Artikel Saya Cantik! Saya Tidak Cantik!
Yesaya 3:16-24
Apabila Anda adalah seorang perempuan, apa yang Anda sukai? Benda yang menurut Anda membuat seorang perempuan kelihatan lebih cantik, apakah itu kalung, jam tangan, gelang kaki, perfume, pakaian pesta, make up? Perempuan seperti apa yang Anda kagumi? Elegan, cantik, sopan, bijaksana? Perempuan seperti apa yang dapat menjadi pemimpin?
Mengapa manusia ingin terlihat cantik?
Keinginan untuk terlihat cantik berasal dari dua aspek. Pertama, karena manusia diciptakan menurut gambar Allah, artinya kesempurnaan gambar Allah ada pada diri manusia. Terlebih lagi, Allah telah menempatkan kekekalan di dalam hati manusia. Tidak mengherankan apabila manusia memiliki konsep keindahan, kecantikan, kesempurnaan dan kekekalan di dalam hatinya. Kedua, manusia ingin dikagumi. Hasrat untuk dikagumi ini membuat manusia ingin terlihat tidak hanya cantik, tetapi ingin terlihat lebih cantik daripada orang lain.
Apabila Anda adalah seorang pemimpin yang sangat cantik, apakah jauh lebih mudah bagi Anda untuk menjadi congkak?
"Perempuan-perempuan Sion telah MENJADI CONGKAK dan berjalan dengan leher yang ditegak-tegakkan sambil bermain mata, mereka berjalan dengan langkah yang dibuat-buat dan bunyi gemerincing pada gelang-gelang kakinya. Oleh sebab itu, Tuhan akan membuat kepala perempuan Sion PENUH KUDIS dan TUHAN akan MENYINGKAP AURAT mereka. Pada hari itu, Tuhan akan MENYINGKIRKAN SEGALA PERHIASAN mereka" (Yes. 3:16-18a).
Tuhan mengubah perempuan yang cantik menjadi cantik karena kecongkakan kita. Apakah kita mensyukuri segala pemberian Tuhan? Apakah kita menjadi congkak dalam menggunakan maupun menikmati pemberian Tuhan? Apakah kita menjadi congkak karena kita cantik, pintar, memiliki kalung, dompet, dan dress yang bagus?
Bagaimana kepemimpinan bisa jatuh ke tangan perempuan? "Perempuan-perempuan memerintah atas mereka" (Yes. 3:12). Hal ini karena Tuhan menyingkirkan persediaan makanan dan pemimpin (Yes. 3:1-5). Para pemimpin telah memberontak terhadap Tuhan (Yes. 1:23). Setelah para pemimpin ini disingkirkan Tuhan, kepemimpinan jatuh ke tangan kaum muda. Para pemimpin muda ni memerintah dengan sewenang-wenang (Yes. 3:4). Kondisi menjadi makin buruk, orang-orang saling menindas, orang muda mencerca dan menghina orang tua dan orang mulia. Artinya, kondisi sosial memburuk. Sudah tidak ada sopan santun maupun damai sejahtera di tengah mereka.
Krisis kepemimpinan memburuk! Orang-orang mencari pemimpin dengan cara asal "merampas" dengan berkata, "Engkau masih punya jubah, jadilah pemimpin kami." (Yes. 3:6). Kemudian mereka akan menjawab, "Aku tidak mau menjadi tabib; di rumahku tidak ada makanan atau pun jubah; jangan angkat aku menjadi pemimpin bangsa" (Yes. 3:7). Kata "tabib" juga dapat diterjemahkan dengan kata "penyembuh, pemulih, pemimpin, pemerintah." Sebuah keluarga mengalami krisis apabila seseorang menikah demi mengandalkan hidupnya pada orang yang ia nikahi. Sebuah keluarga mengalami krisis apabila tidak ada yang mau memimpin. Sebuah gereja yang mengalami krisis kepemimpinan pasti mengalami krisis spiritual. Sebab, kepemimpinan berasal dari Roh Kudus.
Kondisi makin memburuk di mana orang-orang "menantang kemuliaan hadirat-Nya" (Yes. 3:8). Perkataan dan perbuatan mereka melawan Tuhan. Bagaimana kita bersikap dalam menghadap kemuliaan hadirat-Nya? Apakah kita menantang kemuliaan hadirat Tuhan dalam sikap ibadah kita maupun dalam kehidupan kita seolah-olah kehadiran Tuhan dalam kehidupan kita tidak berarti?
- Tuhan menyingkirkan andalan mereka (Yes. 3:1-5)
- Sehingga mereka mengalami krisis kepemimpinan (Yes. 3:6-7)
- Sebab, mereka menantang Kemuliaan Hadirat-Nya (Yes. 3:8-15)
- Perempuan-perempuan yang memimpin dengan congkak dilawan Tuhan (Yes. 3:16-26)
Ketika Tuhan mendidik seseorang, Tuhan terlebih dulu menyingkirkan rasa amannya (pegangannya). Sehingga, dirinya berada dalam kondisi krisis. Ketika seseorang sudah berada dalam keadaan krisis, bagaimana ia berespon, apakah ia akan hidup berdasarkan iman atau tidak?
Kita sudah sering mendengarkan tentang kehadiran Tuhan (immanuel). Bahkan tubuh kita disebut sebagai Rumah Tuhan. Pertanyaannya, adalah apakah kita menghormati kehadiran Tuhan dalam kehidupan kita? Apakah perkataan dan perbuatannya menyenangkan hati Tuhan atau melawan Tuhan? Pernahkah kita berkata, "Untuk apa beribadah, ibadah itu menyusahkan!" Atau kita mengatakan, "Untuk apa belajar berdoa, belajar firman Tuhan, toh kehidupan kami juga baik-baik saja."
Mereka mendatangkan malapetaka atas dirinya sendiri (Yes. 3:9b)
Sebenarnya, tanpa Tuhan berbuat sesuatu, kita pun akan mengalami malapetaka yang didatangkan diri sendiri akibat perkataan dan perbuatan kita. Kita mengetahui bahwa Lot mendatangkan malapetaka atas dirinya sendiri ketika dia memilih tempat usaha yang baik. Begitu juga dengan Yakub saat ia memilih Sikhem. Apabila Tuhan tidak berkenan pada kita, uang yang kita hasilkan bisa memiliki sayap dan terbang menjauhi kita (Amsal 23:5). Apabila kita sering tidak dapat menikmati hasil pekerjaan kita, penting bagi kita untuk menguji diri di hadirat-Nya.
Tuhan ingin kita menjadi pemimpin yang benar di mata Tuhan, yang didapati-Nya benar dalam perkataan dan perbuatan. Tuhan berfirman, "Katakanlah kepada orang benar, SUNGGUH BAIK KEADAAN MEREKA KELAK, sebab mereka akan memakan hasil pekerjaannya" (Yes. 3:10). Pemimpin yang benar, kelak akan menikmati hasil pekerjaannya.
Sebagai perempuan, apakah kita (Saudara) bangga karena dapat mencari uang lebih banyak daripada suami Anda? Apakah karena demikian kita merasa lebih tinggi, lebih mampu dan bahkan mengambil keputusan dan mengatur rumah tangga sebagai kepala keluarga? Sebagai perempuan yang memiliki penghasilan lebih besar daripada suami, kita mungkin berpikir bahwa kita berwenang mengambil setiap keputusan bagi keluarga. Sungguhkah demikian? Suami tetap adalah imam keluarga. Hal tersebut tidak berubah sekalipun suami tidak berpenghasilan sama sekali. Istri menghormati suami sebagai imam keluarga dan suami mengasihi istri seperti Kristus mengasihi jemaat-Nya. Prinsip ini tidak berubah. Tuhan akan menghakimi istri apabila ia menolak menghormati suaminya dan juga menghakimi suami apabila dia tidak melaksanakan tugasnya sebagai kepala keluarga. Seandainya pada hari ini, Tuhan menghakimi keluarga Saudara, kira-kira siapa yang akan dihakimi dengan paling keras?
OSTM, 26 Maret 2025
Ps. Lan Yong Xing