Search

Artikel Bagaimana Kita Berlibur?

Untuk bisa berlibur, seseorang harus percaya bahwa dapat berhenti mengerjakan pekerjaannya. Artinya, jika kita berlibur, tetapi kemudian pekerjaan kita menumpuk, yang kita peroleh bukan ketenangan, tetapi kecemasan. Liburan bukan meliburkan diri dari Tuhan. Vacation is not vacation from God. Perkataan Yesus memberikan kita gambaran tentang berlibur.

"Lalu Ia berkata kepada mereka, "Marilah MENYENDIRI ke tempat yang TERPENCIL, dan BERISTIRAHATLAH SEJENAK!" (Markus 6:31).

Undangan Kristus

Liburan dimulai dari undangan Kristus (Marilah). Kristus melihat dan peduli akan kelelahan kita. Dia tahu bahwa kita butuh istirahat. Berlibur berarti "menyendiri" atau bersolitusi atau memisahkan diri dari pekerjaan, rutinitas, orang banyak dll. Jika kita sederhanakan, berlibur berarti kita memisahkan diri untuk menyendiri (bersama keluarga, teman atau sendiri).

Memilih Tempat

Yesus memilhi tempat terpencil untuk beristirahat. Tempat terpencil berarti tempat yang tidak diganggu, tempat di mana orang tidak mencari Anda, klien maupun bos tidak akan menghubungi Anda. Anda bisa memilih ke luar kota, ke luar negeri, maupun staycation.

Fokus pada Tujuan: Beristirahat

Tujuan dari berlibur adalah untuk beristirahat, memulihkan diri, menyegarkan diri. Apabila liburan yang kita jalani membuat kita lebih lelah, tampaknya kita berlibur dengan tidak bijaksana.

Waktu

Liburan bukan untuk jangka panjang, apalagi untuk selamanya. Liburan bersifat sementara, bukan permanen. Hikmat dan berlibur adalah menentukan waktu yang tepat. Salah waktu dalam berlibur hanya membuat kita makin hectic, baik itu karena pekerjaan menumpuk tinggi atau di mana-mana ramai.

Ps. Lan Yong Xing