Search

Doa Apakah Doa Puasa Penting?

Apakah doa puasa penting? Nehemia berdoa dan berpuasa ketika dia memohon petunjuk TUHAN. Begitu juga dengan Daniel yang juga berdoa dan berpuasa ketika dia memohon pertolongan dan hikmat TUHAN. Ester memohon bangsa Israel untuk berdoa dan berpuasa bersama dia sebelum dia menemui raja ketika mereka sedang menghadapi ancaman pembunuhan massal. Beberapa pemimpin jemaat berdoa dan berpuasa sebelum mereka mengutus Paulus dan Barnabas. Tentang eksorsisme, Yesus pernah mengatakan, "Jenis ini tidak dapat diusir kecuali dengan berdoa.” (Mrk. 9:29).

Namun ada satu hal yang harus kita ingatkan bahwa tujuan dari berpuasa adalah bukan untuk memaksa TUHAN menjawab doa kita. Berpuasa juga bukan sebuah tindakan untuk mengendalikan atau memanipulasi TUHAN. Berpuasa bukan untuk membuat TUHAN berkesan pada kita. Berpuasa juga bukan sebuah bentuk penyiksaan diri. Apabila kita berpuasa dan terus berpikir kapan puasa tersebut harus berakhir maka kita belum berpuasa karena kita salah fokus. Kita menaruh fokus pada rasa lapar dan haus, padahal yang seharusnya adalah menaruh fokus pada haus dan lapar akan firman Allah.  Berpuasa dalam arti sederhana adalah begitu fokus pada TUHAN sehingga tidak memikirkan makanan dan minuman. Berpuasa tanpa berdoa, tanpa merenungkan firman TUHAN bukanlah puasa yang sesungguhnya. Tujuan utama dari berpuasa adalah melekatkan hati kita kepada TUHAN. Berdoa dan berpuasa bagaikan berkata, “TUHAN, aku lebih membutuhkan-Mu daripada makanan dan minuman.”

TUHAN pernah bertanya kepada bangsa Israel, “Adakah kamu sungguh-sungguh berpuasa untuk Aku?” (Zak. 7:5). Apabila tujuan utama kita berpuasa adalah untuk mendapatkan apa yang kita inginkan, maka kita belum berpuasa. Tujuan utama berpuasa adalah untuk TUHAN, untuk ikut serta dalam misi-Nya, karya-Nya, pekerjaan-Nya. Ketika kita ingin ikut serta dalam misi-Nya sebagai seorang pejabat gerejawi, kita berpuasa. Ketika kita ingin ikut serta dalam misi-Nya dalam mengusir roh jahat, kita berpuasa. Ketika kita ingin ikut serta dalam pembaruan hidup seseorang, kita berpuasa. Ketika kita ingin mengerti kehendak-Nya dan campur tangan-Nya (seperti Ester dan Daniel), kita berpuasa.

Berdoa dan berpuasa adalah mempersiapkan diri untuk mendengarkan TUHAN. Berdoa dan berpuasa adalah untuk mempersiapkan diri sebagai tanah yang baik untuk menyambut firman-Nya, pengajaran-Nya, kehendak-Nya.

Di dalam berpuasa, kepekaan kita terhadap pimpinan Roh Kudus diperkuat. Berdoa dan berpuasa adalah kita mengesampingkan banyak hal, makanan-minuman, waktu, media sosial, hobi, keinginan pribadi untuk memperhatikan Dia. Kita belajar memperhatikan apa yang hendak Dia sampaikan kepada kita. Kita menyerahkan diri untuk diuji Dia, apakah hati kita benar di mata-Nya, apakah kita seorang benar di hadapan-Nya. Kita membuka hati untuk memperhatikan teguran dan nasihat-Nya.

Seringkali ketika berbicara tentang berdoa dan berpuasa, jemaat suka bertanya, berpuasa harus dari jam berapa hingga jam berapa, harus membacakan bagian firman TUHAN yang mana, bagaimana jika ada masalah maag. Pertanyaan ini baik, tetapi salah fokus. Berdoa dan berpuasa adalah tentang relasi dengan TUHAN, bukan durasi puasa. Tentang memberi diri secara penuh untuk TUHAN. Dengan kata lain, sekalipun kita berdoa dan berpuasa untuk 4 jam dengan berfokus pada TUHAN (skip satu kali makan), itupun adalah sebuah puasa yang berkenan bagi-Nya. Sebab TUHAN melihat hati kita. Justru, yang sangat disayangkan jika seseorang berpuasa dari jam 6 pagi hingga jam 6 sore, tetapi tidak sungguh-sungguh berdoa dan tidak merenungkan firman-Nya, ini adalah sebuah puasa yang sia-sia di hadapan-Nya.

Mungkinkah kita berdoa puasa sambil bekerja? Hal tersebut sangat bergantung pada pekerjaan kita. Jika jenis pekerjaan adalah bekerja non-stop dan butuh konsentrasi penuh (jika tidak akan terjadi kecelakaan), maka doa puasa sambil bekerja tidak dimungkinkan. Kecuali kita menggunakan waktu istirahat makan siang untuk berdiam diri dan merenungkan firman-Nya di hadapan Allah. Jika pekerjaan kita tidak memungkinkan kita untuk berdoa dan merenungkan firman-Nya sama sekali, tetapi kita sangat rindu berpuasa, kita dapat mengambil waktu untuk berdiam diri dalam hadirat-Nya sambil merenungkan firman-Nya di malam hari atau pagi-pagi benar.

Kita bisa berpuasa selama 3 hari hanya dengan mengonsumsi cereal, kacang-kacangan atau buah-buahan. Kita juga bisa berpuasa selama 14 hari, berfokus pada TUHAN dan menyingkirkan aktivitas yang sangat menyita waktu kita seperti menonton berita maupun memperhatikan medsos. Intinya, berdoa dan berpuasa adalah menaruh fokus penuh pada TUHAN sehingga kita tidak menyibukkan diri dengan perkara duniawi. Berdoa dan berpuasa adalah mengonsumsi firman Allah sebagai makanan utama kita.

Ps. Lan Yong Xing