Search

Artikel Kebahagiaan dan Kedukaan

Lukas 6:20-26

Bagaimana Anda lihat orang lain bahagia atau tidak? Apa yang Anda lihat? Tas, jam tangan, sepatu, pakaian, rambut, gigi, senyuman dan tawa?

Pengajaran Yesus tentang kebahagiaan atau yang lebih kita kenal dengan Ucapan Bahagia dapat kita temukan di Matius dan Lukas. Khotbah Yesus yang dicatat Matius merupakan khotbah di bukit yang disampaikan kepada orang-orang Yahudi. Sedangkan khotbah Yesus yang dicatat Lukas merupakan khotbah di tempat yang datar yang disampaikan kepada orang-orang non Yahudi. Ucapan bahagia yang disampaikan Yesus diikuti dengan PERINGATAN "celakalah". Pengajaran Yesus di sini mengingatkan kita tentang berkat dan kutuk yang terdapat di Ulangan 28.

Dalam tulisan singkat ini, saya tidak dapat membahas setiap ucapan Yesus. Saya mengundang Saudara untuk merenungkan bahwa Tuhan membalikkan konsep kebahagiaan. Yesus mengatakan justru orang yang berbahagia adalah orang yang miskin, lapar, menangis, dibenci, dikucilkan dan ditolak. Kemudian Yesus menghubungkan bagian ini dengan upah di Surga dan apa yang dilakukan orang-orang terhadap para nabi (ayat 23). Jika kita renungkan kehidupan nabi Yeremia, memang dia sangat kasihan. Orang-orang yang membencinya membuat dia menjadi miskin, lapar, menangis, dibenci, dikucilkan dan ditolak. Padahal dia hanya menyampaikan firman Tuhan.

Yesus mengatakan celakalah orang yang kaya, kenyang, tertawa dan dipuji. Jika kita pikir-pikir, bukankah ini yang dicari setiap orang? Apakah manusia sesungguhnya mencari kehidupan celaka? Jika membaca bagian ini, orang-orang yang hidupnya tidak kekurangan, juga tidak menangis dan dipuji karena pekerjaannya akan merasa bersalah. Padahal mereka tidak mencari pujian, mereka juga tidak mencari kekayaan, mereka hanya bekerja dengan tekun dan tanggung jawab. Entah mengapa kekayaan datang mencari mereka. Mungkin uang jatuh cinta pada mereka.

Di ayat 26, Yesus kembali menghubungkan bagian ini dengan nabi-nabi, tetapi kali ini nabi-nabi palsu. Penekanan yang Yesus berikan sudah menunjukkan kepada kita apa yang Dia ingin ajarkan. Apakah kita mau memilih hidup seperti nabi-nabi Tuhan atau seperti nabi-nabi palsu. Seorang pengusaha, karyawan, chef dan masih banyak lagi tetap bisa hidup seperti nabi Tuhan.

Saudara yang miskin, lapar, menangis, dibenci, dikucilkan dan ditolak karena kesulitan perekonomian, bekerja hanya untuk menyicil biaya pendidikan dan rumah, menangis karena tidak sanggup membiayai kehidupan, lapar dan menangis karena merindukan Kerajaan Allah, dibenci, dikucilkan dan ditolak karena Kristus. Tuhan menjanjikan kebahagiaan yang sesungguhnya. Sebaliknya, orang-orang yang menikmati kekayaan, kenyang, tertawa dan dipuji-puji karena kebesarannya, yang hatinya bersukaria karena kesuksesannya dan melupakan bahwa Tuhanlah yang menyediakan segala sesuatu akan berduka karena Tuhan itu adil.

Topik ini masih bisa didalami, tetapi mohon maaf saya telah terlalu banyak berkata-kata. Sekian dulu! Bye Bye.
Ps. Lan Yong Xing