Artikel Tidak Hidup Menurut Pendapat Orang Lain
Galatia 3:18-19
Paulus sangat jelas akan identitasnya, yakni dia adalah seorang hamba Kristus. Sehingga, ia tidak hidup menurut pemikiran manusia, ia tidak berusaha menyenangkan manusia. Padahal sebagai seorang yang baru bertobat dan bergabung dalam pelayanan yang dulunya merupakan musuhnya, betapa dia membutuhkan PENERIMAAN dan DUKUNGAN dari orang-orang yang dulunya ia sakiti. Orang-orang yang dulunya dia musuhi mungkin masih takut dan sakit hati terhadapnya. Namun, Paulus tidak menemui mereka. Bahkan setelah tiga tahun (Gal. 3:18), bukan tiga bulan hari, juga bukan tiga hari, Paulus hanya menemui Petrus (Kefas) dan Yakobus (bukan saudara Yohanes), tetapi saudara Tuhan Yesus (Gal. 3:19).
Paulus tidak berusaha untuk menemui rasul-rasul lain, pemimpin-pemimpin lain, jemaat lain bahwa dia sudah bukan musuh, tetapi kawan. Pendapat manusia tentang dirinya tidak penting. Dia tidak berusaha supaya dirinya diterima dan didukung. Bahkan Paulus tidak dikenal oleh jemaat-jemaat Kristus di Yudea. Mereka hanya mendengar kabar tentang Paulus. Paulus tidak mengunjungi mereka bahwa dia sudah adalah manusia baru. Paulus cukup dengan "mereka memuliakan Allah karena aku." (Gal. 1:24) tanpa harus menemui mereka. Karena bagi Paulus, Allah lebih penting daripada dirinya.
Paulus tidak menjalani kehidupan berdasarkan atau disusahkan oleh bagaimana orang berpikir, berpendapat, berkata-kata tentang dirinya. Dia tidak hidup untuk manusia. Dia hidup untuk Kristus.
Ps. Lan Yong Xing