Search

Pendalaman Alkitab Bagaimana Kita Meminta Petunjuk TUHAN?

Yeremia 10

Secara singkat petunjuk Tuhan menunjuk kepada kehendak Tuhan
Kita akan melihat topik ini dalam 3 bagian:
1. Agenda Manusia
Ketika berdoa, kita sering di dorong oleh pemikiran atau perasaan seperti berikut:
- Ketidakpastian hidup
- Ketakutan
- Kekuatiran
- Keinginan

Pemikiran dan perasaan ini umumnya mendorong kita untuk mencari solusi dengan cara apapun.
Yeremia 10:2
Beginilah firman TUHAN: “Janganlah biasakan dirimu dengan tingkah langkah bangsa-bangsa, janganlah
gentar terhadap tanda-tanda di langit, sekalipun bangsa-bangsa gentar terhadapnya.”

Mereka gentar terhadap tanda-tanda langit. Orang-orang zaman dahulu sering melihat fenomena langit sebagai tanda malapetaka (komet, meteor, gerhana). Dalam hal ini, reaksi bangsa Yehuda tidak ada bedanya dengan bangsa-bangsa lain. Mereka mulai menyembah berhala-berhala agar terlepas dari musibah. Bangsa Yehuda selain menyembah Yahweh, juga ikut menyembah banyak berhala.

Zaman sekarang, fenomena langit bisa dijelaskan secara sains.
Namun bukankah kita juga sering gentar terhadap masalah? Bukankah kita juga memiliki banyak keinginan? Kemudian kita berdoa:
Tolong berikan…(jalan keluar, keamanan, kesehatan dll)
Berkati… (semua lancar, tidak ada masalah)
Saya tidak ingin… (masa depan sulit, pasangan/anak saya bertingkah seperti ini, posisi ini atau pelayanan itu)

Sehingga ketika kita berdoa, kita sudah memiliki agenda sendiri dan kemudian meminta petunjuk Tuhan. Dengan kata lain, kita meminta Tuhan melancarkan agenda kita.

Apakah salah memiliki agenda sendiri? Tidak. Manusia memiliki akal budi untuk berpikir. Yang salah adalah kita sudah terlebih dahulu menentukan agenda kita dan meminta Tuhan menjalankan agenda kita. Memiliki agenda sendiri itu sangat wajar, namun kita perlu senantiasa memeriksa motivasi hati dari setiap agenda kita. Motivasi hati sangat penting.


2. Kehendak Tuhan
Yeremia dalam tangisannya mengatakan:
Yeremia 10:21
Sungguh, gembala-gembala
sudah menjadi bodoh, mereka tidak menanyakan petunjuk TUHAN. Sebab itu mereka tidak berbahagia dan seluruh binatang gembalaan mereka cerai-berai.

Gembala-gembala disini adalah para pemimpin yang dalam menjalankan tugasnya, tidak mencari TUHAN. Mereka adalah Raja, para Menteri, Nabi dan Imam. Mereka adalah pemimpin yang memimpin dengan mengandalkan hikmat sendiri. Kepemimpinan mereka gagal dan rakyatnya juga ikut melakukan kejahatan yang mereka perbuat.

Saudara, apa peranmu dalam hidupmu? Mungkin sebagai:
- Pemimpin gereja (MJ), pendamping komisi, pengurus komisi.
- Pemimpin perusahaan atau departemen tertentu.
- Kepala keluarga, Ibu rumah tangga atau anak-anak.
Dalam menjalankan peranmu dalam hidup ini, sudahkah saudara menanyakan petunjuk TUHAN?

Umumnya kita menjawab, “Saya tidak tahu apa maunya Tuhan.” Setelah menjawab tidak tahu, trus apa lanjutannya? Tetap tidak tahu. Tahukah saudara bahwa jawaban tidak tahu adalah jawaban yang sangat tidak bertanggung jawab. Atau bisa dikatakan lari dari tanggung jawab dan tidak mau tahu.

Tuhan berikan kita firman Tuhan untuk dibaca dan direnungkan. Tuhan berikan berbagai sumber daya dalam kehidupan kita. Kita dapat datang kepada Tuhan dalam doa sehari-hari untuk berkomunikasi dengan-Nya dalam nama Tuhan Yesus. Saudara bertanggung jawab atas hidupmu sendiri untuk mencari tahu kehendak TUHAN.

Mengapa Tuhan ingin kita mencari kehendak-Nya?
Yesus mengajar kita untuk berdoa: “Datanglah Kerajaan-Mu, Jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di surga”. Ketika Tuhan menjadikan langit dan Bumi, Tuhan memiliki tujuan yang sedang Dia kerjakan. Sama halnya ketika Tuhan menciptakan kita, setiap kita dipanggil untuk tujuan tertentu. Tuhan ingin kita menyambut Kerajaan-Nya, pemerintahan-Nya sebagai Raja agar kehendak Tuhan terjadi di bumi seperti di surga. Kehendak Tuhan tidak terlepas dari karakternya (Adil, Baik, Kasih). Dan Tuhan hendak membawa segala kebaikan ini di bumi seperti di surga, yaitu shalom (kedamaian, keharmonisan, keutuhan, kelengkapan, kemakmuran, kesejahteraan dan ketenangan).

Apakah Tuhan ingin mendikte hidup kita?
Tidak, kita bukan robot dan kita memiliki kebebasan untuk memilih. Tuhan adalah orang tua yang mendidik dan mengajar kita di jalan yang benar, dan memberi kebebasan kepada kita untuk memilih mengikut jalan-Nya atau agenda kita sendiri.

Terkadang dalam proses mengambil sebuah keputusan, kita bisa saja keliru memandang agenda sendiri sebagai kehendak Tuhan. Hal ini dapat terjadi karena:
1. Tidak mengenal Tuhan dengan benar
Yeremia 4:22
Sungguh, bodohlah umat-Ku itu,
mereka tidak mengenal Aku! Mereka adalah anak-anak tolol, dan tidak mempunyai pengertian! Mereka pintar untuk berbuat jahat, tetapi untuk berbuat baik mereka tidak tahu.
2. Kita mencari orang yang mendukung agenda kita dengan modal orang tersebut adalah orang kristen. Berhikmatlah dalam mencari orang yang tepat untuk curhat/sharing tentang pergumulanmu 

Ingatlah bahwa setiap keputusan yang kita ambil, diikuti oleh konsekuensi yang harus kita tanggung. Kita tidak dapat menyalahkan Tuhan ataupun orang lain jika kita sendiri yang salah mengambil keputusan.

Tuhan menyediakan segala yang kita butuhkan dalam hidup ini. Firman-Nya tertulis jelas, renungkahlah baik-baik. Jangan memilih ayat firman Tuhan yang mendukung agenda kita dan menyingkirkan ayat firman Tuhan yang tidak sesuai dengan agenda kita.

Di antara kehendak Tuhan dan agenda manusia ada sebuah jurang yang besar. Dan satu-satunya yang dapat menjembatani jurang ini adalah ketaatan. Ketaatan adalah kata yang sederhana tetapi sulit dilakukan. Karena Ketaatan adalah sebuah perjalanan mengenal Tuhan dan bersandar pada-Nya. Ketaatan adalah sebuah perjalanan iman

3. Perjalanan Iman
Saya bergumul ketika perlu membawakan firman Tuhan dari Yeremia 10 dengan tema “Bagaimana kita meminta petunjuk TUHAN”. Di satu sisi saya kuatir bagaimana dapat menolong jemaat untuk mengerti. Di sisi lain saya juga bingung karena topik ini sangat luas. Dalam doa sehari-hari saya berdoa demikian, “Tuhan berikan petunjuk-Mu, sehingga saya bisa mengajar tentang bagaimana kita meminta petunjuk-Mu.”

Kemudian Tuhan memberikan sebuah ayat dari 2 Timotius 2:15
“Usahakanlah supaya engkau layak di hadapan Allah sebagai seorang pekerja yang tidak usah malu, yang berterus terang memberitakan perkataan kebenaran itu.”

Tuhan tidak memberikan saya idea untuk mengajar dengan metode tertentu, tetapi Tuhan memberikan prinsip dalam mengajar. Tuhan mengarahkan bagaimana motivasi hati yang benar. Saya diingatkan Tuhan untuk usahakan supaya saya layak di hadapan Allah (bukan manusia) sebagai seorang pekerja (hamba-Nya) yang tidak usah malu, yang berterus terang memberitakan perkataan kebenaran (firman-Nya).

Sebagai seorang pengkhotbah dan pembina, saya juga bergumul dalam perjalanan iman. Saya juga bisa takut, kuatir dan memiliki keinginan-keinginan dalam tugas pelayanan tertentu. Tetapi belajar akan kebenaran firman Tuhan menolong saya untuk menyetel kembali motivasi hati dan kembali ke arah pelayanan menurut kehendak Tuhan.

Perjalanan iman perlu dimulai dengan:
1. Menyadari bahwa diri sendiri yang tidak mampu
Yeremia 10:23
Aku tahu, ya TUHAN, bahwa manusia tidak berkuasa untuk menentukan jalannya,
dan orang yang berjalan tidak berkuasa untuk menetapkan langkahnya.

Kita dapat belajar berdoa dengan berfokus pada Tuhan:
Engkau adalah… (Pencipta langit dan Bumi, Pemelihara hidup, Adil)
Saya tidak mampu/tidak layak… (Berjalan sendiri, melakukan tugas tanpa-Mu)
Ajarilah saya melihat… (Kehendak-Mu dan bukan agendaku)

Berdoa tidak harus terus berbicara, seringkali kita harus: Diam dan Dengar apa yang Tuhan hendak katakan.

2. Mengenal TUHAN dengan benar
Siapakah Tuhan?
Yeremia 10 memaparkan siapakah Tuhan bagi kita:
Yeremia 10:6-7
Tidak ada yang sama seperti Engkau, ya TUHAN! Engkau besar dan nama-Mu besar oleh keperkasaan. Siapakah yang tidak takut kepada-Mu, ya Raja bangsa-bangsa? Sungguh kepada-Mulah seharusnya sikap yang demikian; Sebab diantara semua orang bijaksana dari bangsa-bangsa dan diantara raja-raja mereka tidak ada yang sama seperti Engkau.

Yeremia 10:10
Tetapi
TUHAN adalah Allah yang benar, Dialah Allah yang hidup dan Raja yang kekal. Bumi goncang karena murka-Nya, dan bangsa-bangsa tidak tahan akan geram-Nya

Yeremia 10:12-13
Tuhanlah yang menjadikan bumi dengan kekuatan-Nya, yang menegakkan dunia dengan kebijaksanaan-Nya, dan yang membentangkan langit dengan akal budi-Nya. Apabila Ia memperdengarkan suara-Nya, menderulah bunyi air di langit, Ia menaikkan kabut awan dari ujung bumi, Ia membuat kilat serta dengan hujan, dan mengeluarkan angin dari perbendaharaan-Nya.

Yeremia 10:16
Tidaklah begitu Dia yang menjadi bagian
Yakub, sebab Dialah yang membentuk segala-galanya, dan Israel adalah suku milik-Nya; nama-Nya ialah TUHAN semesta alam.

Saudara kita perlu renungkan, apakah dalam hati kita benar-benar percaya bahwa, “Benar, tidak ada yang sama seperti Engkau ya TUHAN.”

Tanpa mengenal Tuhan dengan benar, kita akan kesulitan dalam perjalanan iman kita. Kita perlu senantiasa belajar dari firman Tuhan untuk menghadapi pikiran dan perasaan kita.
Firman Tuhan sangat jelas ketika menanggapi agenda kita:

- Ketidakpastian hidup — Tuhan adalah Alfa dan Omega (Why 1:8)
- Ketakutan — Yesus berkata, “Aku ini, jangan takut!” (Yoh 6:20)
- Kekuatiran — Yesus ajarkan, “Janganlah kuatir akan hidupmu” (Mat 6:25)
- Keinginan — firman Tuhan mengajar kita tentang penguasaan diri (Titus 1:8)

Semakin kita dekat dengan Tuhan, kita akan semakin mengenal kehendak-Nya. Mengenal kehendak-Nya dapat memampukan kita melepaskan agenda yang ada karena mata kita tertuju pada-Nya.

Sering kali dalam berdoa, kita selalu menaruh Tuhan di dalam kotak.
Contohnya:
Ada rencana besuk seseorang…
- Kalau jam segini hujan, saya tidak akan pergi.
- Kalau jam segini tidak hujan, saya akan pergi.

Tuhan selalu berbicara tentang hal mendasar/prinsip. Kehendak Tuhan bukan tentang hujan atau tidak, Itu agenda kita. Justru perlu kita renungkan, apa motivasi untuk besuk orang tersebut?
Apakah orang tersebut perlu bimbingan spiritual atau justru kita perlu membiarkan orang tersebut bergumul secara pribadi dengan Tuhan terlebih dahulu. Kehendak Tuhan adalah tentang agenda Tuhan dan waktu Tuhan.

Jangan menaruh Tuhan dalam kotak, tetapi taruhlah diri kita sendiri di dalam kotak.
Kita perlu berada di dalam kotak kebenaran firman Tuhan agar kita dapat mengenal kehendak-Nya. Firman Tuhan memberikan kita batasan yang seharusnya tidak kita lewati.

Bagaimana kita meminta petunjuk Tuhan?
1. Kita perlu memeriksa motivasi hati dari agenda kita.
2. Kita perlu menyambut kerajaan-Nya dan kehendak-Nya di bumi seperti di surga.
3. Ketaatan adalah perjalanan iman menuju kehendak Allah. Kita perlu mengenal Tuhan dengan benar (Hikmat)


Ps Wennie Dong