Search

Artikel Take My Words Home And You Will See!

Yohanes 4:46-54

Pertumbuhan itu penting oleh karena itu cara pandang kita menjadi sangat penting dalam menjalani kehidupan. Jika kita merasa sudah cukup tahu tentang firman Tuhan, maka kita iman kita akan sulit untuk bertumbuh. Pengalaman kita bersama Tuhan dalam melakukan firmanNya akan membentuk iman kita semakin lama semakin bertumbuh. Pada ulang tahun GKI Duta Mas yang ke 20 ini apakah kita sebagai gereja Tuhan juga semakin bertumbuh di dalam iman dan kepercayaannya kepada Tuhan? Ingat menjadi tua itu pasti, tapi menjadi dewasa itu pilihan. Menjadi tua itu pasti, namun menjadi semakin berhikmat itu juga pilihan. Menjadi tua itu pasti, namun menjadi semakin beriman itu juga pilihan.  

Mari kita perhatikan sejauh mana iman kepercayaan kita kepada Tuhan.  Jika ditanya apakah saudara percaya kepada Tuhan Yesus,  kebanyakan dari kira akan menjawab iya, tapi apakah hanya sekedar percaya, atau benar-benar percaya sepenuhnya kepada Tuhan termasuk kepada apa yang Tuhan katakan. Percaya bahwa  Tuhan itu baik, Tuhan itu adil, Tuhan itu benar, Tuhan itu maha kuasa, tapi apakah benar-benar percaya terhadap firmanNya? Nah belum tentu. Coba saja perhatikan kehidupan kita sekarang.  Seringkali kita hanya berhenti pada  saya percaya firman Tuhan itu benar dan menuntun hidup saya, namun pada kenyataannya kehidupannya tidak menjadi pelaku firman Tuhan. Padahal kita  seharusnya mempercayakan diri sepenuhnya kepada firman Tuhan dan menjadikannya sebagai penuntun hidup saya. Ketika benar-benar mempercayakan diri sepenuhnya maka akan ada tindakan yang menyertainya dengan percaya dan taat kepada perintah firman Tuhan.

Pada bacaan Yoh 4:46-54, diceritakan ada seorang pejabat pemerintahan di Kapernaum yang sedang gelisah, hatinya sedih melihat anaknya sedang sakit demam dan dikatakan hampir mati. Sudah dicoba pergi semua dokter, tidak bisa disembuhkan. Lalu dia mendengar kabar, ada seorang yang sangat hebat yang namanya Yesus sedang dalam perjalanan pulang ke Galilea dan saat itu Yesus sedang di Kana (tempat terjadinya mujizat pertama air menjadi anggur). Meskipun jaraknya Kana dari Kapernaum kira-kira 25-30 Km, dia pergi menemui Yesus. Jaman dulu kalau dengan jalan kaki bisa 1,5 hari perjalanan atau naik kuda sekitar 4-5 jam, karena Kana itu wilayah pegunungan.

Lalu bertemulah ia dengan Yesus, dan berkata kepadaNya, “ Tuan,  tolonglah datang ke rumahku untuk menyembuhkan anak saya, anak saya sakit parah dan sudah hampir meninggal.” Eh Tuhan Yesus bukannya segera pergi untuk mengunjungi anak itu, malah berkata (pakai bahasa sehari-hari),”ah kamu, kamu hanya percaya kata orang-orang saja tentang aku kan, kalau kamu ga lihat aku sendiri yang datang menyembuhkan anakmu, mana percaya kamu sama aku.” Lalu pejabat itu tetap berkata,” ayolah Tuan, datanglah ke rumah saya, kalau kamu tidak datang nanti anakku bisa meninggal lho.” Lalu Yesus itu berkata kepada pejabat ini,” Pergilah, anakmu hidup.”

Saudara kalau jadi pejabat ini apakah akan percaya? Mungkin ada perasaan direndahkan oleh Tuhan Yesus, aku lho pejabat pemerintahan, kamu tuh rakyat biasa, aku sudah jauh-jauh sengaja datang menemui, eh malah sepertinya kamu meremehkan aku, bukannya datang ke tempat aku, tapi malah disindir dan menyuruh aku pergi, apa-apaan ini. Sepertinya perkataan Tuhan Yesus sangat tidak masuk akal bukan?

Namun respon dari pejabat ini tidak seperti itu, dia percaya kepada perkataan Yesus dan lalu pergi kembali ke rumahnya.  Kita hanya bisa menebak-nebak apa yang ada dalam pemikirannya sehingga koq dengan mudahnya dia percaya kepada Yesus. Kemungkinan pejabat tersebut sudah putus asa dalam mencari seseorang yang bisa mengobati anaknya sehingga dia berharap dengan percaya kepada Yesus, siapa tahu memang benar anaknya akan sembuh. Dia menggantungkan kepercayaan dia sepenuhnya kepada Tuhan Yesus. Kita dapat lihat perbedaan dari pejabat tersebut dari yang  percaya kepada kabar yang beredar tentang Yesus, menjadi percaya sepenuhnya kepada perkataan Tuhan Yesus dan melakukannya.

Dan kelanjutan kisahnya kita tahu bahwa dalam perjalanan pulang, belum sampai rumah, para hamba-hambanya datang kepadanya bahwa anaknya hidup atau sudah sembuh. Lalu pejabat itu menanyakan jam berapa sembuhnya, karena mau memastikan apakah kejadiannya sama dengan ketika Tuhan Yesus memerintahkan dia untuk pergi karena anaknya tetap hidup. Ternyata sama waktunya. Kini pejabat itu tidak hanya percaya kata-kata dari orang lain, tapi kini dia mengalaminya langsung dalam kehidupannya dan bukan hanya itu saja, keluarganya pun akhirnya menjadi percaya sepenuhnya kepada Tuhan Yesus. Ketika percaya sepenuhnya kepada Tuhan Yesus, maka pejabat itu melihat kemuliaan Tuhan Yesus.

Menarik bukan, Tuhan Yesus bukan hanya ingin agar pejabat itu sekedar percaya perkataan orang tentang diriNya, tapi agar diapun percaya oleh perkataan-perkataan Tuhan Yesus secara langsung. Di dalam pernyataan Tuhan Yesus tentang, “jika kamu tidak melihat tanda dan mujizat, kamu tidak percaya” maka Tuhan Yesus sebenarnya ingin agar orang tersebut bukan hanya percaya hanya jika melihat mujizat dan tanda dari Tuhan, namun mempercayakan diri sepenuhnya  perkataan Tuhan Yesus. Ketika dia sepenuhnya mempercayakan dirinya kepada Tuhan, maka Tuhan memperlihatkan kemuliaanNya, yaitu dengan kesembuhan dari anaknya. Walaupun terkadang perintah Tuhan sepertinya tidak masuk akal, namun bukankah itulah yang menunjukkan Dia adalah Tuhan yang tidak bisa dibatasi oleh logika dan pikiran manusia. Pertanyaan yang perlu kita renungkan adalah “Percayakah kamu akan firman Tuhan, dan dengan iman kamu akan melihat perbuatan-perbuatan besar Tuhan yang melampaui akal dan pemikiran manusia?”

Percaya seperti apa yang Tuhan Yesus harapkan dari diri kita? Tentu saja sama, kita bukan sekedar percaya saja, tapi benar-benar mempercayakan diri kita sepenuhnya kepada perkataan-perkataanNya untuk dilakukan dan dihidupi. Tuhan ingin  agar kitapun dapat mengalami kemuliaan Tuhan dalam kehidupan kita, yang bukan hanya sekedar kita tahu dari orang lain, tapi juga kita mengalaminya sendiri. Maukah kita belajar untuk menyerahkan diri sepenuhnya untuk percaya kepada firman Tuhan dan melakukannya? Percayalah bahwa ketika kita setia kepada firmanNya, maka kita akan diperkenankan Tuhan untuk dapat melihat kebaikan  dan kebesaran Tuhan dalam kehidupan kita. Di usia yang ke-20 ini, marilah kita menjadi umat yang taat untuk selalu bersandar kepada firmanNya. 

Ingat bahwa iman tidak berhenti pada tanda/mujizat yang dilakukan Tuhan, namun iman akan semakin bertumbuh melalui perjumpaan dengan Tuhan dan ketaatan dalam menjalankan firmanNya.  

Ps. Anthonius Widjaja