Pendalaman Alkitab Fantastic
Yehezkiel 37
Apakah saudara pernah mengalami keputusasaan?
Ketika saudara mengalami permasalahan yang berat, kemudian segala macam usaha sudah dilakukan. Segala daya dan upaya tercurah tanpa hasil. Dan saudara merasa sudah tidak ada hal lagi yang dapat dilakukan sehingga saudara merasa putus asa dan tiada lagi harapan, bahkan mungkin berniat untuk mengakhiri hidup saudara. Inilah yang dihadapi oleh bangsa Israel di masa pembuangan di Babel.
37:11 Firman-Nya kepadaku: "Hai anak manusia, tulang-tulang ini adalah seluruh kaum Israel. Sungguh, mereka sendiri mengatakan: Tulang-tulang kami sudah menjadi kering, dan pengharapan kami sudah lenyap, kami sudah hilang.
Pada Yehezkiel pasal 37 ini, Tuhan membawa Yehezkiel, melalui sebuah pengalaman spiritual menuju ke suatu lembah yang penuh dengan tulang-tulang orang mati. Jumlah tulang-tulang itu sangat banyak dan kering. Kondisi kering dari tulang itu menunjukkan bukan saja bahwa ada kematian di situ, tetapi juga “tidak mungkin berharap ada kehidupan. Hal yang mengejutkan adalah ketika TUHAN ALLAH bertanya kepada Yehezkiel “apakah tulang-tulang itu dapat dihidupkan?”.Tentu secara nalar hal itu tidak logis. Bagaimana menghidupkan orang mati? Mustahil membuat tulang-tulang kering itu hidup kembali. Walaupun tidak masuk diakal, pada ayat 4 perintah mengejutkan diterima oleh Yehezkiel dari Tuhan sendiri. Ia diminta untuk bernubuat menghidupkan tulang-tulang itu lagi. Ternyata penglihatan tentang tulang-tulang itu adalah mewakili kondisi Israel yang sudah hancur dan terkesan binasa atau hilang karena mengalami kekalahan dan dibuang. Rupanya israel telah kehilangan pengharapan di tempat pembuangan seakan tidak ada lagi jalan keluar bagi mereka
Penggambaran nubuatan :
1. Tulang-Tulang yang Kering
Kematian yang digambarkan di ayat 1-2 merupakan kematian yang mengerikan:
- tulang-tulang tersebut berada di lembah. Kematian yang terhormat ada di kuburan. Kematian di lembah/ luar kota merupakan simbol kehinaan. Hanya tulang-tulang saja yang ada mengindikasikan bahwa mayat-mayat tersebut tidak dikuburkan dengan layak dan tubuhnya dimakan binatang-binatang liar. Ini merupakan gambaran kematian yang hina menurut konteks waktu itu.
- tulang-tulang tersebut sangat banyak. Yehezkiel melihat tulang-tulang tersebut memenuhi lembah (ayat 1), berkeliling dan sangat banyak bertaburan (ayat 2). Jumlah yang sangat besar ini biasanya merujuk pada kekalahan perang.
- tulang-tulang tersebut sangat kering. Keadaan ‘sangat kering’ ini menggambarkan situasi bangsa Israel yang sudah lama berada di pembuangan.
2. Tanpa Harapan
Keberadaan di pembuangan yang sudah sangat lama menyebabkan bangsa Israel kehilangan harapan untuk menjadi sebuah bangsa kembali. Mereka merasa bahwa peluang untuk itu sudah tidak ada, apalagi bangsa Babel menjadi tetap kuat dan tidak ada tanda-tanda bahwa suatu bangsa besar lain sudah muncul. Secara manusiawi, tulang-tulang itu pasti tidak mungkin dihidupkan kembali artinya mereka pasrah bahwa untuk kembali hidup di tanah perjanjian tinggal hanya kenangan masa lalu yang tidak akan pernah lagi mereka rasakan.
3. Terpisah
Tulang-tulang tersebut digambarkan: terpisah dari sendi-sendinya, berada di tempat yang berbeda-beda. Gambaran ini sesuai dengan situasi historis yang dialami bangsa Israel. Sebagian dari mereka tinggal di tanah Israel tetapi sebagian besar dibawa ke pembuangan. Terpisah di sini juga bisa berarti terpisah dari tanah perjanjian.
Janji Pemulihan Oleh Allah
TUHAN tidak tinggal diam dengan situasi umat-Nya. Ia menubuatkan sebuah pemulihan! Lalu Tuhan menyuruh Yehezkiel bernubuat untuk tulang kering itu, dan selanjutnya saat tulang-tulang itu bersatu, urat dan dagingnya tumbuh kembali dan diberi nafas menjadi manusia yang hidup. Pada awalnya di ayat 7 dan 8 belum diberikan nafas kehidupan. Baru di ayat 9 diberikan nafas kehidupan dari 4 penjuru angin. Tulang-tulang yang kering dan dihidupkan kembali itu benar-benar menjadi manusia hidup yang baru (ayat 10). Ternyata TUHAN menunjukkan kepada Yehezkiel bahwa seperti itulah kondisi Israel yang hari itu berada masa dalam pembuangan: mereka seperti kumpulan tulang mati (ayat 11). Jika tanpa nafas kehidupan dari Allah, mereka mati.
Maka ketika Tuhan memberikan nafas kehidupan menjadi sangat penting.
manusia tanpa nafas kehidupan adalah mati. Kita tentu masih ingat ketika peristiwa penciptaan bahwa Allah menciptakan manusia dari debu tanah dan menghembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya (Kej 2:7 “ketika itulah TUHAN Allah membentuk manusia itu dari debu tanah dan menghembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya; demikianlah manusia itu menjadi makhluk yang hidup). Allah ingin mengingatkan kembali kepada bangsa Israel bahwa tanpa Allah mereka berjalan menuju kematian.
Bangsa Israel telah mengandalkan kekuatan mereka (dengan meminta bantuan Mesir) kepada bangsa Babel pada saat itu, yang dinilai memiliki kekuatan besar dalam perang. Namun Allah mengijinkan kerajaan Babel untuk memukul kalah kerajaan Israel dan membawa bangsa Israel ke pembuangan di Babel.
Mengandalkan Tuhan dalam kehidupan itu gampang atau sulit? Sebagian besar orang pasti mengatakan sulit. Dan jawaban ini sangat ironis mengingat kita ini sudah menjadi orang percaya dan menyerahkan hidup kita kepada Kristus. Apa jangan-jangan kita hanya percaya saja kepada Kristus namun kita tidak mau menyerahkan hidup kita kepada Kristus? Coba kita renungkan, sebab ini sangat ironis. Mengaku menjadi orang percaya tetapi sulit untuk mengandalkan Tuhan, seakan sangat bertolak belakang. Jika kita sudah percaya kepada Kristus, menyerahkan hidup kita kepada Kristus berarti hidup kita bukanlah milik aku lagi tetapi milik Kristus, jadi satu-satunya yang bisa kita andalkan ya hanya Kristus. Kalau kita masih ragu untuk mengandalkan Kristus dalam hidup kita ya itu aneh. Belajarlah untuk benar-benar menyerahkan hidup kita kepada Tuhan dan mengandalkan Tuhan dalam setiap sisi kehidupan kita. Biarlah Roh Kudus membimbing kita untuk senantiasa hidup mengandalkan Tuhan, berjalan di track yang Tuhan kehendaki dalam hidup kita.
TUHAN menjanjikan pemulihan tanah dan eksistensi sebagai sebuah bangsa (ayat 12-13), namun sebenarnya ketika TUHAN ingin memulihkan, Ia juga ingin memulihkan yang paling esensial, yaitu spiritualitas. Dalam bagian berikut (ayat 11-14), Allah berjanji melalui Nabi Yehezkiel bahwa mereka yang putus asa dan tidak memiliki pengharapan lagi akan dibimbing dari pengalaman kematian (tentu bukan dalam arti kematian fisik, namun kematian semangat dan pengharapan) kepada kehidupan yang baru.
Janji Tuhan kepada bangsa Israel (ay. 12-14), Tuhan akan :
1. Membuka kubur-kuburmu : belenggu dosa, penderitaan, keputusasaan dan kehampaan hidup.
2. Membangkitkan dan mengeluarkanmu : memberi semangat baru untuk kembali kepada kesejahteraan.
3. Memberikan Roh Kudus : Roh Tuhan yang menguatkan, membimbing, memampukan dan mengubah hidup.
4. Membiarkan tinggal di tanahmu : Hak dipulihkan dan kembali ke tanah perjanjian yang melimpah berkat.
Kalau Tuhan pulihkan kita, Dia akan membawa kita ke keadaan yang lebih baik. Dari sini juga hendak ditegaskan bahwa kekalahan Israel dan jatuhnya Yerusalem ke tangan bangsa Babel tidaklah berarti Tuhan adalah Allah yang lemah, Allah yang ingkar janji dan berpaling dari bangsa Israel. Justru sebaliknya lewat peristiwa pembuangan, Allah hendak menegur sekaligus mengingatkan bangsa Israel akan ketidaksetiaannya pada hukum dan aturan yang sejak dulu telah menjadi perjanjian kudus antara Tuhan dengan leluhur bangsa Israel. Oleh karena itu masa-masa di pembuangan haruslah menjadi masa-masa refleksi bagi umat Israel atas pelanggaran yang telah mereka perbuat. Kebangkitan umat Israel yang dilambangkan dengan tulang-tulang kering yang dihidupkan kembali oleh Allah itu hendak memperlihatkan bahwa Allah lebih mencintai umat-Nya ketimbang harus menghukum mereka terus-menerus di Babel. Peristiwa penglihatan Yehezkiel ini menjadi awal dari hidup baru umat Israel sendiri dan kemudian diikuti dengan pembaharuan yang dilihat sebagai suatu perubahan hati kembali bagi umat Israel sendiri.
Mengapa Tuhan mau memulihkan bangsa Israel? Agar bangsa Israel mengenal Allah mereka, kata-kata yang menegaskan “Akulah Tuhan” muncul sebanyak 3x dalam pasal ini. Umat Israel diajarkan untuk mengenal Allah, maka dari pada itu, nubutan Yehezkiel :
- Menyatakan bahwa Allah yang berdaulat dan maha kuasa
- Menyatakan Allah yang kudus dan membenci ketidaksetiaan
- Allah yang berkenan untuk memulihkan (fisik & spiritual)bangsa Israel
Selanjutnya dalam Yeh 37:15-28, Yehezkiel diperintahkan Allah menyiapkan dua lembar papan yang tertulis nama Efraim dan Yehuda. Ia harus menggabungkan kedua papan tersebut dalam tangannya yang berarti mereka menjadi satu dalam tangan Tuhan (16-19). Ini berarti, Tuhan akan menjemput Israel dan Yehuda dari tanah pembuangan. Mereka akan menjadi umat-Nya dan Tuhan menjadi Allah mereka (20-23). Di Tanah Perjanjian itu, mereka akan dipimpin oleh satu gembala, yaitu Daud. Mereka akan hidup menurut peraturan-peraturan Tuhan (24-25). Ia akan melakukan perjanjian damai dan abadi dengan mereka (26).
2 janji pemulihan yaitu:
- Janji bahwa Tuhan akan memulihkan hubungan atara diriNya & Israel yg diikat oleh perjanjian kekal Allah yg akan terus berlangsung selama-lamanya (21, 23-28) dan;
- Janji bahwa Israel akan kembali menjadi satu bangsa yg akan digembalakan oleh satu Raja, sbg satu umat di tangan Tuhan (17, 19, 22, 24). Di dalam kedua janji ini terkandung suatu penegasan, bahwa kekuatan kuasa dosa yang menceraikan akan dikalahkan oleh kuasa Tuhan yang mempersatukan.
Penggenapan janji pemulihan dalam nubuat nabi Yehezkiel ini belum seutuhnya dialami Israel. Sampai pada tahun-tahun penulisan PB, orang2 Yahudi tetap tidak bergaul dengan orang Samaria yang merupakan keturunan campuran dari Utara. Para penulis PB menegaskan dan mengaitkan penggenapan janji ini dengan misi kedatangan Kristus ke dalam dunia, yang mempersatukan umat manusia di dalam dirinya (Ef2:14-18). Kita yang tercerai berai telah dihimpun menjadi satu sebagai kawanan domba dengan satu gembala (Yoh10:16 Ada lagi pada-Ku domba-domba lain, yang bukan dari kandang ini; domba-domba itu harus Kutuntun juga dan mereka akan mendengarkan suara-Ku dan mereka akan menjadi satu kawanan dengan satu gembala.)
Apakah kita termasuk yang dipersatukan untuk menjadi kawanan domba dalam kerajaan Allah? tentu saja, jika kita :
- tidak lagi menajiskan dengan berhala-berhala.
- tidak lagi menajiskan dengan semua pelanggaran kita.
- Hidup menurut peraturan-peraturan-Ku dan melakukan ketetapan-ketetapan-Ku dengan setia.
- Menjadikan Allah sebagai Allah.
Apa yang Tuhan janjikan?
- melepaskan kita dari dosa, dan mentahirkannya. (ay 23)
- Di jadikan umatNya. (ay 23)
- Diberi tempat tinggal untuk selama-lamanya (ay 25)
- memberkati kita (ay 26)
- memberikan tempat kudus-Ku di tengah-tengah kita untuk selama-lamanya. (ay 26)
Apa yang Fantastic?
- Tulang-tulang kering kembali menjadi manusia?
- Allah yang berkenan untuk memulihkan?
- Kita bersedia untuk dipulihkan dan kembali mengikuti jalan Tuhan?
Bukankah semuanya adalah hal yang fantastic?
Ps. Anthonius Widjaja