Doa Bahaya Pelayanan
Tahukah Saudara bahwa dalam hal apa pelayanan bisa sangat berbahaya untuk kehidupan spiritual kita? Bukankah pelayanan itu penting dan baik? Bukankah kita dipanggil untuk melayani? Mengapa pelayanan malah bisa berbahaya untuk kehidupan spiritual kita?
Well, Kita perlu mengingat bahwa orang-orang yang terhadap mereka Kristus mengatakan, “Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku” (Matius 7:23) adalah orang-orang yang melayani dalam nama-Nya. Persoalannya mereka mengira mereka telah melayani Kristus, padahal tidak. Mereka mengira bahwa mereka bisa melayani Kristus tanpa berelasi dengan Kristus. Atau lebih tepatnya, mereka melayani diri sendiri. Atau mereka melayani orang banyak demi diri sendiri. Tidak mengherankan jika Kristus mengatakan bahwa Dia tidak mengenal mereka, atau tidak ada relasi dengan mereka. Kristus bahkan menyebut pelayanan mereka itu jahat - “kamu sekalian pembuat kejahatan!” (Matius 7:23b).
Kok, pelayanan bisa disebut jahat? Mari kita memperhatikan Penkhotbah 4:17
Jagalah langkahmu, kalau engkau berjalan ke rumah Allah! Menghampiri untuk mendengar adalah lebih baik dari pada mempersembahkan korban yang dilakukan oleh orang-orang bodoh, karena mereka tidak tahu, bahwa mereka berbuat jahat.
Tuhan menyebut persembahan mereka sebagai perbuatan jahat. Bukankah persembahan itu diperuntukkan bagi Tuhan? Mengapa Tuhan malah menyebutnya jahat? Tuhan memperhatikan dan menyelidiki hati setiap manusia. Pelayanan dan persembahan yang dilakukan tanpa hati yang terhubung kepada Tuhan, tanpa tinggal di dalam Tuhan adalah kejahatan. Sebab pelayanan dan persembahan demikian tidak mengerjakan kebenaran.
Pelayanan bisa menjadi sangat berbahaya ketika kita mengira kita dapat melayani Tuhan tanpa beribadah kepada-Nya. Kita mungkin berpikir, “Saya tidak perlu beribadah kepada Tuhan karena saya sudah melayani Dia sebagai dalam paduan suara, drama, pemandu pujian, liturgos atau bahkan sebagai seorang pengkhotbah.” Melayani Kristus tanpa hati yang beribadah kepada-Nya bukanlah sebuah pelayanan yang berkenan bagi-Nya.
Pelayanan dapat dengan mudah membuat kita mengalami orientasi dan distraksi (pengalihan perhatian dari Tuhan). Kita menaruh fokus pada bagaimana orang memandang kita, apakah kita sudah melakukannya dengan baik (whether we have performed well or not), apakah kita telah meninggalkan kesan yang baik, akankah orang bertepuk tangan dan memuji kita, apakah pelayanan kita diterima majelis dan jemaat, apakah apa yang kita lakukan menarik, apakah orang-orang menyukai pelayanan kita dan seterusnya. Dengan kata lain, pelayanan yang dilakukan dengan sikap hati yang salah dapat dengan mudah menggeser posisi Tuhan dari hati kita.
Ingatlah bahwa pelayanan tanpa ibadah adalah kesia-siaan. Pelayanan tanpa hati yang berpaut pada Tuhan adalah kesia-siaan. Pelayanan tanpa kasih dan kerinduan terhadap Tuhan bukanlah pelayanan. Pelayanan harus dimulai dengan hati yang diam di hadapan-Nya.
Tetapi Tuhan menjawabnya: "Marta, Marta, engkau kuatir dan menyusahkan diri dengan banyak perkara, tetapi hanya satu saja yang perlu: Maria telah memilih bagian yang terbaik, yang tidak akan diambil dari padanya.” - Lukas 10:41-42
Dalam melayani Tuhan, kita mesti selalu bertanya, “Apakah kita sudah memilih bagian yang terbaik? Apakah kita benar-benar sedang melayani Tuhan? Ingatlah nasihat Pengkhotbah, “Jagalah langkahmu, kalau engkau berjalan ke rumah Allah! Menghampiri untuk mendengar adalah lebih baik dari pada mempersembahkan korban.”
Dalam melayani maupun memberikan persembahan kepada Tuhan, ingatlah bahwa kita harus memperhatikan hati kita. Kita tidak boleh melayani tanpa mendengarkan Tuhan. Kita butuh melatih diri untuk mendengarkan Tuhan seperti Maria - Maria ini duduk dekat kaki Tuhan dan terus mendengarkan perkataan-Nya (Lukas 10:39).
Akhir kata, pelayanan harus berbasis hati yang mendengarkan perkataan Tuhan.
Ps. Lan Yong Xing