Search

Artikel Mengurus Barang-Barang Kudus

Imamat 19:2; Bilangan 4; 2 Raja-Raja 18:4

Pernahkah saudara mengajar anak-anakmu untuk menjaga dan merawat Alkitab dengan baik? Alkitab zaman modern mungkin dapat diperoleh dengan harga yang terjangkau, tetapi tidak berarti dapat diperlakukan seperti buku murahan. Alkitab adalah firman Tuhan yang berharga.

Tuhan tidak hanya memberikan desain Kemah Suci, tetapi juga memberikan memilih siapa dan bagaimana mengurus barang-barang yang mahakudus dan kudus (Bilangan 4). Menjaga kekudusan Kemah Suci dan menangani barang-barang kudus dengan hormat adalah sikap hati yang memiliki penghormatan mendalam kepada TUHAN (reverence towards God). Hendaklah kamu kudus, sebab Aku, TUHAN, Allahmu, kudus (Im. 19:2). Karena kita mengenal kekudusan Allah, kita dengan kesadaran penuh mengurus rumah-Nya dalam kekudusan. Setiap barang-barang kudus berfungsi sebagai pengingat nyata akan kekudusan dan kehadiran-Nya serta mengajar kita bagaimana berelasi dengan-Nya.

Perlu diperhatikan, barang-barang kudus bukanlah objek yang kita sembah. Kita tidak menyembah salib kayu/besi, roti dan anggur, maupun Alkitab. Bilangan 21:8-9 mencatat TUHAN memerintah Musa untuk membuat ular tembaga dan menaruhnya pada tiang. Supaya dengan memandang pada ular itu, setiap orang yang dipagut ular dapat tetap hidup. Yang menyembuhkan mereka bukan ular, melainkan ketundukan mereka dan iman kepada perintah Tuhan. Setelah kejadian ini, bangsa Israel masih menyimpan tiang tersebut. Barang kudus ini dijadikan berhala dan diberi nama Nehustan, yang bangsa Israel sembah dengan membakar dupa (2 Raj. 18:4). Waspadalah terhadap penyimpangan hati yang memberhalakan barang kudus.

Sebagai umat yang dikuduskan, firman Tuhan mengajar kita untuk memiliki sikap hati yang benar dalam mengurus barang-barang kudus. Kira merawat dan memelihara barang-barang kudus karena kita mengasihi Tuhan. Ajarilah anak-anak kita sejak dini agar mereka pun mengasihi Tuhan dan menghormati kekudusan-Nya.

Wennie Dong