Artikel Pilihan Sendiri Lebih Baik
Bilangan 32
Apa yang kita lihat dan kita ingini memang sangat berpengaruh dalam pengambilan keputusan kita. Bani Ruben dan Bani Gad tertarik dengan tanah Yaezer dan tanah Gilead. Mereka bagaikan melihat makanan lezat, tas branded, atau mungkin tempat liburan yang menarik. Mereka bagaikan melihat kesempatan bisnis yang menakjubkan. Jika bukan memilih ini, apalagi yang lebih baik dari yang ini. Jika bukan sekarang, kapan lagi. Pokoknya mereka telah mengarahkan hati pada pilihan mereka. Tidak ada lagi orang yang dapat membujuk mereka dan memengaruhi mereka lagi. Padahal pilihan mereka bukan bagian dari tanah yang dijanjikan Tuhan.
Apabila Anda adalah Musa akankah Anda berikan kepada mereka? Well, jika mereka sudah menetapkan pilihan mereka, tidak banyak yang dapat Anda lakukan selain memberikannya. Pilihan bani Ruben dan bani Gad tidak didasari penglihatan rohani, tetapi penglihatan duniawi. Mereka lebih mengutamakan apa yang mereka ingini daripada apa yang Tuhan hendak berikan kepada mereka. Saya tidak tahu mengapa bisa demikian. Apakah karena Yakub pernah mengutuki Ruben menyampaikan bahwa ia tidak akan berhasil? (Kej. 49:3-4).
Memang mereka tidak langsung mengalami konsekuensi dari pilihan mereka. Di kemudian hari, keturunan mereka menjadi orang-orang yang pertama kali diangkut ke dalam pembuangan (2 Raj. 15:29). Bagian firman Tuhan ini mengingatkan kita bahwa kita mungkin tidak langsung mengalami kesusahan akibat pilihan kita dalam kebodohan. Namun, cepat atau lambat kita akan menderita akibatnya. Misalnya, seseorang memilih menikahi seorang laki-laki pemalas. Di awal, hal tersebut tidak akan kelihatan. Karena cinta bisa membuat orang kehilangan kemampuan untuk melihat dengan jelas. Namun, di di kemudian hari, ia dan anak-anaknya akan menderita konsekuensi dari pilihannya. Sebenarnya, Tuhan sudah memperlihatkan, tetapi sering kali manusia menolak melihatnya.
Singkat kata, tidak setiap bagian dalam kehidupan kita merupakan kehendak Allah. Jika kita memperhatikan teladan yang Yesus berikan bagi kita adalah Dia senantiasa berfokus pada kehendak Bapa. Berdoa bukan hanya tentang meminta keinginan kita, tetapi menyelaraskan kehendak Bapa dengan kemauan kita.
Saya percaya ada anugerah Tuhan dalam pilihan bani Ruben dan bani Gad. Namun, bagian firman Tuhan ini mengingatkan setiap kita akan pilihan kehidupan kita, apakah berdasarkan apa yang kita pandang baik atau berdasarkan inspirasi Roh Kudus. Apakah kita memilih berdasarkan apa yang kita pandang baik untuk kepentingan kita atau sepenuh hati mau melakukan kehendak Bapa?
Ps. Lan Yong Xing