Search

Artikel Aku Sudah Melihat, Tetapi Aku Takut! 我看见了,但我害怕!

Yohanes 12:37-43

Ada seorang pemuda percaya dirinya sudah mati. Selama berbulan-bulan keluarga dan teman-temannya berusaha meyakinkannya itu tidak benar. Akhirnya mereka harus membawanya ke konselor untuk menolongnya sadar. Setelah dua jam percakapan dan beragumen dengannya, akhirnya konselor tersebut mengajukan pertanyaan, “Menurutmu apakah orang mati bisa berdarah?” Pemuda yang berpendidikan ini berpikir sejenak dan menjawab, “Jika seseorang mati, jantung tidak dapat memompa darah lagi, jadi orang mati tidak bisa berdarah.” Kemudian konselor itu mengambil jarum dan menusuk jari manisnya. Saat darah mulai muncul, mata pemuda tersebut terbuka lebar dan berkata, “Wah, ternyata orang mati bisa berdarah!”

Apa yang kita percaya dan anggap benar dapat mengelabui mata kita melihat kenyataan.

Yohanes 12:37-38
Meskipun Yesus mengadakan begitu banyak tanda di depan mata mereka, mereka tidak percaya kepada-Nya, supaya digenapi firman yang disampaikan oleh Nabi Yesaya, “Tuhan, siapakah yang percaya kepada pemberitaan kami? Kepada siapakah tangan kekuasaan Tuhan dinyatakan?”

Meskipun banyak tanda yang Yesus adakan di depan mata orang banyak, ada yang menjadi percaya dan ada yang masih tidak mau percaya. Karena masing-masing orang memiliki dunia  sendiri. Suatu ketika Yesus sedang berada di sebuah perjamuan. Mendengar Yesus sedang mengajar tentang undang mengundang tamu, seseorang pun berkata,

Lukas 14:15
Mendengar itu salah seorang yang turut makan berkata kepada-Nya, “Berbahagialah orang yang akan dijamu dalam kerajaan Allah.”

Kita semua pasti setuju dengan kalimat ini karena setiap kita ingin disambut di surga. Ini merupakan kehormatan yang sangat besar. Mendengar itu, Yesus pun melanjutkan dengan sebuah perumpamaan, “Seseorang mengadakan perjamuan besar dan ia mengundang banyak orang” (Luk. 14:16). Undangan kehormatan tersebut kemudian mendapat permintaan maaf dari berbagai pihak. “Maaf saya baru beli ladang”, “Maaf saya baru beli lembu”, “Maaf saya baru menikah” (Luk. 14:18-20). Bukankah undangan ini adalah sebuah kehormatan yang diberikan tuan rumah kepada tamu undangannya?

Perumpamaan ini menunjukkan betapa sulitnya mengundang seseorang ke perjamuan Kerajaan  Allah. Setidaknya karena 2 faktor:
1. Undangan ini Mengancam Duniaku
Renungkan saja undangan Tuhan untuk pertobatan, mungkin respon kita, “Maaf Tuhan, saya lagi bangun bisnis”. Undangan Tuhan untuk menjalin relasi dengan-Nya, mungkin respon kita, “Maaf Tuhan, saya sibuk sekali atau setiap hari capek”. Undangan Tuhan untuk memulihkan hatimu yang penuh amarah, “Maaf Tuhan, saya ogah”.

Undangan ke dalam relasi dengan Tuhan mengancam ritme dunia kita. Zona nyaman (comfort zone), pendapatan (income), kesibukan, kepahitan dan berbagai hal. Hal yang kita anggap penting dan benar, yang sudah kita bangun selama bertahun-tahun lamanya. Karena berbagai kepentingan, kita memilih menolak undangan dari Tuhan.

2. Faktor Kebutuhan
Faktor lain adalah karena tidak atau belum butuh. Tidak merasa lapar dan haus, tidak merasa sakit atau cacat. Ahli Taurat, orang Farisi dan Saduki bersama sistem dunianya (belief system) tidak dapat menerima Yesus. Mereka menganggap undangan Yesus mengancam dunianya. Mereka tidak membutuhkan Terang Kristus karena sudah kaya pengetahuan dan jabatan sebagai pemimpin agama. Mukjizat Yesus yang paling menguncangkan adalah kebangkitan Lazarus. Tetapi pemimpin agama semakin terguncang untuk membunuh Yesus. Karena dunia mereka terancam.

Karena undangannya di tolak, sang tuan rumah pun memberikan undangan kepada yang lain. Undangan perjamuan besar pun diberikan kepada orang-orang lain yang miskin, cacat, buta, lumpuh. Mereka memiliki kebutuhan, mereka lapar dan haus, mereka sakit dan cacat. Mereka menerima undangan karena dunia mereka membutuhkan pemulihan. Kita jadi mengerti mengapa bagi sebagian orang Yesus adalah batu penjuru yang sangat berharga, tetapi bagi kelompok lain, Yesus adalah batu sandungan (1 Pet. 2:7).

Matius 22:5
Namun, orang-orang yang DIUNDANG itu TIDAK MENGINDAHKANNYA; ada yang pergi ke ladangnya, ada yang pergi mengurus usahanya

Dunia yang tidak mengindahkan undangan Tuhan juga MEMPERSULIT orang yang ingin menerima undangan Tuhan. Mengapa para pemimpin agama berdebat dengan Yesus ditempat umum? Untuk menunjukkan kepada orang banyak bahwa Yesus bersalah dan sesat. Yesus menyebut mereka sebagai orang munafik yang menutup pintu-pintu Kerajaan Surga di depan orang (Mat. 23:13).

Mengikuti jalan Tuhan sebenarnya adalah hal yang menyenangkan. Yang sulit adalah mengikuti jalan Tuhan di tengah dunia yang tidak mengindahkan undangan Tuhan. Selain yang tercatat seperti Nikodemus dan Yusuf dari Arimatea, Yohanes mencatat banyak diantara pemimpin yang percaya kepada Yesus.

Yohanes 12:42
Namun, banyak juga di antara pemimpin yang percaya kepada-Nya, tetapi oleh karena orang-orang Farisi mereka tidak mengakuinya, supaya mereka jangan dikucilkan.

Mereka adalah orang-orang yang melihat kuasa Yesus Kristus dan percaya. Mereka percaya tetapi masih dengan iman yang lemah. Iman tersebut belum cukup untuk mempertaruhkan seluruh karirnya dan jabatannya di Sanhedrin.

Yohanes 12:43
Sebab, mereka lebih menyukai kehormatan manusia daripada kehormatan Allah.

Kita sering diperhadapkan dengan situasi serupa di dalam perjalanan hidup ini. Manusia cenderung lebih menyukai kehormatan manusia daripada kehormatan Allah. Kehormatan manusia itu kelihatan dan sangat terasa. Orang setuju denganmu, memujimu, menghargaimu dan senang denganmu. Sebaliknya, berapa hari saudara akan galau dengan 1 komentar negatif atau penolakan?

Di dalam perjalanan spiritual kita, kita bisa bergumul berat karena pandangan mayoritas.
Aku sudah melihat, tetapi aku takut!
Aku sudah melihat
kemuliaan Tuhan, sudah mengalami perjumpaan dengan Tuhan, sudah percaya kepada Tuhan
TETAPI aku takut di tengah dunia yang tidak mengindahkan undangan Tuhan!

Aku sudah melihat KEBENARAN, tetapi aku takut kepada MAYORITAS! Ini tekanan yang sangat nyata. Ada keluarga terpecah karena beda iman. Betapa sulitnya mempertahankan iman di dalam keluarga. Ada persahabatan yang tidak seperti dulu lagi karena saudara sudah sadar dan bertobat. Betapa sulitnya mendengar komentar/ejekan yang mengusik iman. Ada gaya hidup yang kita jalani dahulu, tetapi sekarang menjadi godaan yang sangat besar. Betapa sulitnya berjuang melawan keinginan daging.

Dalam situasi seperti ini, kita perlu terus datang kepada Terang. Datanglah terus kepada TERANG supaya saudara MELIHAT LAGI. Melihat kemuliaan Tuhan bukanlah tentang satu dua kali perjumpaan, melainkan tinggal di dalam relasi tersebut agar dapat terus MELIHAT. 

Bagaimana saudara memahami kemuliaan Tuhan?
Kemuliaan Tuhan adalah keindahan yang terpancar dari siapa Tuhan. Sulit bagi manusia untuk menghubungkan keindahan dengan penderitaan. Tetapi kemuliaan Tuhan nyata dalam suka dan duka.

Nikodemus tidak dapat memahami apa yang dimaksud Yesus dalam percakapan malam itu.

Yohanes 3:14-15
Sama seperti Musa meninggikan ular di padang gurun, demikian juga Anak manusia harus ditinggikan, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal.

Yesus mengutip kisah dari Bilangan 21. Saat itu bangsa Israel sudah memasuki tahun ke-40 menggembara di padang gurun. 40 tahun mereka menyaksikan kemuliaan Tuhan. Tetapi di tahun ke-40 mereka masih mengeluh karena muak dengan makanan hambar. Mereka berkata-kata melawan Tuhan dan Musa. Tuhan pun mendatangkan banyak ular berbisa. Banyak yang mati dan bangsa Israel mulai memohon ampun. Musa diperintahkan oleh Tuhan untuk membuat ular tembaga dan menaruhnya pada sebuah tiang. Bagi yang dipagut ular bisa tetap hidup dengan memandang pada ular tersebut. Bagaimana Yesus mengaitkan kisah ini dengan diri-Nya? Seperti ular - simbol dosa/kutukan yang ditinggikan, Yesus ditinggikan di atas kayu salib memikul setiap  kutukan dan dosa manusia. Dengan cara yang ekstrim ia dihakimi. Dan dalam penderitaan lah kemuliaan TUHAN dinyatakan.

Yohanes 12:32
Dan Aku, apabila Aku ditinggikan dari bumi,
Aku akan MENARIK semua orang kepada-Ku.

Kematian Yesus dikayu salib membayar dosa semua umat manusia. Yesus melunasi dosa baik yang di dekat kaki-Nya, yang meludahi-Nya bahkan yang tidak mengenal-Nya. Di dalam penderitaan, kemuliaan TUHAN indah karena Ia dapat MENARIK kita kembali kepada-Nya. Kemuliaan Tuhan tidak berhenti di penderitaan Kristus, tetapi KEBANGKITAN KRISTUS. TUHAN belum berhenti bekerja. Penderitaan dan tekanan yang sedang kita hadapi merupakan sebuah proses pemurnian iman kita. Yesus tidak hanya MENARIK kita untuk memikul salib, tetapi juga MENJANJIKAN KEMENANGAN di dalam iman kepada-Nya.

Kemuliaan Tuhan dinyatakan secara bertahap dalam perjalanan kehidupan kita. Dunia yang tidak mengindahkan undangan Tuhan sering gagal memaknai kemuliaan Tuhan. Bagi orang yang tidak percaya, kemuliaan Tuhan menjadi batu sandungan. Tetapi bagi kita yang percaya, kemuliaan Tuhan itu indah dan mulia.

Yesus sendiri ditolak oleh orang sebangsanya. Yesus ditolak oleh ciptaan-Nya. Tidak ada yang lebih mengerti pergumulan dan tekanan selain Yesus. Karena iman, mungkin saudara mengalami tekanan dan konflik dalam keluarga, perdebatan dengan teman atau sesama. Mempertahankan iman bukanlah hal yang mudah.

Yohanes 16:33
Semuanya itu Kukatakan kepadamu, supaya kamu beroleh damai sejahtera dalam Aku. Dalam dunia kamu menderita penganiayaan, tetapi kuatkanlah hatimu, Aku telah mengalahkan dunia

Penderitaan dan tekanan yang sedang kita hadapi merupakan sebuah proses pemurnian iman kita. Yesus tidak hanya MENARIK kita untuk memikul salib, tetapi juga MENJANJIKAN KEMENANGAN, karena Kristus telah mengalahkan dunia.

Datanglah ke hadirat Tuhan, di mana imanmu berada. Tinggallah di dalam hadirat TUHAN untuk  menyaksikan kemuliaan-Nya.

Maukah saudara mengindahkan setiap undangan Yesus Kristus?


Wennie Dong