Search

Doa Makanan Bagi Jiwa

Mazmur 42

Pernahkah saudara merasa ingin makan meskipun tidak lapar? Ataupun terus memikirkan snack ketika sedang banyak waktu luang? Dan ketika perut kita sudah terlalu kenyang, maka hal selanjutnya yang dicari adalah kegiatan termasuk tidur. Jika hal ini terjadi sesekali saja, mungkin memang tubuh kita sedang lelah. Namun bagaimana jika gaya hidup seperti ini sering terjadi? Mungkin kita tidak sedang lapar akan makanan ataupun lelah, tetapi ada rasa ketidakpuasan (selalu merasa kurang sesuatu) dalam hidup kita dan akhirnya mendorong kita terus mencari sesuatu untuk memberi kepuasan.

Tuhan menciptakan manusia dengan rasa lapar dan haus akan Dia. Rasa lapar dan haus secara fisik dapat dipuaskan dengan makanan dan minuman, namun rasa lapar dan haus akan Tuhan hanya dapat dipenuhi oleh Tuhan. Tuhan memang demikian design manusia agar manusia hanya mendapat kepuasan yang hanya dapat terpenuhi oleh Tuhan sendiri. Daud dalam mazmurnya, “Seperti rusa yang merindukan sungai yang berair, demikianlah jiwaku merindukan Engkau, Ya Allah” (Mzm 42:2).

Sayangnya, seringkali manusia tidak menyadari akan kebutuhan jiwa tersebut sehingga berulang kali mengisi kekosongan hidup dengan kegiatan. Kegiatan seperti makan/minum, scrolling media sosial maupun pekerjaan. Kegiatan tersebut mungkin memberi rasa puas sementara, namun tidak dapat bertahan lama. Seperti halnya ketika kita sangat lapar dan mengkonsumsi makanan dengan kandungan gula yang tinggi, lonjakan gula darah memberikan rasa puas/kenyang, tetapi kemudian dalam jangka pendek gula darah yang turun tajam menyebabkan kelesuan dan kelaparan.  Pakar kesehatan pun memandang lonjakan gula seperti ini sangat merusak tubuh kita. Saudara, tidak ada suatu apapun di dunia ini yang dapat mengisi tempat milik Tuhan di dalam jiwa kita.

Doa puasa adalah sebuah disiplin memberi makan kepada jiwa kita. Kita tidak sembarangan memberi makan karena jiwa hanya merindukan Tuhan. Jiwaku haus akan Allah, akan Allah yang hidup, Bilakah aku boleh datang melihat wajah Allah? (Mzm 42:3). Sehingga makanan yang tepat pada saat doa puasa adalah mencari wajah Allah dan mendengarkan-Nya. Jiwa kita rindu terhubung dengan Allah untuk mendapat kepuasan. Mengapa kita berhenti makan saat doa puasa? Agar kita tidak keliru akan rasa puas yang kita rasakan. Kita juga berhenti memuaskan keinginan kita dari hal-hal dunia yang merusak jiwa.

Doa puasa adalah disiplin yang dilakukan secara sengaja (intentional). Jika saudara lupa makan atau tidur kesiangan, jangan menganggap hal tersebut sebagai puasa. Karena dia puasa bukan tentang skip makan, tetapi tentang terhubung kepada Tuhan. Ketika saudara merencanakan doa puasa, saudara perlu mempersiapkan beberapa hal dibawah ini:
1. Tentukan tujuan doa puasa
Puasa dapat dilakukan karena saudara mau berdoa untuk suatu hal yang penting atau saudara lagi perlu membuat sebuah keputusan penting dalam hidup. Saudara juga dapat merencanakan doa puasa untuk melatih disiplin spiritual dengan tujuan menyangkal diri dan mendekatkan diri kepada Tuhan.

2. Fokus pada hubungan personal saudara dengan Tuhan
Saudara tidak berpuasa hanya karena program gereja. Gereja memang mengadakan doa puasa bersama untuk mengajar jemaat pentingnya latihan spiritual ini. Doa puasa akan menjadi sia-sia jika saudara hanya menahan lapar tanpa terhubung kepada Tuhan. Yesus mengingatkan kita bahwa Bapa yang ada di tempat tersembunyi melihat yang tersembunyi, yaitu hati kita (Mat 6:18).

3. Berdoa
Karena doa puasa bertujuan agar kita terhubung kepada Tuhan, maka berdoalah. Carilah Bapamu yang ada di tempat tersembunyi dalam doa (Mat 6:6). Ingat bahwa berdoa adalah komunikasi dua arah. Mendengarkan pengajaran Roh Kudus sangat krusial dalam doa puasa.

Jika saudara merasa lapar ketika dalam menjalankan puasa, saudara dapat mengingat kembali tujuan saudara berpuasa. Rasa lapar secara fisik juga dapat mengingatkan kita tentang bagaimana jiwa kita yang selama ini sedang kelaparan. Apakah kita akan terus membiarkan jiwa kita lapar dan haus? Mengapa engkau tertekan, hai jiwaku, dan gelisah dalam diriku? (Mzm 42:6).

Doa puasa jika dilakukan dengan benar akan menuntun kita merendahkan diri dan belajar mengandalkan Tuhan. Kita belajar memusatkan diri kepada makanan bagi jiwa kita dalam waktu yang dilalui bersama Tuhan. Dalam waktu tersebut, keberadaan Tuhan menenangkan jiwa yang gelisah. Firman-Nya dan pengajaran-Nya mencelikkan mata hati kita. Roh Tuhan akan mengisi kekosongan dalam jiwa kita yang tertekan. Tuhan sendiri akan memuaskan kerinduan jiwa yang ditanamkan-Nya dalam diri kita.

Charles Stanley mengatakan, When we hunger for God, we can be satisfied with Him and at the same time, not be satisfied with enough of Him (Ketika kita lapar akan Tuhan, kita bisa merasa kepuasan oleh-Nya dan pada waktu yang sama juga, kepuasan akan Dia tidak akan pernah cukup bagi kita). Artinya disatu sisi, jiwa kita hanya akan dipuaskan oleh Tuhan dan disisi lain jiwa kita tidak akan merasa cukup akan Tuhan karena jiwa kita rindu lebih dan lebih lagi akan Dia. Rasa lapar yang tak pernah terpuaskan akan Tuhan membuat kita ingin mengenal-Nya lebih dalam dan lebih intim lagi. Kondisi spiritual yang dipuaskan oleh Tuhan memberi kita sukacita yang mendalam, yang tidak tergantikan oleh rasa puas sementara oleh media sosial ataupun makanan mewah sekalipun. Mengapa engkau tertekan, hai jiwaku, dan mengapa engkau gelisah di dalam diriku? Berharaplah kepada Allah! Sebab aku akan bersyukur lagi kepada-Nya, penolongku dan Allahku (Mzm 42:12).


Ps Wennie Dong