Search

Doa Apa yang dimaksud dengan berelasi dengan TUHAN?

Kita sering berbicara tentang berelasi dengan TUHAN. Namun apa yang dimaksud dengan “berelasi dengan TUHAN”? Kita juga sering berbicara tentang TUHAN sangat mengasihi kita. Namun apa yang dimaksud dengan “TUHAN sangat mengasihi kita”?

Kita tidak dapat mengatakan, “Allah sangat mengasihi kita… TITIK.” Allah sangat mengasihi kita kemudian kita menunda berelasi dengan Dia. Atau Allah sangat mengasihi kita, kemudian kita tidak melakukan apa-apa. No, no, no, no, no. Allah adalah kasih, artinya Allah mencintai relasi. Allah adalah kasih berarti Allah suka berelasi dengan kita. Allah menikmati relasi dengan kita. Allah adalah kasih, Dia ingin kita mengasihi Dia.

Karena Allah mengasihi kita, Dia ingin kita mendengarkan Dia. TUHAN tidak akan ngobrol (chit-chat) dengan kita, tetapi Dia pasti akan berbicara kepada kita. Sebab Dia ingin mengajar, menegur, memperbaiki hati kita dan membimbing kita. Yesus memperingatkan berulangkali akan bahaya memiliki mata, tetapi tidak dapat melihat, memiliki telinga, tetapi tidak dapat mendengar, atau mendengarkan tetapi tidak dapat mengerti. Mengapa kita tidak dapat melihat dan mendengar? Well, hal tersebut terjadi karena kita terlalu kaya. Kita terlalu kaya dengan diri kita, pengertian kita, pemikiran kita, keinginan kita. Kita tidak miskin di hadapan Allah. Kita tidak miskin menurut Allah. Untuk berelasi dengan Allah, kita perlu menjadi miskin di hadapan Allah.

Kita belum berelasi dengan TUHAN jika kita belum mendengarkan Dia. Yesus mengatakan, “Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku.” (Yoh. 10:27). Yesus juga mengatakan, “Setiap orang yang berasal dari kebenaran mendengarkan suara-Ku.” (Yoh. 18:37). Namun kita tidak akan dapat mendengarkan TUHAN jika kita tidak mengenal Dia dengan benar. Saudara, apa yang Setan lakukan di Taman Eden agar Adam dan Hawa tidak mendengarkan TUHAN? Setan mendistorsi pengenalan mereka tentang TUHAN. Apabila kita tidak mengenal TUHAN dengan benar, kita tidak dapat mengenali suara-Nya juga. Sebab ketika TUHAN berbicara, hati kita akan menolak karena kita tidak benar-benar percaya pada-Nya. Kita memilih lebih mempercayai pemikiran kita daripada pemikiran TUHAN. Kita memilih mengikuti jalan sendiri daripada mengikuti jalan TUHAN.

Kasih Allah mengundang kita untuk berelasi dengan Dia. Kasih Allah mengundang kita untuk mendengarkan Dia. Karena Dia mengasihi kita, Dia ingin membimbing kita. Dia ingin mengajar kita untuk semakin mengenal Dia. Dia ingin mengajar kita untuk semakin mengasihi Dia. Oleh sebab itu, Allah mengutus Roh-Nya untuk diam di dalam batin kita (Yehezkiel 11:19).

Roh Kudus berbicara kepada kita, memperkenalkan Kristus. Kristus adalah gambar Allah yang tidak kelihatan, yakni Sang Bapa. Allah berbicara kepada kita, menginsafkan kita. Allah berbicara kepada kita, mengajar kebenaran-Nya kepada kita. Allah berbicara kepada kita, membimbing kita ke dalam ketenteraman-Nya.

Namun mendengarkan TUHAN tidaklah mudah. Kita harus terus menyangkal diri - menyangkal ego kita. Kita harus mengikuti Dia setiap hari, artinya kita butuh memelihara disiplin rohani. Dibutuhkan disiplin rohani bertahun-tahun untuk memperbaiki hati kita agar kita benar-benar miskin di hadapan-Nya. Dibutuhkan waktu bertahun-tahun untuk memperbaiki hati agar hati kita suci di hadapan-Nya. Dalam proses tersebut, kita akan mengalami ups and downs (naik turun). Kita akan mengalami hati yang beriak-riak (tidak tenang) atau hati yang diombang-ambingkan angin kuat sehingga kita tidak dapat berdiam diri di hadirat-Nya. Kita akan mengalami kegelisahan dan kecemasan sehingga hati kita menjadi sangat berisik. Jika hal tersebut terjadi, janganlah panik, tetapi menangislah di hadirat-Nya, berserulah kepada-Nya. Mungkin membutuhkan waktu berhari-hari bahkan berminggu-minggu hingga hati kita dapat teduh kembali. Setelah itu, kita akan kembali dapat mendengarkan Dia. Kiranya TUHAN menolong kita!

Ps. Lan Yong Xing