Artikel Pentingnya Berterima Kasih Kepada Tuhan! 我感谢神了吗?
Lukas 17:11-19
Apakah Anda termasuk orang yang mudah mengucapkan terima kasih? Apakah Anda mengucapkan terima kasih untuk hal-hal kecil? Apakah Anda mengucapkan terima kasih kepada pelayan restoran atau Anda merasa tidak perlu mengucapkan terima kasih?
Suatu hari, sekelompok orang kusta berkumpul di sebuah tempat karena mereka menerima bantuan makanan gratis. Sambil makan, seseorang berkata, "Saya kangen orangtua saya. Sudah 1 tahun saya tidak bisa pulang." Satu lagi berkata, "Saya kangen anak-anak saya. Terakhir kami video call sudah 2 bulan yang lalu. Yang lain berkata, "Uang saya sudah habis, keluarga saya sudah tidak mentransfer uang sejak bulan lalu. Seseorang berkata, "Kalian sudah tahu tentang peristiwa yang sedang viral? Ada satu orang bernama Yesus, dari Nazaret. Orang-orang memperbincangkan Dia. Ada yang mengatakan Dia adalah Anak Manusia, Sang Juruselamat. Ada juga yang mengatakan Dia adalah guru palsu dan menyembuhkan orang sakit dengan ilmu gaib. Apakah kalian percaya?"
Teman-teman yang lain menjawab, "Kami tidak peduli apakah Dia Anak Manusia atau Penipu, Dia menyembuhkan dengan kuasa dari tempat yang Maha Tinggi atau dengan ilmu gaib, yang penting bisa sembuh."
Salah seorang kusta, anggap saja namanya Mia berkata, "Saya percaya Dia adalah Anak Allah." Beberapa yang lain juga berkata, "Saya percaya Dia adalah Tuhan." Beberapa orang kusta yang lain berkata, "Apakah kalian ada yang mendengar bahwa Yesus akan sedang memasuki desa kita?" Mereka memutuskan untuk menemui Yesus dan mengharapkan kesembuhan.
Sebagian orang menganggap penyakit kusta merupakan konsekuensi dosa. Memang Tuhan pernah menghukum Miriam, kakak Musa dengan penyakit kusta selama 7 hari. Namun, hal ini tidak berarti setiap penyakit kusta merupakan akibat dosa tertentu.
Sekalipun penyakit kusta bukan akibat dari dosa tertentu, tetapi penyakit tersebut menggambarkan kerusakan dosa. Kerusakannya dari dalam keluar, dan merusak bagian tubuh secara bertahap. Dalam Perjanjian Lama, orang yang sakit kusta harus memisahkan diri dari orang banyak. Firman Tuhan di Imamat 13:45 mencatat bahwa
Orang yang menderita penyakit kulit yang menajiskan harus berpakaian koyak-koyak, rambutnya terurai dan ia juga harus menutupi bagian bawah mukanya sambil berseru-seru: Najis! Najis!" - Imamat 13:45
Di saat melihat Yesus, mereka BERDIRI AGAK JAUH.
Mereka BERDIRI AGAK JAUH (Luk. 17.12) "Aku telah TERSINGKIR dari hadapan-Mu. Mungkinkah aku memandang lagi bait-Mu yang kudus?" (Yun. 2:4)
Berdiri agak jauh bukan sekadar menjaga jarak aman. Secara rohani, dosa membuat kita TERPISAH dan JAUH dari Tuhan. Dosa membuat kita tidak berani mendekatkan diri kepada Tuhan dan tidak berani berdoa. Hal tersebut pernah dialami Yunus. Dia berkata bahwa dirinya telah TERSINGKIR dari Tuhan. Yunus berkata, "Aku telah TERSINGKIR dari hadapan-Mu. Mungkinkah aku memandang lagi bait-Mu yang kudus?" Di saat jatuh dalam dosa, kita mungkin berdoa seperti Yunus, "Aku tersingkir dari hadapan-Mu, masih mungkinkah aku berdoa kepada-Mu? Masih berkenankah Engkau mendengarkan doamu?
Di saat Anda dalam masalah besar, apa hal UTAMA Anda harapkan? Memperoleh pertolongan manusia, atau perkenanan Allah? Pertolongan manusia memang penting di saat terdesak, tetapi apakah perkenanan Allah, penting bagimu? Hal yang paling menakutkan di dunia ini bukan ditinggalkan manusia, tetapi ditinggalkan Allah. Hal yang harus kita khawatirkan bukan tidak dibantu manusia, tetapi jika Tuhan tidak berkenan menolong kita. Atau Tuhan tidak berkenan mendengarkan doa kita. Oleh sebab itu, kita membutuhkan Yesus Kristus yang merupakan Imam Besar kita. Dia yang menanggung dosa-dosa kita.
Apabila Anda merasa JAUH dari Tuhan karena kesalahan Anda, akankah Anda tetap berseru kepada Tuhan? Apabila Anda merasa JAUH dari Tuhan karena kebodohan Anda, akankah kita tetap memanggil nama-Nya? Sekalipun berdiri agak jauh, 10 orang kusta berseru memohon belas kasihan Tuhan.
Ia memandang mereka dan berkata (Luk. 17:14a)
Bayangkan Kristus memandang 10 orang kusta satu per satu. Orang-orang itu mungkin berkata dalam hati "Sembuhkan aku! Sembuhkan aku! Please! Mereka mungkin berpikir, "Mengapa Tuhan hanya memandang dan tidak melakukan apa-apa?"
Tuhan mungkin berkata dalam hatinya, "Nanti setelah kamu sembuh, kamu akan kembali bekerja dan menjadi sangat sibuk dalam pekerjaan Anda dan melupakan Aku. Setelah kamu sembuh, kamu akan lanjut merenovasi rumah Anda dan melupakan Aku. Setelah kamu sembuh, kamu akan liburan ke mana-mana dan melupakan Aku."
Tuhan melihat Anda. Tuhan melihat situasi Anda. Dia melihat pergumulan Anda, Dia melihat kekhawatiran Anda.
Ada jarak di antara Tuhan MELIHAT dengan BERBICARA. Ingat Ayub? Tuhan memandang Ayub, tetapi tidak langsung berbicara kepada Ayub. Tuhan baru berbicara dengan Ayub setelah Ayub DIAM. Tuhan baru berbicara kepada Ayub di pasal 38. Di saat Tuhan hanya memandang Anda dan tidak berbicara, apa yang ada di hatimu? ...... Apakah Anda bersungut-sungut atau tetap berharap pada Tuhan? Akankah Anda menjadi kecewa, atau tetap percaya pada Tuhan?
Yesus tidak berkata, "Kalian sudah sembuh!" Yesus tidak berkata, "Aku menyembuhkan kalian!" Yesus tidak berkata, "Nanti kalian akan sembuh!"
Yesus berkata, "Pergilah, perlihatkanlah dirimu kepada imam-imam." (Luk. 17:14b)
Perintah Yesus bagaikan menyuruh mereka untuk dimarahi imam-imam jika ternyata mereka tidak sembuh. Bayangkan Anda adalah salah satu dari 10 orang kusta. Akankah Anda melakukan apa yang Kristus perintahkan? Jika Anda pergi kepada imam dalam keadaan sakit kusta, Anda akan dimarahi dengan kasar. Sebab, imam-imam tidak boleh bersentuhan dengan orang yang sakit kusta.
Sering kali, perintah Yesus sulit dimengerti. Kepada orang lumpuh, Ia berkata, "Bangunlah, angkatlah tikarmu dan berjalanlah!" (Mrk. 2:9). Kepada pelayan perjamuan di Kana, Ia perintahkan untuk mengisi kendi anggur dengan air pembasuh kaki. Kepada pegawai istana yang memohon Yesus menyembuhkan anaknya, Kristus berkata, "Pergilah anakmu hidup!" (Yoh. 4:50). Kepada perempuan Kanaan yang memohon Yesus menyembuhkan anak perempuannya yang kerasukan, Yesus berkata, "Hai Ibu, besar imanmu, maka jadilah kepadamu seperti yang kaukehendaki." (Mat. 15:28). Ternyata seperti itu kualitas iman orang yang percaya kepada Yesus Kristus. Mereka melakukan tanpa mempertanyakan perintah-Nya.
Sepuluh orang kusta tidak menunda hingga besok. Mereka tidak berkata, "Tunggu, saya bereskan tenda saya dulu." Mereka tidak berkata, "Tunggu, saya habiskan makan siang saya dulu." Mereka tidak berkata, "Tunggu, kami mandi dulu, ganti pakaian dulu." Mereka segera berangkat! Saat mereka berjalan, mereka masih dalam kondisi sakit kusta.
Sementara mereka di tengah jalan mereka menjadi tahir....... Kita tidak tahu "tengah jalan" ini, apakah setelah mereka berjalan 500 meter atau 2 km. ......Yang pasti, mereka mengalami kesembuhan setelah menaati perintah Tuhan.
Sepuluh orang tersebut MENAATI perkataan Tuhan Yesus dan disembuhkan, tetapi HANYA SATU yang KEMBALI untuk mengucapkan TERIMA KASIH.
Dari sepuluh orang yang disembuhkan Tuhan Yesus, hanya SATU ORANG, yakni orang Samaria yang kembali kepada Yesus menerima perkataan berikut ini.
"Berdirilah dan pergilah. Imanmu telah menyelamatkan engkau."
Dia tidak hanya disembuhkan, keselamatan diberikan kepadanya. Dia tidak hanya disembuhkan, imannya diakui Tuhan.
Orang yang bisa bersyukur adalah yang yang tidak "take it for granted", tetapi orang yang menyadari anugerah dan berkat Tuhan. Orang yang menyadari bahwa hidupnya merupakan pemberian Tuhan. Kita tidak bersyukur jika kita hidup dengan pandangan "Tuhan berhutang pada kita" dan "orang lain berhutang pada kita"
Tuhan tidak berhutang apa pun terhadap kita. Orang lain juga tidak berhutang ucapan terima kasih pada kita. Jangan marah jika ada yang tidak mengucapkan terima kasih, ia tidak berhutang ucapan terima kasih kepada Anda. Jika seseorang tidak mengucapkan terima kasih, itu masalah kualitas karakternya.
Seorang pengemis bertanya kepada orang yang sering memberikan dirinya sedekah, "Dulu kamu sering memberikan saya sedekah Rp. 50.000, mengapa sekarang sudah tidak lagi?" Orang tersebut menjawab, "Sekarang saya sudah punya anak, pengeluaran saya lebih besar sehingga saya tidak sanggup memberikan kamu sedekah lagi."
Pengemis tersebut berespon, "Mengapa kamu memberikan uangku kepada anakmu?
Mengapa hati yang bersyukur merupakan kualitas penting yang Tuhan kehendaki?...... Hati yang bersyukur membuat kita terhubung pada kemuliaan-Nya (Luk. 17:17)
"Sebab, semuanya itu terjadi karena kamu, supaya ANUGERAH yang menjangkau semakin banyak orang, menyebabkan semakin melimpahnya UCAPAN SYUKUR BAGI KEMULIAAN ALLAH" (2 Kor. 4:15).
Jika kita tidak bersyukur kita akan menjadi orang yang berpusat pada diri sendiri. Pada segala sesuatu yang kita miliki datang dari Tuhan. Setiap ucapan syukur kita diperuntukkan bagi kemuliaan Allah. Hati yang bersyukur terbuka untuk melihat kemuliaan Allah. Yesus bertanya, "Tidak adakah di antara mereka yang kembali untuk memuliakan Allah selain orang asing ini?" (Luk. 17:18).
Orang yang bisa berterima kasih adalah orang yang sadar akan anugerah. Bersyukur bukan sesuatu yang dapat diperintahkan. Sebab bersyukur lahir dari hati yang terdalam.
Apakah Anda mengakui bahwa Tuhan adalah sumber kehidupan? Apakah Anda berterima kasih atas pilihan Tuhan? Dia memilih Anda dan menjadikan Anda milik kesayangan-Nya. Apakah Anda bersyukur pada pemeliharaan Tuhan? Kita bersungut-sungut ketika Tuhan membiarkan kita mengalami kesusahan. Padahal ada sangat banyak kesusahan yang seharusnya kita alami, tetapi dihalangi Tuhan sehingga tidak terjadi pada kita.
Ps. Lan Yong Xing