud menyembah kepada Tuhan! Perbaikilah tingkah langkahmu dan perbuatanmu, maka Tuhan mau diam bersama-sama kamu di tempat ini.”  Apa yang akan anda lakukan? Memandang orang tersebut dengan tidak suka, cuek, ga peduli, atau merenungkan kembali apakah jangan-jangan yang dikatakannya benar?

”Berdirilah di pintu gerbang rumah Tuhan, serukanlah di sana firman ini dan katakanlah: Dengarlah firman Tuhan, hai sekalian orang Yehuda yang masuk melalui semua pintu gerbang ini untuk sujud menyembah kepada Tuhan! Beginilah firman Tuhan semesta alam, Allah Israel: Perbaikilah tingkah langkahmu dan perbuatanmu, maka Aku mau diam bersama-sama kamu di tempat ini. (Yer 2-3)

Yeremia diperintahkan berdiri di Pintu gerbang rumah Allah, dimana melalui pintu gerbang ini umat Allah masuk kedalam Bait-Nya yang Kudus. Dalam kemunafikan, umat Allah tetap melakukan ibadah sebagai rutinitas biasa.

Perlu kita renungkan ketika kita mau masuk ke tempat ibadah, apa yang ada dalam hati kita? untuk tugas pelayanan, ketemu teman, nganter pasangan, anak atau memang tulus ingin beribadah kepada Tuhan, mencari Tuhan, memuji dan menyembah Tuhan. Jika demikian, apa arti ibadah kita kepada Tuhan? seberapa pentingkah ibadah kita kepada Tuhan?

Apa yang Tuhan inginkan ketika kita masuk ke rumahNya? Sujud menyembah kepada Tuhan dan perbaiki tingkah laku dan perbuatan kita dalam kehidupan sehari-hari. Jangan berpikir bahwa ibadah itu hanya hari minggu dan dilakukan hanya di gedung gereja. Ingatlah bahwa tubuh kita adalah Bait Allah.  Jadi kitapun harus mempersiapkan diri menjadi bait Allah yang kudus dan berkenan kepadanya. Kita. Atau tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah, dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri? 1 Korintus 6:19

Mengapakah kita harus sujud menyembah kepada Tuhan dan memperbaiki tingkah langkah dan perbuatan kita? Supaya Tuhan tinggal bersama-sama dengan kita. Ketika Tuhan bersama kita, maka kita akan mendapatkan kebahagiaan yang sejati.

Lalu sebenarnya apa yang membuat kita sukar untuk sujud menyembah kepada Tuhan dan memperbaiki tingkah langkah dan perbuatan kita?

Tetapi sesungguhnya, kamu percaya kepada perkataan dusta yang tidak memberi faedah. Masakan kamu mencuri, membunuh, berzinah dan bersumpah palsu, membakar korban kepada Baal dan mengikuti allah lain yang tidak kamu kenal, kemudian kamu datang berdiri di hadapan-Ku di rumah yang atasnya nama-Ku diserukan, sambil berkata: Kita selamat, supaya dapat pula melakukan segala perbuatan yang keji ini! (Yer 7:8-10)

Percaya dusta : Bait Allah sebagai tempat perlindungan dari musuh Tuhan. Mereka percaya bahwa dengan masuk ke dalam Bait Tuhan  dan melakukan segala ritual keagamaan maka akan mendapatkan jaminan perlindungan, keselamatan dan berkat dari Tuhan.  Jadi kalau kita perhatikan masalah orang-orang Israel bukanlah bahwa mereka tidak menyembah di Bait Suci atau tidak memberikan korban persembahan, dan mereka semua mematuhi ritual keagamaan mereka, dan mereka juga mempraktekkannya di Bait Suci. Tapi mengapa Yeremia justru mengatakan, bahwa di mata Tuhan, mereka menyembah berhala, dan itu menjijikkan dan memuakkan? Karena yang mereka sembah dan bergantung bukan Tuhan, tetapi Bait Suci, dan mereka berpikir bahwa Bait Suci adalah jaminan bahwa Tuhan akan membuat mereka berdiam di tanah itu selamanya. Dengan cara ini, tanpa disadari, Bait Suci telah menjadi obyek iman mereka, tetapi juga menjadi berhala pengganti Allah. Mereka juga berpikir tidak perlu bertobat, cukup dengan melakukan ritual keagamaan maka akan selamat. Bahkan melegalkan apa yang mereka lakukan (ketidakadilan, penindasan) atas nama “ibadah “ mereka

Apakah kitapun memberhalakan bait Allah? entah itu pelayanan kita, kehadiran di gereja, persembahan di gereja. Apa yang menjadi pemikiran kita ketika melakukan itu semua? Untuk menggantikan kejahatan kita? Untuk dinilai baik orang lain? Memuaskan diri sendiri atau memang untuk menyenangkan hati Tuhan? Ingat bahwa perkataan dusta, bukan berasal dari Allah. Perkataan dusta, datang dari Iblis dan keinginan manusia yang diliputi dosa. Jika kita melakukan perkataan dusta maka Tuhan mengatakan ibadah kita sebagai sarang penyamun, dimana bukan Tuhan yang dipersaksikan namun kejahatan yang diperlihatkan.

Sudahkah menjadi sarang penyamun di matamu rumah yang atasnya nama-Ku diserukan ini? Kalau Aku, Aku sendiri melihat semuanya, demikianlah firman Tuhan. (Yer 7:11)

Kesalahan fatal yang dilakukan oleh bangsa Israel adalah kebebalan dan kedegilan hati mereka. mereka tidak mau mendengar Tuhan secara terus menerus bahkan tidak menjawab Tuhan sekalipun Tuhan sudah berbicara keras kepada mereka.

Maka sekarang, oleh karena kamu telah melakukan segala perbuatan itu juga, demikianlah firman Tuhan, dan oleh karena kamu tidak mau mendengarkan, sekalipun Aku berbicara kepadamu terus-menerus, dan kamu tidak mau menjawab, sekalipun Aku berseru kepadamu, (Yer 7:13)

Sebab itu, katakanlah kepada mereka: Inilah bangsa yang tidak mau mendengarkan suara Tuhan, Allah mereka, dan yang tidak mau menerima penghajaran! Ketulusan mereka sudah lenyap, sudah hapus dari mulut mereka.” (Yer 7:28)

Apa akibatnya? Kena murka Tuhan dan dihukum berat.

karena itulah kepada rumah, yang atasnya nama-Ku diserukan dan yang kamu andalkan itu, dan kepada tempat, yang telah Kuberikan kepadamu dan kepada nenek moyangmu itu, akan Kulakukan seperti yang telah Kulakukan kepada Silo; Aku akan melemparkan kamu dari hadapan-Ku, seperti semua saudaramu, yakni seluruh keturunan Efraim, telah Kulemparkan. (Yer 7:14-15).

Silo itu rumah ibadah pertama yang didirikan oleh Yosua yang telah memimpin Israel masuk ke Kanaan, di sana ada Kemah Pertemuan, Tabut Perjanjian, dan imam besar, sampai di masa Samuel , Silo masih merupakan pusat agama dari orang Israel. Kemudian orang Israel mengangkut Tabut saat berperang melawan orang Filistin, tetapi Tuhan tidak beserta dengan mereka, dan Tabut itu telah ditawan, dan 30.000 tentara Israel tewas. Tuhan menggunakan Silo sebagai sebuah metafora atas Yerusalem, untuk menunjukkan bahwa Yerusalem akan menjadi reruntuhan seperti Silo. Untuk konteks kita gereja Tuhan saat ini pun akan sama jikalau umat itu tidak mengubah jalan hidup berdosa mereka.  Bagaimana ibadah pada masa kini, apakah masih fokus kepada tujuan beribadah ? atau ibadah hanyalah sebagai rutinitas bahkan pemuas emosional manusia sesaat. Ibadah hanya menjadi ajang menonton konser dan mendengar kata-kata motivasi hidup.  Ibadah yang kehilangan arah tujuan utama yaitu memuliakan Allah dan mendengarkan suara Allah dalam kemahakudusan-Nya adalah Beribadah ditengah kepalsuan hati, ini adalah kemerosotan iman percaya kepada Allah

Sebab itu beginilah firman Tuhan Allah: Sesungguhnya, murka-Ku dan kehangatan amarah-Ku akan tercurah ke tempat ini, ke atas manusia, ke atas hewan, ke atas pohon-pohonan di padang dan ke atas hasil tanah; amarah itu akan menyala-nyala dengan tidak padam-padam.” (Yer 7:20)

Apa yang terjadi pada orang-orang bebal? Ternyata Tuhanpun sampai mengatakan jangan mendoakan dan seruan  permohonan untuk mereka. Doanya menjadi sia-sia karena Tuhan tidak mendengarkannya.

”Tetapi engkau, janganlah berdoa untuk bangsa ini, janganlah sampaikan seruan permohonan dan doa untuk mereka, dan janganlah desak Aku, sebab Aku tidak akan mendengarkan engkau.  (Yer 7 : 16)

Sebenarnya apa yang dilakukan mereka sampai seperti itu?
Mereka sekeluarga bekerjasama melakukan penyembahan kepada allah lain secara bersama-sama. Mereka tetap pergi ke Bait Allah, juga tetap mempersembahkan korban, tetapi juga bekerjasama seluruh keluarga membuat untuk roti dan pengorbanan kepada Ratu sorga (Asytoret). Ratu Sorga  adalah agama yang trendi pada zaman itu, pada masa itu orang-orang berpikir bahwa jika dewa hanya bergender laki-laki maka tidak lengkap, jadi harus memiliki perempuan agar bahagia, ini adalah fenomena asimilasi campuran agama.

Anak-anak memungut kayu bakar, bapa-bapa menyalakan api dan perempuan-perempuan meremas adonan untuk membuat penganan persembahan bagi ratu sorga, dan orang mempersembahkan korban curahan kepada allah lain dengan maksud menyakiti hati-Ku. (Yer 7:18).

Bayangkan, tidak hanya 1 dewa saja, tapi kalau kita perhatikan di ayat 31 ada lagi bahkan lebih bejat lagi. mereka tidak hanya menyembah ratu sorga di rumah, tetapi juga membangun mezbah tinggi di bukit pengorbanan yang bernama Tofet di Lembah Ben-Hinom, untuk membakar anak-anak mereka dalam api dan mempersembahkan mereka kepada Molokh dewa Moab

Mengapa jangan didoakan?
- Tuhan sedang menegur dan mendidik mereka dengan hukuman karena yang dilakukan mereka salah.
- Jika kita mendoakan untuk kesejahteraan mereka, justru mereka tidak belajar dari kesalahan mereka, dan mereka tidak akan bertobat.
- Kita di pihak mana? Tuhan?

Apa yang menyebabkan mereka mempersembahkan korban curahan kepada allah lain dengan maksud menyakiti hati Tuhan? Tidak puas dengan berkat dari Allah dan mencoba mendapatkan berkat lebih banyak meskipun bertentangan dengan perkataan Tuhan. Penyembahan kepada dewa-dewa lain, karena mereka menginginkan kemakmuran, anak dll.

Gereja hari ini mungkin jarang menyembah berhala atau patung yang berbentuk, tapi lebih mencari sesuatu yang dapat memuaskan diri sendiri, entah itu harta, kesuksesan, kesenangan, dll. Lupa bahwa sumber kebahagiaan sejati datangnya dari Tuhan

Apa yang sebenarnya Tuhan kehendaki pada manusia?
Sungguh, pada waktu Aku membawa nenek moyangmu keluar dari tanah Mesir Aku tidak mengatakan atau memerintahkan kepada mereka sesuatu tentang korban bakaran dan korban sembelihan (Yer 7:22)
- Sebab Aku
menyukai kasih setia, dan bukan korban sembelihan, dan menyukai pengenalan akan Allah, lebih dari pada korban-korban bakaran. Hosea (6:6)
- hanya yang berikut inilah yang telah Kuperintahkan kepada mereka:
Dengarkanlah suara-Ku, maka Aku akan menjadi Allahmu dan kamu akan menjadi umat-Ku, dan ikutilah seluruh jalan yang Kuperintahkan kepadamu, supaya kamu berbahagia!

Tujuan Tuhan menghendaki kita bahagia! Bahagia bukan disebabkan oleh kesehatan, banyaknya materi, kawan, atau hidup tanpa masalah. Bahagia adalah ketika Allah tinggal di dalam kita, karena jaminan keselamatan akan tercurah pada kita.

Jika kita tahu bahwa kita jauh dari Tuhan, tidak berusaha mengenal Tuhan, tidak berusaha mendengarkan dan mengikuti perintah Tuhan, maka berhati-hatilah. Bertobatlah selagi masih ada kesempatan! Karena ada waktunya Tuhan menghukum kita dan kita sudah tidak bisa berbuat apa-apa lagi, yang tersisa hanya ratapan.

Cukurlah rambut kepalamu dan buanglah! Angkatlah ratapan di atas bukit-bukit gundul, sebab Tuhan telah menolak dan membuang bangsa yang kena murka-Nya! (Yer 7:29)

Mari kita renungkan adakah sesuatu yang tidak berkenan kepada Tuhan dan masih kita pertahankan atau kita tunda pertobatannya?

Setelah belajar dari Yer 7, sebagai pengikut Tuhan, apa yang harus kita perbuat?
- Datang kepada Tuhan dengan sujud dan menyembahNya.
- Dengarkanlah firmanNya
- Lakukan apa yang menjadi kehendakNya. (Bertobatlah dengan memperbaiki tingkah laku dan perbuatan kita selagi masih ada waktu)

Mari kita renungkan dan mencoba melihat dari cara pandang Tuhan.
Apa yang Tuhan lihat dari ibadah bangsa Israel kepadaNya?
- Seperti orang munafik, tidak bersungguh-sungguh beribadah kepada Allah,
- beribadah untuk melegalkan kejahatan yang mereka lakukan.
- Hati mereka tidak benar-benar menyembah Tuhan

Pertanyaan refleksi:
Apa yang Tuhan lihat dari ibadah kita kepadaNya?
Apa yang dirasakan Tuhan terhadap cara beribadah orang Israel?
- Marah, murka
- Sakit hati

Pertanyaan refleksi:
Apa yang dirasakan Tuhan terhadap cara beribadahmu?
Apa yang Tuhan ingin orang Israel lakukan dalam beribadah kepada Tuhan?
- Mendengarkan firman Tuhan.
- Mengikuti seluruh perintah Tuhan

Pertanyaan refleksi:
- Apa yang Tuhan ingin kamu lakukan dalam beribadah kepada Tuhan? caranya?
- Hal apa  yang ingin Tuhan perbaiki dari diri kita?

Gereja tanpa Tuhan adalah gereja yang tidak menjadikan Tuhan sebagai pusat dari seluruh kehidupannya. Apakah kita gereja tanpa Tuhan? Jika kita tidak menjadikan Tuhan yang utama, tidak benar-benar berusaha mendengar dan mengikuti kehendak Tuhan maka kita adalah gereja tanpa Tuhan.

Ps Anthonius Widjaja