Doa DAY 7 - Ketaatan (Obedience)
Minggu, 16 April 2023
Kiranya hati mereka senantiasa seperti ini (Ul. 5:28).
Dalam mendengarkan TUHAN, antuisiasme saja tidak cukup, hikmat saja tidak cukup, tetapi harus disertai dengan hati yang taat. Tanpa ketaatan, mendengarkan suara TUHAN sungguh tidak ada artinya. Taat dan percaya merupakan dua aspek yang tidak terpisahkan. Firman TUHAN mengatakan, "Siapakah yang telah Ia sumpahi bahwa mereka tidak akan masuk ke peristirahatan-Nya? Bukankah mereka yang TIDAK TAAT? Demikianlah kita lihat bahwa mereka tidak dapat masuk karena mereka TIDAK PERCAYA." (Ibrani 3:18).
Apabila kita mengatakan bahwa kita percaya firman TUHAN merupakan makanan rohani yang kita butuhkan, tetapi kita tidak merenungkan firman TUHAN setiap hari. Hal tersebut sudah mengimplikasikan bahwa kita sebenarnya tidak percaya bahwa kita membutuhkan firman TUHAN setiap hari.
Firman TUHAN mengajarkan, "Karena itu, baiklah kita BERUSAHA MASUK ke PERISTIRAHATAN itu, supaya jangan seorang pun jatuh karena mengikuti contoh KETIDAKTAATAN yang sama." (Ibrani 4:11).
Setelah mendengarkan firman TUHAN, bangsa Israel mengatakan, "Kami akan mendengar dan melakukannya." (Ul. 5:27). Apa yang TUHAN jawab merespons perkataan mereka?
"Telah Kudengar perkataan bangsa ini yang mereka katakan kepadamu. Semua yang mereka katakan itu BAIK. Kiranya HATI mereka senantiasa SEPERTI INI: TAKUT akan Aku dan BERPEGANG pada segala perintah-Ku, supaya baik keadaan mereka dan anak cucu mereka untuk selama-lamanya!" (Ul. 5:28-29).
Saya menggarisbawahi kalimat "Kiranya hati mereka senantiasa seperti ini" Betapa TUHAN mengharapkan hati saya senantiasa seperti ini. Kiranya saya dapat memelihara hati saya agar tidak menyimpang. Kiranya saya selalu menaati-Nya.
Mengenal TUHAN mengubah cara pandang kita
Sekalipun sudah melihat banyak tanda dan mukjizat, bangsa Israel tidak mengenal TUHAN. Dari 12 pengintai yang diutus untuk mengintai tanah perjanjian, 10 orang mengatakan, "MEMANG negeri itu berlimpah-limpah susu dan madunya. Inilah hasilnya. HANYA SAJA, bangsa yang tinggal di negeri itu KUAT-KUAT, kota-kotanya berkubu dan SANGAT BESAR." (Bil. 13:27-28).
Bukankah kita yang sering mengalami mukjizat dan pemeliharaan TUHAN sering merasa takut ketika mengalami kesulitan? Kita juga sering mengatakan MEMANG TUHAN menyertai. MEMANG TUHAN menyediakan. MEMANG TUHAN Kuat. HANYA SAJA..... Kita mempunyai 1001 alasan untuk tidak menaati-Nya.
Musa, Harun, Yosua, Kaleb yang mengenal TUHAN memiliki cara pandang yang berbeda. Mereka tidak melihat orang-orang kuat, kota-kota berkubu dan sangat besar sebagai masalah besar yang tidak dapat dihadapi. Lagi pula, mereka menyadari bahwa ini merupakan kehendak TUHAN. Dia sendiri yang ingin memberikan wilayah tersebut sebagai tanah perjanjian. Artinya, ini merupakan Agenda TUHAN, bukan agenda para pemimpin bangsa Israel.
TUHAN Mencurahkan Hati-Nya
Oleh karena itu, TUHAN ingin melenyapkan seluruh bangsa Israel. TUHAN ingin mengubah rencana-Nya. Dia ingin menjadikan Musa sebagai bangsa yang besar. Namun, Musa memohon, "Jika Engkau membunuh bangsa ini sampai habis....orang-orang akan mengatakan TUHAN tidak mampu..." (Bil. 14:15-16). Musa memohon, "Ampunilah kiranya kesalahan bangsa ini sesuai dengan kebesaran kasih setia-Mu." (Bil. 15:19).
TUHAN berespons, "Aku mengampuni sesuai dengan permintaanmu. HANYA SAJA." (Bil. 14:20). Kini TUHAN yang menggunakan kata "HANYA SAJA." TUHAN mengampuni keturunan mereka. TUHAN HANYA melenyapkan orangtua mereka dalam kurun waktu 40 tahun. Namun, anak-anak mereka akan menanggung ketidaktaatan orangtua mereka (BIl. 14:33) sampai orangtua mereka mati semua di padang gurun. Baru setelah itu, mereka diperkenankan untuk memasuki tanah perjanjian.
Sudah Salah, Salah Lagi.
Setelah mendengarkan firman TUHAN, bangsa itu sangat berduka. Namun, sebenarnya sudah terlalu lambat untuk berduka dan menangis. Mereka telah menyakiti hati TUHAN terlalu mendalam. TUHAN mengatakan, "Telah 10 kali mereka mencobai Aku" (Bil. 14:22). Mereka menangis dengan sia-sia. Hal serupa pernah dialami Esau. "Sebab, kamu tahu bahwa kemudian, ketika ia (Esau) hendak menerima berkat itu, ia ditolak sebab ia TIDAK beroleh KESEMPATAN untuk MEMPERBAIKI KESALAHANNYA, sekalipun ia mencarinya dengan mencucurkan air mata." (Ibr. 11:17).
Setelah menangis, mereka bersikeras mau membuktikan ketaatan mereka dengan melawan orang Amalek dan orang Kanaan. Inilah yang disebut dengan sudah salah, salah lagi. TUHAN sudah tidak berkenan, TUHAN juga sudah meninggalkan mereka. Tidak ada gunanya mereka membuktikan ketaatan mereka. Sebaliknya, tindakan mereka menunjukkan double ketidaktaatan (double disobedience).
Musa bertanya, "Mengapa kamu hendak melanggar titah TUHAN?" (Bil. 14:41). "Karena kamu berbalik membelakangki TUHAN, TUHAN tidak akan menyertai kamu" (Bil. 14:43). Meskipun demikian, mereka tidak mau mendengarkan Musa. Kali ini, Musa sudah tidak mendoakan mereka. Mereka maju untuk berperang dan mereka diserang dan dicerai-beraikan, sebab TUHAN sudah tidak menyertai mereka.
Ps. Lan Yong Xing