Artikel Akankah Anda Berhenti Menjadi Pengkhotbah?
Maleakhi 2:1-9
Sebagai pengkhotbah, apabila Anda berbicara kepada Tuhan dan mendengarkan perkataan-Nya, akankah Anda tetap setia berkhotbah atau mengundurkan diri? Perkataan Tuhan bisa sangat tajam. Dalam Maleakhi 2:1, Tuhan berkata, "Sekarang, untukmulah perintah ini hai para imam!" Jangan terlalu cepat berespon dengan berpikir, "Saya bukan imam. Semua orang juga adalah imam." Jangan ngeles dan jangan lepas dari tanggung jawab. Pengkhotbah memang pintar ngeles.
Tuhan menegaskan bahwa jika pengkhotbah tidak mau mendengarkan Dia, hal ini sama dengan tidak menghormati nama-Nya (Mal. 2:2). Tuhan menggunakan kata-kata yang sangat menusuk seperti mengubah berkat menjadi kutuk dan menebarkan kotoran ke wajah pengkhotbah apabila ia menolak mendengarkan Dia. Sebagai pengkhotbah, jika kita mendengarkan perkataan Tuhan seperti ini, apa respon kita? Mengundurkan diri? Menganggap Tuhan sedang omong kosong kepada orang lain? Atau menganggap itu Perjanjian Lama, sudah tidak berlaku lagi karena sudah tidak ada sistem imamat? Apakah Tuhan sedang berbicara soal menyembelih kurban? Apakah Tuhan sedang berbicara tentang kesalahan dalam menjalani ritual ibadah? Apa yang Tuhan katakan?
Tuhan berfirman, "Perjanjian-Ku dengan Lewi tetap berlaku, firman TUHAN Semesta Alam. Perjanjian-Ku dengan dia yakni kehidupan dan damai sejahtera Kuberikan kepadanya, juga rasa takut supaya ia takut kepada-Ku dan gentar terhadap nama-Ku. Pengajaran yang benar ada dalam mulutnya dan yang salah tidak terdapat pada bibirnya. Dalam damai sejahtera dan kejujuran ia berjalan bersama Aku dan banyak yang dibuatnya berbalik dari kesalahan. Sebab, bibir seorang imam memelihara pengetahuan dan orang mencari pengajaran dari mulutnya, karena dialah utusan TUHAN Semesta Alam." (Mal. 2:5-7).
Dari perkataan Tuhan, kita dapat melihat ekspektasi-Nya terhadap pengajaran seorang pengkhotbah. Perjanjian kehidupan dan damai sejahtera dihidupi dalam takut dan gentar akan nama Tuhan. Sungguh-sungguh mengajarkan firman Tuhan, yakni kebenaran-Nya. Mengajar dalam damai sejahtera dan kejujuran sehingga membuat orang banyak berbalik dari kesalahan. Pengajaran yang tidak membuat orang berbalik dari kesalahan bukanlah damai sejahtera yang sesungguhnya, juga bukan kejujuran yang dimaksud Tuhan. Pengkhotbah yang memelihara firman Tuhan membuat orang mencari pengajaran dari mulut-Nya. Sebab dia merupakan utusan Tuhan, penyertaan Tuhan ada padanya.
Ps. Lan Yong Xing