Doa Ketika Berdoa Bukan Berdoa
Berdoa bisa menjadi sesuatu yang begitu biasa sehingga tanpa disadari, kita bisa berada dalam situasi berdoa tetapi tidak berdoa. Seperti yang kita ketahui, berdoa merupakan sebuah bentuk komunikasi kita dengan Tuhan. Kita bisa begitu terbiasa dengan berdoa sehingga kita tidak lagi berkata-kata kepada Tuhan. Doa malah menjadi sebuah media kita berkata-kata kepada manusia. Kita mengekspresikan diri kita melalui doa yang kita ucapkan, tetapi kita tidak berdoa. Dengan kata lain, ketika kita berkata-kata di dalam doa, hati kita tidak tertuju kepada Tuhan. Kita tidak berdoa di dalam kata-kata doa kita. Ironis, bukan?
Satu bagian terpenting di dalam doa sebenarnya bukan kata-kata, tetapi kondisi hati kita, suara hati kita. Terkadang kita terlalu berfokus pada perkataan sehingga kita melalaikan komunikasi hati kita. Doa yang hanya berisi kata-kata tanpa hati yang benar-benar berkomunikasi kepada Allah bagaikan doa yang hampa.
Dalam doa kita kepada TUHAN, apa yang seharusnya menjadi fokus utama kita? Apakah menyampaikan perasaan dan pemikiran kita kepada TUHAN atau memberikan informasi?
Perhatikan doa dua orang berikut ini:
Orang pertama berdoa,
“Tuhan, Pencipta langit dan bumi, Tuhan dalam minggu ini sudah 413 orang meninggal dunia karena penyakit sampar, 6341 orang masih dirawat dan dalam keadaan kritis. Tuhan, kemarin pak Atmojo terjatuh dari motor, tulangnya patah dan kini masih dirawat di Rumah Sakit Cahaya Budi. Terus, Tuhan, ada satu lagi, pak Kiky membutuhkan tindakan operasi jantung besok pagi.”
Orang kedua berdoa,
“Tuhan, Pencipta langit dan bumi, dukacita dan tangisan meliputi hati kami, ya Allah. Tuhan, Engkau Allah yang adil dan Pengasihi serta Pemelihara kehidupan. Tuhan, bagaimana dengan kelangsungan kehidupan keluarga yang ditinggalkan? Kuatkah mereka untuk melanjutkan kehidupan mereka? Tuhan, bagaimana dengan anak-anak yang kehilangan kedua orangtua mereka di tengah pandemi ini? Tuhan, bolehkah Engkau menguatkan hati pak Atmojo agar dia tidak takut dan khawatir untuk proses pemulihannya? Tuhan, kiranya Engkau berkenan menyertai dan melindungi tindakan operasi jantung untuk pak Kiky. Kiranya hatinya diliputi damai dan penuh dengan pengharapan karena Siapa Engkau bagi-Nya, ya Allah.
Saudara, apa perbedaan doa dua orang di atas? Menurut Saudara, apakah TUHAN membutuhkan informasi seperti siapa dirawat di rumah sakit mana, akan dioperasi tanggal berapa, atau Pemilu akan diselenggarakan pada tanggal berapa?
Saudara, ketika kita memanjatkan sangat banyak doa dari waktu ke waktu, kita bisa berada dalam situasi di mana kita berdoa, tetapi tidak berkomunikasi dengan Tuhan. Hal tersebut sangat dapat terjadi, ketika kita menaruh fokus yang sangat besar pada orang-orang yang mendengarkan kita berdoa. Kita berusaha berbicara agar orang-orang mendengarkan dan mengikuti doa yang kita panjatkan, tetapi kita tidak sedang berbicara kepada Tuhan. Ini merupakan hal yang harus kita waspadai.
Doa seharusnya sebuah bentuk relasi kita dengan Tuhan, tetapi bagaimana jika kita sudah tidak berelasi dengan Tuhan? Mungkinkah kita berdoa tanpa berelasi dengan-Nya? Benar! Lendala yang terbesar dalam doa adalah relasi kita dengan Tuhan. Apabila relasi kita dengan Tuhan tidak dekat, atau bermasalah, maka kita tidak mungkin dapat berkomunikasi dengan Dia. Apabila kita tidak benar-benar percaya bahwa Tuhan sedang mendengarkan doa kita, maka kita juga tidak akan berkomunikasi dengan Dia. Dengan kata lain, relasi kita dengan Tuhan menentukan komunikasi kita dengan Dia.
Kiranya setiap kali kita berdoa, kita berkomunikasi kepada Tuhan, dan bukan sekadar mengucapkan kata-kata doa.
Ps. Lan Yong Xing